Judul: Beny si Beruang dari Kutub Utara

Penulis: Watiek Ideo

Ilustrator: Paula Amelia

Batasan usia: Cocok untuk usia 3 tahun

Penerbit: Bhuana Ilmu Populer

Tahun terbit: 2012

Tebal: 32 halaman paperback






Buku ini berisi 32 halaman kertas full color. Bentuk fisik buku agak tipis dan format paperback yang membuat buku ini sangat ringan. Sejak halaman sampul, pembaca akan disuguhkan ilustrasi cat air dari kedua tokoh utama dalam seri petualangan Tom dan Beth.
 


Cerita Beny Si Beruang dari Kutub Utara dibuat dalam versi dua bahasa, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Hal ini membuat cerita cukup menarik untuk dibacakan oleh orang tua. Saya membacakan Kristal cerita bahasa Inggrisnya dan reaksi anak itu hanya diam lalu bengong, heheh. Mungkin karena tidak mengerti jadi begong namun saat dibacakan bahasa Indonesianya, dia mendengarkan dengan penuh perhatian sambil melihat ilustrasi cerita.
  

Ilustrasi cat air


Ilustrasi dalam format cat air ini sebenarnya sangat menarik dan cukup realis. Saya sendiri baru menemui buku anak dengan format seperti ini. Namun, entah dari format cat airnya atau komposisi warna yang cenderung gelap membuat ilustrasi terkesan suram dan kurang ceria bagi anak. 

 


Tokoh Tom dan Beth diceritakan sedang berpetualang ke kutub utara. Lalu, mereka kedinginan dan bertemu Beny Beruang. Beny Beruang menawarkan untuk menghangatkan diri di rumah iglo-nya. Konflik terlihat saat Beny Beruang menceritakan masalah jumlah ikan yang menipis serta salju yang meleleh sehingga membuat beruang kutub kesulitan mencari tempat tinggal.




Cerita Beny Beruang dapat memfasilitasi anak belajar mengenai alam berupa kutub utara serta permasalahan lingkungan di sana. Sehingga dengan membaca buku ini anak tidak hanya terhibur tetapi juga bertambah pengetahuannya. 

Cara menyajikan teks sudah sangat bagus, teks tiap halaman tidak terlalu panjang. Hal ini merupakan kelebihan buku, yaitu membuat anak mudah memahami tiap bagian ilustrasinya dengan teks singkat. 

Menurut saya, level kognisi anak usia pra sekolah-lah yang cocok membaca dan dapat memahami pesan dari cerita Beny. Jika anak yang membaca berusia kurang dari itu maka hanya menjadi cerita saja sebab level kognisi yang masih rendah.



Melalui buku anak belajar mengenal dunia sekitar. Kecintaan terhadap pengetahuan dimulai di rumah. Buku cerita Beny Beruang telah berhasil mengenalkan kutub utara tanpa harus pergi ke kutub utara.

Saya berikan rate tiga bintang dari lima bintang. 
 

Apa yang terbayang ketika kamu melihat diri kamu menjadi seorang ibu? 

Pada saat itu yang terpikirkan oleh saya adalah gravitasi. Benar, setelah menjadi ibu seorang wanita yang dahulunya bukan apa-apa dan siapa-siapa menjadi pusat gravitasi bagi anak yang dilahirkannya. Sebagaimana matahari sebagai pusat tata surya.





Sebuah amanah yang tidak ringan tapi pastinya akan membuat kehidupan menjadi lebih bermakna. 
Tidak terbayang bahwa saya yang dahulunya seorang yang agak asal-asalan, berantakan dan kurang teliti menjadi berubah setelah punya anak. Benar, pada akhirnya mengemban tanggung jawab menjadi ibu membawa saya menjadi pribadi yang lebih baik. 


Dulu saya suka asal, sekarang saya sadar ada manusia kecil si peniru dan dia hanya akan meniru hal baik dari saya.


Dulu saya berantakan, sekarang saya lebih rapi dan bersih karena ingin anak saya sehat.




Sejak lama saya memiliki ide untuk menjadikan ampas kelapa parut mainan buat Kristal. Cari ide di pinterest dan yuhuuu ketemu deh ide ini, shredded coconut rainbow. Sebenarnya dari ibu pembuat mainan ini di Amerika Serikat sana, kelapa parut termasuk barang dengan harga cukup mahal. Iya sih, kalau kelapa kan buah tropis di sana ya gak ada kecuali diimpor. Alhamdulillah, kita tinggal di bumi tropis Indonesia jadi harganya murah dan banyak ditemui. Haha, saya bersyukur banget deh ah.

Assalamua'laykum warahmatullahi...
Alhamdulillah, pada hari Senin yang hampir injury time ini saya akan membuka seri Shiva Bertanya, Islam Menjawab. 

Pembahasan isu kali ini saya rasa cukup penting ya bagi Muslimah. Mengingat kadang ada kesalahpahaman dan salah tafsir dari isu penting ini. Nah, untuk menghapus pemikiran yang kurang tepat kita tanyakan langsung pada ahlinya Ustadzah Mardiana mengenai masa iddah perempuan.






Shiva Bertanya:

Dalam Islam ada aturan mengenai masa iddah. Bagaimanakah sebenarnya Islam mengatur hal ini? Apakah benar perempuan yang baru bercerai tidak boleh keluar rumah walau hanya berkunjung ke tetangga? Lalu, antara cerai mati dan cerai hidup adakah perbedaan?





Islam Menjawab:


Narasumber adalah Ustadzah Nurdiana




و عليكم  السلام  و  رحمة  الله  و  بركاته


Iddah (Arab: عدة;  bermakna "waktu menunggu") di dalam agama Islam adalah sebuah masa di mana seorang perempuan yang telah diceraikan oleh suaminya, baik diceraikan karena suaminya mati atau karena dicerai ketika suaminya hidup, untuk menunggu dan menahan diri dari menikahi laki-laki lain.

Wanita yang ditinggal mati suami dalam keadaan tidak hamil, masa ‘iddahnya adalah 4 bulan 10 hari, baik sesudah disetubuhi ataukah tidak. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,

Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan isteri-isteri (hendaklah para isteri itu) menangguhkan dirinya (ber’iddah) empat bulan sepuluh hari. Kemudian apabila telah habis ‘iddahnya, maka tiada dosa bagimu (para wali) membiarkan mereka berbuat terhadap diri mereka menurut yang patut. Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.” 
(QS. Al Baqarah: 234)

Wanita yang tidak memiliki masa haidh yaitu anak kecil yang belum datang bulan dan wanita yang monopause (berhenti dari haidh), maka masa ‘iddahnya adalah tiga bulan. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,
Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (monopause) di antara perempuan-perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya), maka masa iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak haid. Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya.” 
(QS. Ath Tholaq: 4).


5 Hal yang perlu diperhatikan selama masa iddah

Bagaimana menjalani masa iddah?

Seperti biasa ia boleh melakukan apa saja kecuali, beberapa hal yang dilarang.

Lalu, apa saja larangan bagi wanita yang sedang dalam masa iddah?


1. Larangan  khitbah (melamar) dan menikah pada wanita cerai hidup.



Dalilnya:

”Dan janganlah kamu ber’azam (bertetap hati) untuk berakad nikah, sebelum habis iddahnya.” (QS Al-Baqarah [2] : 235). 

Ibnu Katsir menjelaskan bahwa para ulama telah sepakat bahwa akad nikah tidak sah jika dilakukan dalam masa iddah. 
(Tafsir Ibnu Katsir, I/509).


2. Larangan khitbah secara terang-terangan (tashrih)namun boleh dengan sindiran (ta’ridh) untuk wanita yang cerai mati.

Hal ini tertuang dalam:
“Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu [yang ditinggal mati suaminya dalam masa iddahnya] dengan sindiran.” 
(QS Al-Baqarah [2] : 235)



3. Dilarang keluar rumah saat waktu iddah belum habis.

Sahabat yang baik, jika ada ayat larangan bagi wanita disaat iddah ini bukan tanpa sebab, hal ini karena untuk melindungi wanita yang tengah rapuh dari gangguan fitnah juga musibah atau sesuatu yang memberatkan ketika keluar rumah tanpa ada suami yang disampingnya.

Ayat ini sangat jelas tertuang dalam firman Allah SWT:
“Hai Nabi, apabila kamu menceraikan isteri-isterimu maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat iddahnya dan hitunglah waktu iddah itu serta bertakwalah kepada Allah Tuhanmu. Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka ke luar kecuali mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang…” (QS. At-Talak: 1)

Mengenai hal ini ulama sudah sepakat untuk tidak diperkenankan wanita keluar rumah, pada masa iddah. Namun, ulama Malikiyah dan Hanabillah berpendapat lain mereka boleh keluar rumah ketika benar-benar dalam keadaan darurat, uzur atau kepentingan, misalnya saat gempa bumi, musibah, ada rampok dan lain sebagainya.
Dua aliran ulama ini juga mengatakan jika wanita pada siang hari tak boleh keluar rumah, boleh pada malam hari saat ada darurat. Menurut penulis, darurat ini termasuk memenuhi kebutuhan sehari-hari jika tidak ada yang menafkahi mereka (wanita dan anak-anak), atau panggilan tugas (sebagai guru, sebagai pegawai atau dokter, perawat dan lain sebagainya).

Namun, hal ini sebaiknya dibicarakan terlebih dahulu tentang biaya kehidupan mereka saat  iddah, karena wanita tidak boleh keluar rumah, juga minta pengertian pada tempat kerja jika dalam Islam, masa iddah adalah penting untuk dipatuhi.
  

4. Larangan bagi wanita dalam masa iddah untuk menggunakan wangi-wangian atau sesuatu yang berbau wangi dan segala jenisnya, baik di badan.


Dalilnya sabda Nabi SAW,”Janganlah perempuan itu menyentuh wangi-wangian.” (wa laa tamassu thiiban). 
(HR Bukhari no 5342, Muslim no 938).

Tidak boleh berhias di badan misalnya mewarnai rambut atau anggota tubuh dengan inai (khidhab), menggunakan celak dan lain sebagainya. Kecuali semua perawatan itu memang diperlukan untuk pengobatan.

Dalilnya hadis Ummu Athiyah RA,”Kami tidak menggunakan celak, tidak menggunakan wewangian, tidak menggunakan baju yang dicelup…” (HR Bukhari no 5341; Muslim no 938).

Berhias dengan baju, maksudnya memakai baju yang bagus-bagus dan berwarna-warni dengan niatan berhias, hal ini dikatakan oleh Imam Syafi’I dan madzabnya. 
(menurut Imam Syaukani, nailul Authar, halaman 1378).


5. Tidak boleh menggunakan perhiasan dan sejenisnya seperti kalung gelang juga cincin.

Dalilnya hadis Ummu Salamah RA bahwa wanita yang berkabung dilarang menggunakan perhiasan (al hulli) (HR Ahmad, 6/302; Abu Dawud no 2304, Nasa`i, 6/203).

Semoga hal ini bisa membantu para wanita dalam masa iddah untuk melewatinya dengan baik, dikuatkan dan tabahkan hatinya, dan semoga Allah memberikan kehidupan yang lebih baik setelahnya.
Wallahu a'lam.




*Kembali Ke Shiva*

Alhamdulillah, jawaban dari Ustadzah sudah cukup jelas mengenai hal penting selama masa iddah. Sebenarnya, aturan dalam Islam ini lebih cenderung untuk melarang beberapa hal yang memang tidak dilakukan seorang perempuan dalam masa iddah, baik cerai mati maupun hidup.

Semua aturan sudah tertulis dalam Alquran dengan begitu jelas perkara perceraian dan masa iddah perempuan yang berbeda. Perempuan yang belum masuk masa menopause masa iddah-nya empat bulan sepuluh hari sedangkan perempuan yang sudah menopause selama tiga bulan. Betapa beruntungnya kita sebagai Muslim memiliki tata hukum sebaik ini.

Meskipun rumah tangga kita dalam kondisi baik, alhamdulillah namun belajar mengenai hukum dan aturan rumah tangga dalam Islam juga menjadi hal penting. Oleh karena itu, saya memiliki ide untuk membahas mengenai masa iddah. Memang sih semua yang nikah tidak ada yang mau dan niat sengaja cerai. Akan tetapi, jika memang kehendak Allah dimampukan berumahtangga hingga maut memisahkan maka ilmu ini pun juga diperlukan dan penting. 

Baiklah, untuk seri Shiva bertanya, Islam menjawab kali ini saya cukupkan. Pembahasan tema-tema lain akan dilanjutkan di posting blog berikutnya. Jika ada yang mau minta tema tertentu juga boleh, silakan tinggalkan request di komentar. Yang benar sesungguhnya datang dari Allah. 
Semoga kita termasuk hambaNya yang selalu diberikan petunjuk oleh Allah SWT. aamiin.  

Materi ini disarikan dari diskusi grup Kajian Iman dan Islam.




Dipersembahkan oleh:
Jauh sebelum saya menjadi ibu, ada ekspektasi-ekspektasi yang hendak diwujudkan dengan kalimat "jika nanti saya punya anak saya mau... *blablabla isi sendiri hal-hal nan indah membahagiakan* Sepertinya menenangkan jiwa gitu ya, berbagai rencana indah begitu sempurna dipetakan oleh otak kita.


Setelah jadi ibu ternyata, dunia tidak seramah dulu, hahaha.. Seketika ibu-ibu menjadi penyinyir handal, komentator ahli layaknya komentator pertandingan sepak bola dan juga pematik api pertengkaran.


Bayangkan, saya lagi update status soal pentingnya memberikan ASI eksklusif bagi anak usia kurang dari enam bulan. Eh, dikomentari ibu-ibu lain begini:

"Emang semua ibu punya ASI yang cukup, gak bisa disamaratakan dong?"


"Ah, lebay, anak gue minum susu formula sehat-sehat aja tuh sampai sekarang"



Taraaammmmm.... dan peperangan dimulai.....








Inilah yang disebut Perang Ibu alias Mommy War. Isu ini bukan hanya terjadi di Indonesia saja lho, tetapi juga di seluruh dunia. Lihat, betapa powerful-nya ibu-ibu bisa membuat perang di setiap titik di dunia. 

Mengapa disebut Perang Ibu?

Sebenarnya ini berawal dari hal minimalis, biasa kok obrolan ringan seputar anak dari ibu-ibu biasa. Akan tetapi, ketika ada salah satu pihak atau kedua pihak tersebut menganggap way of parenting-nya lebih baik/ lebih benar/ superior daripada cara ibu lain merawat anaknya maka tersulutlah api peperangan tersebut.


Apa saja yang ada dalam Perang Ibu?

Isu yang memang tiada hentinya dibahas menyebabkan perang ini pun seolah tiada akhirnya. Isu-isu berikut ini yang menjadi penyebab perang ibu:

Memberikan ASI VS Susu Formula
Seluruh dunia pun tahu manusia adalah mamalia yang memiliki kemampuan menyusui anaknya. Iya,, anak SD kelas enam juga belajar itu kan? Tapi eh tapi, tidak semua sama kondisinya. Ada sebagian yang mampu menjadi penghasil Air Susu Ibu (ASI) dengan melimpah ruah, sampai penuh satu freezer dalam jumlah yang fantastis! Ada juga sebagian lain yang kondisinya berbeda tidak bisa menghasilkan ASI dalam jumlah memadai bagi anak serta indikasi yang pada akhirnya mengharuskan pemberian tambahan Susu Formula (Sufor).

Para ibu menjadi makin sensitif perkara ASI. Seolah tema ini menjadi pemicu perang disadari atau tidak. Ada yang bangga penuh mampu memberikan ASI bagi anaknya dan tidak lupa meghakimi mereka yang memberikan sufor adalah yang tidak sayang anak, tidak peduli kesehatan anak dan lainnya. Padahal belum tentu juga yang dihakimi seperti itu. Di sisi satunya lagi, ibu sufor dengan bangga mengatakan dirinya memiliki dana lebih sehingga mampu membelikan sufor bermerk terkenal buat anaknya, ditambah juga penghakiman bagi ibu menyusui sebagai ibu pelit, ogah rugi menghabiskan uang untuk beli sufor.

Source: positively smitten


Melahirkan normal VS Operasi Caesar
Melahirkan itu sakit! Mau normal ataupun operasi caesar sama-sama sakit. Akan tetapi, rasa sakit itu telah dilupakan dan justru dijadikan materi penghakiman. 
Ibu yang melahirkan normal berkata, "Eh, kalau belum melahirkan normal mah, belum merasakan sakit yang beneran". Ealah, dikira sakit operasi sakit bohongan?

Hellauuw... Iya deh, semua yang melahirkan normal syuci... kami yang caesar penuh dosya yah. Padahal kan bukan begitu juga kali. Semua juga inginnya mah melahirkan nomal-normal aja tapi apa daya kehendak Allah mesti operasi, aku kudu piye? Tetep ngotot lahiran normal meski bahaya buatku dan bayiku?
Hemmm.. sorry to say, menghakimi yang lahiran caesar bukanlah cara yang baik. Bagaimanapun ibu-ibu sudah berjuang demi keselamatan diri dan anaknya ya (tolong dicatat) dan kamu tak berhak menyinyiri usaha itu.

Ada lagi yang baru-baru semacam water birth, lotus birth dan birth-birth lainnya yang saya juga belum merasakan (lha wong aku lahiran baru sekali kok, wkwkw iyalah) yang juga membuat nyiyir kepada ibu-ibu yang lahiran normal dengan rasa mulas yang luar biasa. Seolah seluruh dunia mesti mengikuti the new evidence based-nya water-home-gentle birth. Eh, ya bu enggak usah maksa-maksa banget gitulah, seolah diri kamu yang paling benar sesuai dengan evidence based kekinian. Halah, itu semua kan juga syaratnya tidak cuma satu, ada serentetan syarat yang harus terpenuhi supaya bisa sepertimu lahiran tanpa rasa sakit haha. 

Tolong ya, tidak perlu generalisasi setiap ibu beda kondisi dan pilihan mereka adalah hak mereka, tak perlu menghakimi.


Ibu Bekerja VS Ibu Rumah Tangga
Ibu bekerja disebut sebagai ibu yang tega meninggalkan anaknya demi segepok uang jajan. Mereka menitipkan anaknya dengan bantuan asisten, orang tua atau daycare. Mereka dihakimi sebagai ibu yang tidak total dalam merawat dan mendidik anak. Menyiakan waktu bersama anak dan menjadi ibu bekerja itu seolah perkara mereka yang kekurangan dana dari suami.

Padahal tidaklah demikian, ibu bekerja harus menyiapkan mental meninggalkan anak padahal jiwa rasanya ingin di rumah saja. Mereka yang bekerja pun memiliki kompetensi yang memang dibutuhkan umat. Jadi, tidaklah anggun hanya menilai ibu bekerja sebelah mata.

Adalagi cerita ibu sudah kuliah tinggi-tinggi tetapi hanya tinggal di rumah saja. Mereka ini kelompok yang paling disayang. 

Disayangkan sekolah tingginya tidak menjadikan mereka punya posisi tinggi dalam pekerjaan.

Disayangkan dulunya adalah mahasiswa cerdas dan berprestasi sekarang kerjanya menjadi perawat bayi-balita.

Disayangkan kenapa tidak bekerja lagi supaya bisa punya dana pribadi tak melulu minta suami.

Duh ya, berpikirlah lebih jernih bahwa hidup tidaklah melulu soal materi. 
Bahwa keberadaan diri menjadi yang pertama bagi anak-anaknya adalah lebih dari dunia dan seisinya. *berkaca-kaca

Selain isu di atas ya, masih banyak lagi hal-hal yang menjadi penyebab perang ibu seperti, 
  1. Pakai popok disposable VS Cloth Diaper, 
  2. Tidur Bareng Anak VS Anak Tidur sendiri
  3. Keluarga Banyak Anak VS Keluarga Anak Satu
  4. Sekolah umum VS Homeschooling

Bahkan di Amerika Serikat ada komunitas ibu CT Working Moms yang mengadakan perdamaian untuk mengakhiri perang Ibu. Foto-foto ini adalah hasil kegiatan tersebut.











 






Ketika kondisi setiap ibu berbeda menjadikan beberapa hal penting tidak bisa dipukul rata. Maka, respeklah terhadap pilihan-pilihan berbeda dalam parenting style setiap ibu.


#MemesonaItu ketika saya yang telah menjadi ibu mampu menghormati pilihan berbeda dari ibu-ibu lain.


#MemesonaItu adalah saat saya mau dan mampu berdamai bahwa adanya perbedaan bukannya memicu peperangan tetapi sebaliknya, menjadi penguat.



#MemesonaItu ketika setiap ibu mau berdamai dan mengakhiri penghakiman terhadap ibu lainnya.


#MemesonaItu terlihat saat setiap ibu memahami bahwa dirinya adalah ibu terbaik bagi anak-anaknya.


Dalam perang ibu tidak ada juara, tidak ada kemenangan karena yang ada hanya rasa jumawa.


Masing-masing merasa paling benar, paling baik, paling suci dan yang lainnya pendosa. Hhaha.. begitulah sekelumit perang ibu yang pada akhirnya tidak akan bermanfaat juga jika diteruskan.


Oleh sebab itu, marilah kita berdamai dan mengakhiri penghakiman sepihak ini. Berhenti menghakimi ibu lain yang memilih berbeda cara dalam perawatan anak-anaknya. Kita tidak pernah tahu posisi ibu lain sebab kita tidak pernah berada diposisinya sekarang ini.

Maka yuk, jadi ibu yang memesona dengan menghormati pilihan dan berdamai dengan perbedaan.




#MemesonaItu Menurut Kamu?


*Disclaimer: Artikel ini dilombakan pada Lomba Blog #MemesonaItu

Judul Buku: Super Balita Mandiri

Penulis: Ali Muakhir, dkk

Penerbit: Dar! Mizan

Batasan usia: Balita Pra sekolah

Tahun terbit: 2013

Tebal: 165 halaman paperback full color







Buku ini termasuk dalam kategori pembelajaran untuk anak. Buku Super Balita Mandiri berisi lima belas cerita yang bertujuan untuk menanamkan kebiasaan baik dan kemandirian tentang keterampilan hidup. Versi buku yang saya miliki adalah versi paperback, jadi jangan harap buku ini cocok untuk anak usia kurang dari satu tahun. Pasti akan langsung disobek-sobek, hehe.

Tokoh utama dalam cerita ini ada dua orang anak bernama Ali dan Nisa. Dalam satu cerita kadang Ali menjadi tokoh utama tunggal, kadang juga Nisa yang menjadi tokoh utamanya. Namun, kedua tokoh ini pun muncul bersamaan juga dalam satu cerita. Contohnya dalam cerita merapikan tempat tidur, Ali menjadi tokoh utama sedangkan dalam cerita aku bisa potong kuku sendiri, Nisa yang menjadi tokohnya serta di cerita bikin susu sendiri mereka bersama menjadi tokoh cerita. Oh ya, satu lagi tokoh hewan yang menemani kedua anak ini adalah Hupi seekor burung (saya kurang paham burung ini spesies apa).



Daftar Cerita
 
Tampilan fisik bagian dalam buku ini dikemas dengan menarik. Satu bab cerita memiliki bagian ilustrasi dan teks yang terpisah dalam dua halaman. Menurut saya, ini memudahkan anak memahami dengan jelas ilustrasi dari sebuah cerita. Selain itu, warna cerah pun mendominasi tampilan ilustrasi cerita. Hal ini membuat buku semakin menarik bagi anak.
 
 


Ilustrasi cerita dibuat dengan jelas, seperti bagian menyikat gigi, mandi dan juga memakai sepatu. Ilustrasi ini akan memudahkan anak menangkap apa yang dimaksud dalam cerita. Serperti Kristal yang saat ini suka dengan cerita aku berani tidur sendiri sehingga saat ditanya berani bobo sendiri? Kristal menjawab berani. 

 





Isi buku ini merupakan seri cerita yang dibuat sebagai alat bantu anak-anak belajar keterampilan hidup. Oleh sebab itu, menurut saya buku ini sangat cocok untuk anak usia pra sekolah, tapi boleh dikenalkan juga untuk toddler seperti usia Kristal saat ini 26 bulan.

Keterampilan hidup dasar untuk memandirikan anak memang sangat perlu ditanamkan oleh orang tua sejak pra sekolah. Sejak usia pra sekolah anak yang sudah belajar mandiri akan lebih mudah belajar tanggung jawab setelah memasuki usia sekolah.  

Oleh sebab itu, hadirnya buku ini turut membantu orang tua untuk menanamkan kebiasaan baik serta melatih kemandirian dalam hal keterampilan hidup. Cerita sehari-hari dikemas dalam bahasa yang ringan serta mudah dipahami anak-anak. Selain itu, tidak lupa adanya encourage dari tokoh orang tua (Ayah dan Ibu) dalam cerita untuk setiap usaha anaknya dalam belajar.
 

Kekurangan buku ini karena tidak ada keterangan usia pembaca yang jelas. Padahal untuk kategori buku anak, penjelasan usia pembaca itu sangat penting. Akan lebih baik jika dalam sampul terdapat keterangan pembaca usia 3-6 tahun (usia toddler sampai pra sekolah). Jika kategori usia sudah sesuai, maka material buku yang terbuat dari kertas akan sesuai juga dengan pembacanya. 


Sebagaimana yang tertuang dalam sampul belakang buku bahwa mengajarkan kemandirian anak sejak dini adalah hal penting yang menjadi PR orangtua di rumah. Sehingga menambah koleksi buku ini dalam rak buku Anda termasuk dalam hal baik yang akan menjadi investasi belajar anak.

 


Saya berikan rating 3.5 dari lima bintang untuk buku Super Balita Mandiri yang telah menemani Kristal setiap harinya.  

Sesuai janji, maka saya akan melanjutkan kisah dibalik relaktasi selama ASI eksklusif Kristal. Mantap banget, terhitung sejak diagnosis tidak menyedot hindmilk di usia dua bulan lebih maka di situ pula perjuangan saya dimulai. Sampai kapan? Sampai terkejar berat badan normal sesuai usia selama ASI eksklusif. 





Jujur ini adalah sebuah pengalaman yang sangat amat menguji mental. Gimana enggak, sejak awal niat ASIx enggak pernah terbayang bakal tersandung kasus seperti ini udah gitu saya juga kan bukan ibu bekerja yang sudah siap dengan peralatan tempur ASI perah. Botol kaca, pompa ASI dan alat-alat lainnya dadakan disiapkan. Saya pun dadakan belajar cara memerah ASI dengan teknik Marmet (perah manual pakai tangan sendiri) yang hhmmm... gak bohong deh pegelnya jemari ini ibu-ibu haha...




Sempet terpikir beli pompa ASI aja deh ya, tapi gimana juga kalau enggak cocok? Dilema lagi, sampai saya menemukan tempat penyewaan pompa ASI yang tanpa pakai uang jaminan wkwkw rejeki emang sih. 


Memerah ASI ketika anak tertidur atau sedang tidak menyusu saya lakukan lebih dari enam kali sehari di luar waktu menyusui langsung yang suka-suka atau sebutuhnya anak serta sesering mungkin (kalau pas anak pilek). Enggak usah dibayangin bu, saat itu rasanya saya mau nangis kalau melihat tetes demi tetes ASI perah yang kok rasanya enggak bertambah, kok kayaknya seret amat. Sedih, ngumpulin awal-awal pake marmet sepuluh menit dapet cuma 3 cc kali ya, boro-boro ada 10 cc apalagi full satu strip botol kaca. 


Pompa ASI yang pertama saya coba itu Unimom Mezzo Manual Breast Pump. Saya sampai bingung ini salah pompanya atau salah saya yang sudah mompa lebih dari 30 menit tapi cuma penuh menutup dasar botol. Pompa manual pun kekurangannya bisa bikin pegel juga ternyata, wkwkw.. Ujung-ujungnya saya mesti balik lagi marmet juga buat menghabiskan sisa ASI yang belum terperah.

Unimom Mezzo


Pompa berikutnya saya direkomendasikan teman yang juga pakai yaitu, Medela Harmony Manual. Pompa manual dari Medela ini lebih ringan saat diengkol dan hasilnya lumayan ada peningkatan sedikit meski tetap saya penasaran setiap habis mompa dilanjutkan dengan marmet lagi, haha.



Selanjutnya, saya mencoba Unimom Allegro Electric, nah kalau ini lumayan banget naikin hasil ASI perah. Selain itu, model elektriknya yang pakai baterai hanya dengan di-charge dan suara mesinnya gak berisik, memudahkan banget. Saya suka banget sama Allegro-lah. Sekali mompa alhamdulillah bisa nambah 30 cc per 30 menit. Memang ya, teknologi ini sangat amat membantu ibu menyusui. Saya termasuk dalam #TeamPompaElektrik dong ya kalau begitu haha. Habisnya, begitu efektif dan sangat membantu meningkatkan suplai perahan bagi ibu yang ASInya pas-pasan seperti saya ini.




Pompa terakhir yang saya coba adalah Medela Swing Electric. Ini lebih mantap lagi ternyata ibu-ibu sekalian. Suara mesin enggak terlalu halus tapi daya hisap maksimal. Sehingga let-down refleks sangat cepat dan ASI pun lancar jaya terkumpul. Medela Swing ini berhasil memfasilitasi saya mengumpulkan lebih dari 50 cc sehari, alhamdulillah.

Medela Swing


Begitu ceritanya pertarungan dengan pompa ASI. Selanjutnya, apakah benar pekerjaan relaktasi ASI yang saya lakukan ini sungguh berhasil meningkatkan berat Kristal? Jawabannya adalah ya, benar bahwa dengan merelaktasi berat Kristal meningkat signifikan. Saat usia tiga bulan beratnya 4.4 kg sebelumnya hanya 3.8 kg ini menunjukkan peningkatan walau masih sedikit.

Bulan berikutnya, naik sampai satu kilogram menjadi 5.4 kg. Alhamdulillah, girang bangetlah saya rasanya. Tentu ini menjadi pemicu semangat saya dalam menjalani proses relaktasi. Genjot teruuusss JANGAN KASIH KENDOR hahahaa. Bulan berikutnya, usia lima bulan beratnya mencapai 6.1 kg dan semakin naik di bulan keenam menjadi 6.6 kg. Bayangkan, betapa berharganya nilai satu strip dari 100 gram serta sesuainya kenaikan dengan kenaikan berat badan minimal di Kartu Menuju Sehat (KMS).


Jadi, saya tidak peduli mau anak saya lebih kurus, kurang gemuk atau kalah gemuk dari anak ibu-ibu lain. Yang penting saya sudah berusaha dan itu hasilnya. Ingat betul saya, betapa bapernya dulu kalau nimbang badan anak, dibandingin berat anak laen kok ya, anak saya rasanya kecil amat. Tapi, sudahlah intinya beratnya lebih baik setiap bulan, alhamdulillah.





Rasa haru tidak terbendung lagi, saya merasa puas dan bersyukur dapat memberikan ASI eksklusif yang penuh perjuangan. Walau lelah, saya rasa cintalah yang menggerakkan saya untuk terus berusaha. Ini ya, rasanya cinta ibu ke anak, sungguh indah banget. Jikalau saya tidak kuat maka saya sudah pastikan Kristal diberikan susu formula saja. Akan tetapi, karena dukungan suami dan keluarga besar juga (setelah diedukasi, aha yang awalnya udah menyarankan kasih sufor) saya bisa memperjuangkan ASI eksklusif ini. Duh, apa banget udah kayak pidato ucapan terima kasih dah, wkwkw.


Dalam pikiran saya saat itu, saya enggak peduli mau capek ngumpulin ASIP tambahan, yang penting saya bisa memberikan apa yang dibutuhkan Kristal bayi saat itu yang saya tahu hanyalah ASI. Mengingatkan lagi salah satu ayat dalam surah di Al-Quran tentang perintah menyusui anak dalam Surat AlBaqarah ayat 233:

Artinya:
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

Menyusui bagi saya adalah kewajiban setelah menjadi ibu. Memberikan air susu ibu yang sudah terbukti secara ilmiah sangat aman dan mengandung jutaan sel darah putih untuk meningkatkan imunitas bayi. 

Masalah saya dalam menyusui bagi yang tidak mengerti (seperti orang tua, keluarga besar) pastilah sangat dirasa menyusahkan. Ini juga menjadi konflik bagi saya. Saat saya bertekad menyusui ternyata ada masalah yang pastinya akan sangat terbantu bahkan selesai oleh susu formula membuat betapa menggodanya susu formula kala itu. Akan tetapi, sungguh saya juga berdoa supaya saya mampu memberikan ASI pada Kristal sampai dua tahun. Adapun pengalaman yang kurang menyenangkan mengenai menyusui ini saya tuliskan agar menjadi pengikat masa-masa perjuangan menyusui dan mengingatkan betapa nikmat menyusui ini harus disyukuri. Tanpa izin Allah saya mungkin gagal memberikan ASI bagi Kristal.

Alhamdulillah, saya berhasil memberikan ASI eksklusif selama enam bulan disertai juga dengan adanya peningkatan berat badan yang signifikan sesuai usia anak. Jadi, dapat disimpulkan cerita relaktasi Kristal sukses membawanya pada berat badan yang ideal sesuai grafik pertumbuhan. 




Apapun yang terjadi saat menyusui pastilah membuat seorang ibu belajar banyak. Oleh sebab itu, janganlah bingung atau takut bertanya pada ahlinya (dalam hal menyusui) seperti konselor laktasi ataupun konsultan laktasi. Cari tahu masalahnya, konsultasikan dan tetap bersemangat memberikan ASI bagi orang tua yang paham ASI-lah yang terbaik. 

When a mother gives birth, her body is not only able to provide nourishment to her baby, but is also designed to be its own personal medicine cabinet. Breast milk is the best and most natural food you can give a child, and applying it sparingly on a baby's head, eye or skin will eliminate cradle cap, acne, rashes, dryness, and even eye infections.
 (Suzy Kassem) 




Assalamua'laykum warahmatullahi...

Alhamdulillah, bertemu lagi dengan hari Senin dan seperti biasanya saya akan membuka seri Shiva Bertanya, Islam Menjawab. Kali ini akan dibahas mengenai shalat istrikharah dan menentukan pilihan atas berbagai persoalan hidup. Persoalan yang seperti apakah yang dimaksud? Yuk, langsung bertanya ke narasumbernya, Ibu Ustadzah Indra Asih.






Shiva Bertanya:

Bagaimana cara menentukan pilihan yang terbaik dari beberapa pilihan yang ada? Dalam Islam dikenal shalat Istikharah untuk memantapkan hati dalam memilih, namun ada pendapat yang berkata untuk melakukan shalat istikharah kondisi jiwa haruslah netral, tidak berat sebelah. Apakah itu benar Ustadzah? 

Namun, jika yang melakukan shalat sudah ada kecenderungan pada salah satu pilihan bagaimana menentukan apakah yang dipilih sudah terbaik menurut Allah? 








Islam Menjawab:

Narasumber adalah Ustadzah Drs. Indra Asih



و عليكم  السلام  و  رحمة  الله  و  بركاته,


 Dari Shahabat Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata

 
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُنَا الِاسْتِخَارَةَ فِي الْأُمُورِ كُلِّهَا كَمَا يُعَلِّمُنَا 


السُّورَةَ مِنْ الْقُرْآنِ يَقُولُ إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالْأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلْ


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, mengajari kami shalat istikharah dalam yang kami hadapi, sebagaimana beliau mengajarkan kami suatu surah dari Al-Quran. Beliau berkata, “Jika salah seorang di antara kalian  dalam suatu urusan, maka lakukanlah shalat dua raka’at yang bukan shalat wajib, kemudian berdoalah…”. (HR. Al-Bukhari)


Ada 2 hal mendasar:

Yang pertama, Nabi mengajarkan shalat istikharah dalam setiap perkara/urusan. Jadi, tidak benar ada anggapan bahwa shalat istikharah hanya dilakukan terbatas untuk urusan yang meragukannya, sehingga ia perlu melakukan shalat istikharah. Karena dalam bahasa Arab, kata كل memiliki arti setiap/semua.

Kedua, sebagian orang salah paham dalam melaksanakan shalat istikharah. Sebagian dari mereka melakukan shalat istikharah ketika dihadapkan kepada pilihan yang sulit atau meragukannya.  

Padahal ini kurang tepat, karena yang tepat adalah ketika seseorang telah mantap hatinya dengan keputusan yang ia ambil dalam urusan yang dihadapinya.

Jika BERNIAT, sebagian orang mengartikannya dengan menghadapi, padahal jika diartikan demikian, maka shalat istikharah dilakukan sebelum hati mantap dengan keputusan.  

Padahal shalat istikharah dilakukan saat hati telah mantap dengan keputusan.

Apa hikmahnya ketika shalat istikharah dilakukan saat hati telah mantap?
  1. Jika seseorang telah mantap dengan suatu urusan, maka ia memohon kepada Allah, apabila urusannya tersebut baik dan diridhai oleh Allah, maka Allah akan mempermudah jalannya untuk mendapatkan perkara tersebut.
  2. Jika perkara tersebut tidaklah baik baginya, Allah akan datangkan penghalang dan pencegah baginya, sehingga ia akan dicegah untuk melaksanakan urusan tersebut.


Allah Ta’ala berfirman,

وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ 

وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ


“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)

Melihat dalam mimpi mengenai pilihannya bukanlah syarat dalam istikhoroh karena tidak ada dalil yang menunjukkan hal ini. Namun,  orang-orang awam masih banyak yang memiliki pemahaman semacam ini. Yang tepat, istikhoroh tidak mesti menunggu mimpi. 

Yang jadi pilihan dan sudah jadi tekad untuk dilakukan, maka itulah yang dilakukan. Terserah apa yang ia pilih tadi, mantap bagi hatinya atau pun tidak, maka itulah yang ia lakukan karena tidak dipersyaratkan dalam hadits bahwa ia harus mantap dalam hati. 

Jika memang yang jadi pilihannya tadi dipersulit, maka berarti pilihan tersebut tidak baik untuknya. Namun jika memang pilihannya tadi adalah baik untuknya, pasti akan Allah mudahkan.


Cara Istikhoroh

  • Pertama: Ketika ingin melakukan suatu urusan yang mesti dipilih salah satunya, maka terlebih dahulu ia pilih di antara pilihan-pilihan yang ada.

  • Kedua: Jika sudah bertekad melakukan pilihan tersebut, maka kerjakanlah shalat dua raka’at (terserah shalat sunnah apa saja sebagaimana dijelaskan di awal).

  • Ketiga: Setelah shalat dua raka’at, lalu berdo’a dengan do’a istikhoroh:

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ 

أَقْدِرُ ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ ، اللَّهُمَّ فَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ هَذَا الأَمْرَ – ثُمَّ تُسَمِّيهِ 

بِعَيْنِهِ – خَيْرًا لِى فِى عَاجِلِ أَمْرِى وَآجِلِهِ – قَالَ أَوْ فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى – 

فَاقْدُرْهُ لِى ، وَيَسِّرْهُ لِى ، ثُمَّ بَارِكْ لِى فِيهِ ، اللَّهُمَّ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّهُ شَرٌّ لِى فِى دِينِى 

وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى – أَوْ قَالَ فِى عَاجِلِ أَمْرِى وَآجِلِهِ – فَاصْرِفْنِى عَنْهُ ، وَاقْدُرْ لِىَ 

الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ، ثُمَّ رَضِّنِى بِهِ


Allahumma inni astakhiruka bi ‘ilmika, wa astaqdiruka bi qudratika, wa as-aluka min fadhlika, fa innaka taqdiru wa laa aqdiru, wa ta’lamu wa laa a’lamu, wa anta ‘allaamul ghuyub. Allahumma fa-in kunta ta’lamu hadzal amro (sebut nama urusan tersebut) khoiron lii fii ‘aajili amrii wa aajilih (aw fii diini wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii) faqdur lii, wa yassirhu lii, tsumma baarik lii fiihi. Allahumma in kunta ta’lamu annahu syarrun lii fii diini wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii (fii ‘aajili amri wa aajilih) fash-rifnii ‘anhu, waqdur liil khoiro haitsu kaana tsumma rodh-dhinii bih.

[Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku beristikhoroh pada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon kepada-Mu kekuatan dengan kekuatan-Mu, aku meminta kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu. Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan dan aku tidaklah mampu melakukannya. Engkau yang Maha Tahu, sedangkan aku tidak. Engkaulah yang mengetahui perkara yang ghoib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini (sebut urusan tersebut) baik bagiku dalam urusanku di dunia dan di akhirat, (atau baik bagi agama, penghidupan, dan akhir urusanku), maka takdirkanlah hal tersebut untukku, mudahkanlah untukku dan berkahilah ia untukku. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara tersebut jelek bagi agama, penghidupan, dan akhir urusanku (baik bagiku dalam urusanku di dunia dan akhirat), maka palingkanlah ia dariku, takdirkanlah yang terbaik bagiku di mana pun itu sehingga aku pun ridho dengannya]


  • Keempat: Lakukanlah pilihan yang sudah dipilih di awal tadi, terserah ia merasa mantap atau pun tidak dan tanpa harus menunggu mimpi. 

Jika itu baik baginya, maka pasti Allah mudahkan. Jika itu jelek, maka pasti ia akan palingkan.


Wallahu a'lam.


*Kembali ke Shiva*

Alhamdulillah, pertanyaan sudah dijawab dengan jelas oleh Ustadzah Indra Asih. Wah, ternyata memang ada kesalahan pemahaman selama ini mengenai shalat istikharah ya. Semua berpikir jika ada kebingungan atau keraguan dalam memilih seperti milih jodoh gitu ya #eh hahaa... ya seperti memilih tempat bekerja yang baru, memilih melanjutkan kuliah lagi atau pilihan menjadi ibu bekerja atau ibu di rumah. 

Nah, insya Allah dengan adanya penjelasan dari ustadzah makin menambah pemahaman teman-teman yang belum tahu atau yang sudah tahu tetapi salah paham. Eh, jadi jangan bingung ya. 

Adapun shalat istikharah itu dilakukan tanpa adanya keraguan terhadap suatu urusan yang akan dilakukan. Tetapi sebaliknya, ketika hati sudah mantap untuk melakukan urusan tersebut maka lakukanlah istikharah dengan niat agar Allah memudahkan jalannya jika memang itu yang terbaik atau Allah jauhkan jika urusan tersebut belumlah yang terbaik untuk hambaNya. 

Satu lagi yang sering dan mungkin hampir jadi pandangan umum adalah jawaban istikharah berupa mimpi/ impian. Ini adalah kegagalpahaman kedua bahwa istikharah sebenarnya tidak dijawab dalam bentuk mimpi dan memang tidak ada dalil yang menjelaskannya juga. Alangkah baiknya, setelah membaca ini kita perbaiki pemahaman mengenai shalat Istikharah. 

Jadi, bagi yang ada keraguan dan kegalauan tentang apapun. Silakan pertimbangkan dan pikirkan masak-masak hingga ada kecenderungan atau kemantapan hati untuk memilih yang mana. Setelah ada keputusan terhadap pilihan barulah laksanakan shalat istikharah agar Allah memudahkan jika memang yang terbaik atau menjauhkan jika belum yang terbaik.


Alhamdulillah seri Shiva Bertanya, Islam Menjawab kali ini semoga memberikan pencerahan bagi yang memerlukan. Yang benar sesungguhnya datang dari Allah. Semoga kita selalu diberikan petunjuk oleh Allah SWT. aamiin. 
Materi ini disarikan dari diskusi grup Kajian Iman dan Islam.
 
Dipersembahkan oleh: