[Shiva Bertanya, Islam Menjawab]: Menentukan PIlihan Terbaik melalui Istikharah

16:38

Assalamua'laykum warahmatullahi...

Alhamdulillah, bertemu lagi dengan hari Senin dan seperti biasanya saya akan membuka seri Shiva Bertanya, Islam Menjawab. Kali ini akan dibahas mengenai shalat istrikharah dan menentukan pilihan atas berbagai persoalan hidup. Persoalan yang seperti apakah yang dimaksud? Yuk, langsung bertanya ke narasumbernya, Ibu Ustadzah Indra Asih.






Shiva Bertanya:

Bagaimana cara menentukan pilihan yang terbaik dari beberapa pilihan yang ada? Dalam Islam dikenal shalat Istikharah untuk memantapkan hati dalam memilih, namun ada pendapat yang berkata untuk melakukan shalat istikharah kondisi jiwa haruslah netral, tidak berat sebelah. Apakah itu benar Ustadzah? 

Namun, jika yang melakukan shalat sudah ada kecenderungan pada salah satu pilihan bagaimana menentukan apakah yang dipilih sudah terbaik menurut Allah? 








Islam Menjawab:

Narasumber adalah Ustadzah Drs. Indra Asih



و عليكم  السلام  و  رحمة  الله  و  بركاته,


 Dari Shahabat Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata

 
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُنَا الِاسْتِخَارَةَ فِي الْأُمُورِ كُلِّهَا كَمَا يُعَلِّمُنَا 


السُّورَةَ مِنْ الْقُرْآنِ يَقُولُ إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالْأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلْ


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, mengajari kami shalat istikharah dalam yang kami hadapi, sebagaimana beliau mengajarkan kami suatu surah dari Al-Quran. Beliau berkata, “Jika salah seorang di antara kalian  dalam suatu urusan, maka lakukanlah shalat dua raka’at yang bukan shalat wajib, kemudian berdoalah…”. (HR. Al-Bukhari)


Ada 2 hal mendasar:

Yang pertama, Nabi mengajarkan shalat istikharah dalam setiap perkara/urusan. Jadi, tidak benar ada anggapan bahwa shalat istikharah hanya dilakukan terbatas untuk urusan yang meragukannya, sehingga ia perlu melakukan shalat istikharah. Karena dalam bahasa Arab, kata كل memiliki arti setiap/semua.

Kedua, sebagian orang salah paham dalam melaksanakan shalat istikharah. Sebagian dari mereka melakukan shalat istikharah ketika dihadapkan kepada pilihan yang sulit atau meragukannya.  

Padahal ini kurang tepat, karena yang tepat adalah ketika seseorang telah mantap hatinya dengan keputusan yang ia ambil dalam urusan yang dihadapinya.

Jika BERNIAT, sebagian orang mengartikannya dengan menghadapi, padahal jika diartikan demikian, maka shalat istikharah dilakukan sebelum hati mantap dengan keputusan.  

Padahal shalat istikharah dilakukan saat hati telah mantap dengan keputusan.

Apa hikmahnya ketika shalat istikharah dilakukan saat hati telah mantap?
  1. Jika seseorang telah mantap dengan suatu urusan, maka ia memohon kepada Allah, apabila urusannya tersebut baik dan diridhai oleh Allah, maka Allah akan mempermudah jalannya untuk mendapatkan perkara tersebut.
  2. Jika perkara tersebut tidaklah baik baginya, Allah akan datangkan penghalang dan pencegah baginya, sehingga ia akan dicegah untuk melaksanakan urusan tersebut.


Allah Ta’ala berfirman,

وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ 

وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ


“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)

Melihat dalam mimpi mengenai pilihannya bukanlah syarat dalam istikhoroh karena tidak ada dalil yang menunjukkan hal ini. Namun,  orang-orang awam masih banyak yang memiliki pemahaman semacam ini. Yang tepat, istikhoroh tidak mesti menunggu mimpi. 

Yang jadi pilihan dan sudah jadi tekad untuk dilakukan, maka itulah yang dilakukan. Terserah apa yang ia pilih tadi, mantap bagi hatinya atau pun tidak, maka itulah yang ia lakukan karena tidak dipersyaratkan dalam hadits bahwa ia harus mantap dalam hati. 

Jika memang yang jadi pilihannya tadi dipersulit, maka berarti pilihan tersebut tidak baik untuknya. Namun jika memang pilihannya tadi adalah baik untuknya, pasti akan Allah mudahkan.


Cara Istikhoroh

  • Pertama: Ketika ingin melakukan suatu urusan yang mesti dipilih salah satunya, maka terlebih dahulu ia pilih di antara pilihan-pilihan yang ada.

  • Kedua: Jika sudah bertekad melakukan pilihan tersebut, maka kerjakanlah shalat dua raka’at (terserah shalat sunnah apa saja sebagaimana dijelaskan di awal).

  • Ketiga: Setelah shalat dua raka’at, lalu berdo’a dengan do’a istikhoroh:

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ 

أَقْدِرُ ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ ، اللَّهُمَّ فَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ هَذَا الأَمْرَ – ثُمَّ تُسَمِّيهِ 

بِعَيْنِهِ – خَيْرًا لِى فِى عَاجِلِ أَمْرِى وَآجِلِهِ – قَالَ أَوْ فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى – 

فَاقْدُرْهُ لِى ، وَيَسِّرْهُ لِى ، ثُمَّ بَارِكْ لِى فِيهِ ، اللَّهُمَّ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّهُ شَرٌّ لِى فِى دِينِى 

وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى – أَوْ قَالَ فِى عَاجِلِ أَمْرِى وَآجِلِهِ – فَاصْرِفْنِى عَنْهُ ، وَاقْدُرْ لِىَ 

الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ، ثُمَّ رَضِّنِى بِهِ


Allahumma inni astakhiruka bi ‘ilmika, wa astaqdiruka bi qudratika, wa as-aluka min fadhlika, fa innaka taqdiru wa laa aqdiru, wa ta’lamu wa laa a’lamu, wa anta ‘allaamul ghuyub. Allahumma fa-in kunta ta’lamu hadzal amro (sebut nama urusan tersebut) khoiron lii fii ‘aajili amrii wa aajilih (aw fii diini wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii) faqdur lii, wa yassirhu lii, tsumma baarik lii fiihi. Allahumma in kunta ta’lamu annahu syarrun lii fii diini wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii (fii ‘aajili amri wa aajilih) fash-rifnii ‘anhu, waqdur liil khoiro haitsu kaana tsumma rodh-dhinii bih.

[Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku beristikhoroh pada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon kepada-Mu kekuatan dengan kekuatan-Mu, aku meminta kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu. Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan dan aku tidaklah mampu melakukannya. Engkau yang Maha Tahu, sedangkan aku tidak. Engkaulah yang mengetahui perkara yang ghoib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini (sebut urusan tersebut) baik bagiku dalam urusanku di dunia dan di akhirat, (atau baik bagi agama, penghidupan, dan akhir urusanku), maka takdirkanlah hal tersebut untukku, mudahkanlah untukku dan berkahilah ia untukku. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara tersebut jelek bagi agama, penghidupan, dan akhir urusanku (baik bagiku dalam urusanku di dunia dan akhirat), maka palingkanlah ia dariku, takdirkanlah yang terbaik bagiku di mana pun itu sehingga aku pun ridho dengannya]


  • Keempat: Lakukanlah pilihan yang sudah dipilih di awal tadi, terserah ia merasa mantap atau pun tidak dan tanpa harus menunggu mimpi. 

Jika itu baik baginya, maka pasti Allah mudahkan. Jika itu jelek, maka pasti ia akan palingkan.


Wallahu a'lam.


*Kembali ke Shiva*

Alhamdulillah, pertanyaan sudah dijawab dengan jelas oleh Ustadzah Indra Asih. Wah, ternyata memang ada kesalahan pemahaman selama ini mengenai shalat istikharah ya. Semua berpikir jika ada kebingungan atau keraguan dalam memilih seperti milih jodoh gitu ya #eh hahaa... ya seperti memilih tempat bekerja yang baru, memilih melanjutkan kuliah lagi atau pilihan menjadi ibu bekerja atau ibu di rumah. 

Nah, insya Allah dengan adanya penjelasan dari ustadzah makin menambah pemahaman teman-teman yang belum tahu atau yang sudah tahu tetapi salah paham. Eh, jadi jangan bingung ya. 

Adapun shalat istikharah itu dilakukan tanpa adanya keraguan terhadap suatu urusan yang akan dilakukan. Tetapi sebaliknya, ketika hati sudah mantap untuk melakukan urusan tersebut maka lakukanlah istikharah dengan niat agar Allah memudahkan jalannya jika memang itu yang terbaik atau Allah jauhkan jika urusan tersebut belumlah yang terbaik untuk hambaNya. 

Satu lagi yang sering dan mungkin hampir jadi pandangan umum adalah jawaban istikharah berupa mimpi/ impian. Ini adalah kegagalpahaman kedua bahwa istikharah sebenarnya tidak dijawab dalam bentuk mimpi dan memang tidak ada dalil yang menjelaskannya juga. Alangkah baiknya, setelah membaca ini kita perbaiki pemahaman mengenai shalat Istikharah. 

Jadi, bagi yang ada keraguan dan kegalauan tentang apapun. Silakan pertimbangkan dan pikirkan masak-masak hingga ada kecenderungan atau kemantapan hati untuk memilih yang mana. Setelah ada keputusan terhadap pilihan barulah laksanakan shalat istikharah agar Allah memudahkan jika memang yang terbaik atau menjauhkan jika belum yang terbaik.


Alhamdulillah seri Shiva Bertanya, Islam Menjawab kali ini semoga memberikan pencerahan bagi yang memerlukan. Yang benar sesungguhnya datang dari Allah. Semoga kita selalu diberikan petunjuk oleh Allah SWT. aamiin. 
Materi ini disarikan dari diskusi grup Kajian Iman dan Islam.
 
Dipersembahkan oleh:
Be First to Post Comment !
Post a Comment

Hi! Thanks for reading! Please give your comment here..

Mohon maaf link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya