Bulan Februari kantor suami saya (Kudo) mengundang keluarga pegawai dalam acara Kudo Family Day. Wah, bisa lihat-lihat dan main-main di kantor suami sepertinya seru nih. Acara Kudo Family Day ini memang sengaja diadakan oleh Kudo dalam rangka apresiasi terhadap keluarga pegawai yang telah menjadi pendukung para pegawai selama bekerja.

Hari Selasa, 21 Februari suami berangkat kerja seperti biasa. Saya dan Kristal akan datang menyusul jam dua siang. Alhamdulillah cuaca hari itu tidak hujan jadi kami aman berangkat diantar motor. Biasa ya, bocah kena semeriwing angin jadi tidur. Kristal tertidur selama perjalanan dan setelah sampai belum bangun juga.

Saya datang dijemput suami di lobi Grand Lucky. Kami pun  langsung menuju lantai dua untuk registrasi dan mengambil tiket konsumsi. Sistem pengamanan kantor membuat orang selain pegawai tidak bisa masuk. Pintu dari luar hanya bisa dibuka dengan cap jari pegawai. Wuih,, oke betul ni haha.. (norak ye). Setelah masuk Kristal dengan gaya malu-malunya tidak mau melihat teman-teman kerja ayah. Padahal teman-teman ayah mau melihat Kristal dari dekat. 

Tempat acara family day di lantai tiga kantor suami. Ternyata di sana sudah ramai dengan anak-anak mulai dari bayi-bayi yang digendong sampai toddler yang sedang bermain odong-odong mobil. Kami Kristal lebih tepatnya disambut oleh tante yang memberikan susu, wafer serta biskuit. Dasar bocah ya, seneng banget dikasih makanan. Lalu, Kristal mewarnai karena ditawari tante krayon dan kertas. 

Permainan yang disediakan kantor ayah dari balok-balok warna warni, rumah-rumahan yang bisa dimasukin anak, odong-odong mobil dan motor, serta video lagu anak-anak. Alhasil keriuhan di sana dipelopori bocah-bocah yang sedang bermain. Rame banget kayak TK wkwkwk...




Saya tentu merasa senang banget bisa main dan lihat-lihat kantor suami yang dari ceritanya ada ruang bermain terus mejanya juga gak pake kubikel. Macam kantor google gitulah. Baru lihat saya ada meja billiard, nintendo wii dan gitar serta beberapa jenis board game. Waah, enak juga fasilitasnya, coba rumah sakit ada beginiannya hahahah *ngarep lau. 

Selain itu, di dinding ruangan kerja banyak mural dan kalimat-kalimat motivasi. Waini, yang ditunggu sesi foto-foto di kantor ayah. Ada juga games foto di spot-spot kantor bareng sama keluarga. Nah, saya yang niat betul foto-foto supaya bisa ikutan games di Instagram. Sampai photo booth yang di gedung sebelah juga didatangin sepenuh hati, haha. 




Selepas ashar, kami selesai foto dan langsung menuju lantai dua untuk menukarkan kupon konsumsi. Nah, ayah balik dulu ke mejanya sementara saya dan Kristal makan di ruang makan. Sepertinya energi Kristal habis karena bermain. Terlihat dari caranya menikmati daging gepuk yang empuk itu sampai gak rela dibagi ke Bunda, hahayy makan nak makan supaya besar deh. 

Selesai makan Kristal saya ajak ganti baju di toilet. Niatnya sih cuma ngelapi badan aja eh tapi ada mbak pegawai yang nawarin mandi di kamar mandi sebelah toilet pakai air hangat. Wah, kebetulan nih mandiin aja sekalian deh si timong wkwkw.. Dengan girang hati Kristal diguyur air hangat dari keran sambil ketawa-ketawa. Udah gitu disediain juga sabun sama sampo di dalam kamar mandi. Jadi, ya lengkap sudah kenikmatan Kristal mandi di kantor ayah. Menang banyak nih hahaa...

Selesai beberes barang bawaan, kami pun segera memesan Uber mobil untuk pulang. Sebenernya sih, saya mau ngajakin naik bus feeder aja tapi ya bawaan jadi banyak begini agak rempong sepertinya. Udah gitu ada balon juga wkwkw.. 

Sepanjang perjalanan pulang Kristal sukses menghabiskan satu nyam-nyam rice. Saking lamanya perjalanan kalo gak ada cemilan bisa rewel. Alhamdulillah, Maghrib lewat sedikit kami sampai di rumah. Pengalaman bermain di kantor ayah begitu berkesan. Hehe.. terima kasih ayah! Terima kasih Kudo! 




P.S: 
Oiya, dapat kabar dari suami bahwa foto kami bertiga yang di booth foto kudo sedang nyium Kristal menang lomba family day games. Asiiikk dapet hadiah buat belanja, yeaay!! Gak sia-sia semangat bunda buat foto sepenuh jiwa, wkwkw...



Judul Buku: Suara apa itu?
Penulis dan ilustrator: Devi Raissa dan Guntur G.
Penerbit: Rabbit Hole
Batasan usia: 1-3 tahun
Tahun Terbit: 2016
Tebal: 18 halaman (versi paperback dan boardbook)


Tampilan versi Boardbook



Saya penasaran dengan buku anak yang diproduksi oleh anak bangsa sendiri. Jadi, bertemulah saya dengan penerbit buku anak Rabbit Hole yang dipelopori oleh seorang psikolog yaitu, Devi Raissa. Setelah melihat-lihat katalog buku Rabbit Hole saya menemukan buku Suara Apa Itu? sepertinya cocok untuk Kristal. Akhirnya, saya memesan buku ini dan satu lagi buku emosi (yang akan direview lagi). 

Saya membeli versi paperback, yang lebih tipis (ya iyalah, wkwk..) dan juga lebih ringan. Kertas sampul yang dipakai jenis doff. Jadi, tampilan luarnya memang tidak terlalu mengkilap seperti buku anak pada umumnya. Pada halaman dalam sampul ada ruang untuk menuliskan nama pemilik buku, well ini ide yang bagus menurut saya. Anak akan lebih merasakan kepemilikannya terhadap buku. 

Semua halaman ini penuh ilustrasi, dalam artian terdapat dominasi gambar terhadap kata atau kalimat. Jadi, satu halaman bergambar di halaman selanjutnya terdapat satu kalimat penjelas gambar. Desain halaman yang unik menjadi kelebihan buku ini. Satu halaman bersifat semu, sehingga dapat menjadi dua cerita berbeda karena ada potongan halaman yang masih tergabung dalam satu cerita. 






Saat membacakan buku ini untuk Kristal saya dengan semangat sekali karena anak itu pun terlihat tertarik dengan gambar pada buku. Halaman pertama saya masih terkesima, "waah... bagus juga nih ya.." Namun, sayang sekali halaman lima dan enam membuat saya kagok bercerita. Bayangkan saja,  di dalam jalan aspal, tiba-tiba muncul dua buah kapal selam yang dalam kenyataan harusnya berada di dalam laut.

Whaaatt??!! Hellauw, ini anak akuh masa aku kasih penjelasan yang jelas-jelas salah? Tidak sesuai dengan fakta dong kalau begini? *Enggak santai*



Dengan jujur, saya menyampaikan ini sebagai kritik bagi penulis.

Bahwa keberadaan KAPAL SELAM YANG BUKAN EMPEK-EMPEK itu sudah menganggu cerita.

Anak saya kebetulan masih belum mengerti banyak, tapi coba jika sudah usia tiga tahun lebih dan sudah mendapat pemahaman bahwa kapal selam di dalam air.

Lalu, dia nanya Bun, kenapa Kapal selam di situ? Bukannya di dalem air yah????!
 MAU JAWAB APA GUEH???!! *alamaaaakkk....

Kembali ke buku, jujur saya merasa kecewa dengan buku ini karena sebelum membeli saya begitu terpesona sama testimonial konsumen. Mereka bilang ini bagus, menarik gambarnya anak-anak suka de es b de es be. Ekspektasi yang begitu tinggi ini sekarang hanya menyisakan patah hati. Sungguh overrated buku Suara Apa itu? Oleh sebab itu, di sini saya akan bikin review yang jujur dan lebih objektif *suara konsumen yang kecewa berat*

Bentuk fisik buku (saya enggak tahu kalau boardbook setebal dan seberat apa) yang paperback cukup tipis. Bagi anak-anak sangat mudah dibawa sendiri karena ringan dan ukurannya yang kecil begitu pas. Ini salah satu kelebihannya, ukuran yang pas untuk anak.

Saya tidak tahu apakah ada kontrol kualitas untuk versi paperback yang ternyata sangat mudah sobek di bagian jilidan buku. Kristal belum seminggu megang itu buku udah mau lepas aja halamannya. Jadi, saya kuatkan lagi dengan solatip bening. Menurut saya, sayang sekali buku yang bagus ini memiliki jilidan yang mudah lepas. Selain itu, sampul buku bahan kertas doff sangat mudah dicoret-coret dengan pulpen. Ini juga menjadi kekurangan fisik buku mengingat anak-anak suka mencoret dimana saja ada tempat maka buku ini akan jadi sasaran empuk coret-coretan. Kristal sudah sukses menggambar benang kusut di sampul buku Suara Apa Itu?


Pada sampul belakang terdapat ringkasan isi buku, identitas penerbit dan barcode ISBN. Baiknya, ditambahkan juga keterangan batasan usia. Hal ini akan sangat membantu dan memudahkan orang dewasa yang belum tahu mengenai batasan usia pembaca buku Suara Apa Itu? Secara keseluruhan buku Suara Apa Itu? mendapatkan dua setengah bintang dari saya. Jujur, ada kekecewaan karena kapal selam itu mungkin jika kapal selam dihilangkan bisa membuat lebih baik. Satu kata untuk buku ini, overrated.












"Ayo, dong Kakak sikat gigi dulu sebelum bobo.." 
"Enggak, ah.. gak mau" sambil kabur keluar dari kamar 
"Eits, mana ya.. anak bunda yang baik dan pinter.. yang sudah bisa sikat gigi.."





Percakapan tersebut adalah salah satu contoh dari sekian ribu penolakan anak terhadap ajakan menyikat gigi. Ada saja cara anak untuk menolak sikat gigi mulai dari mendiamkan ajakan, menolak secara verbal hingga menangis-nangis tidak mau diajak menyikat gigi. Well, you are not alone, because all parents in the world also felt the same way. Sama banget, putri saya dulu susaaaaahh diajak sikat gigi. Jangankan diajak, diminta duduk untuk dibersihkan mulutnya pakai kassa saja dia nangis kejer. Astaga, bikin puyeng emak.

Anak-anak dalam masa pertumbuhannya diibaratkan seperti mesin yang terus berproses untuk menghasilkan energi. Nah, gigi dan mulut ini termasuk salah satu komponen mesin tersebut. Ketika ada satu kerusakan pada komponen mesin maka berpengaruh juga ke seluruh bagian. Oleh karena itu, kesehatan gigi anak di awal pertumbuhan dan kehidupan ini sangat penting.





Orang tua tentunya ingin anak memiliki gigi yang sehat dan tidak tanggal sebelum waktunya. Ya, bayangin aja gitu anak-anak belum sekolah TK giginya sudah cokelat kehitaman karena karies kasihan anak jadi bermasalah giginya. Sebagai orang tua kita pasti ingin mencegah hal tersebut. Caranya dengan membiasakan anak rutin membersihkan gigi sejak gigi susu pertamanya tumbuh. Ya, dalam usia sedini mungkin.

Inilah tips berikut yang saya rangkum berdasarkan pengalaman, konsultasi dengan dokter gigi juga diskusi dengan beberapa emak-emak lainnya. Silahkan menyimak!


1. Mulai Sedini Mungkin


Sejak anak mulai mengenal makanan pendamping air susu ibu (MPASI) sudah wajib hukumnya membersihkan mulut anak ya. Terlebih saat anak sudah memiliki gigi pertama (usia di bawah satu tahun) kita bisa membersihkan gigi dengan kassa steril dan air hangat. Caranya, basahi kassa dengan air hangat lalu ajak anak membuka mulut untuk digosok giginya. Jangan lupa sambil diverbalkan bahwa giginya sedang dibersihkan supaya tetap sehat. Komunikasi penting walaupun anak belum sepenuhnya mengerti alasan tetapi semakin lama anak akan paham. Jadi, jangan takut memulainya.





Saya sendiri memulai pakai sikat gigi sejak Kristal usia delapan bulan pas gigi pertama sudah tumbuh. Sebelum ada gigi saya hanya memakai kassa. Saya hanya menyikat, tanpa memakai pasta gigi dan anaknya pun di awal merasa geli karena bulu halus sikat. Usia setahun susah diajak sikat karena mulai merasa geli dan tidak enak. Akana tetapi, tetap dibiasakan dan dicontohkan oleh saya dan ayahnya.

2. Ibu dan Ayah sebagai Contoh


Anak adalah peniru ulung, apa yang dilihat akan diserap lalu dilakukan. Di rumah, orang tua menjadi contoh pertama anak dalam menyikat gigi juga. Jangan mengharap anak suka sikat gigi rutin jika ibu dan ayahnya saja malas menyikat gigi. Perlihatkan bahwa ayah juga ibu suka menyikat gigi secara teratur sebelum tidur dan setelah sarapan. Memang sih, awalnya susah kalau tidak biasa tapi ya demi anak sehat kita juga mesti semangat membiasakan hal-hal baik. 




3. Gunakan Sikat Berbulu Lembut


Di pasaran sudah banyak dijual sikat gigi khusus bayi dan anak. Kita bisa memilih mana saja yang cocok dengan kriteria gigi anak. Pilih sikat gigi berbulu lembut jika ingin mengenalkan sikat gigi. Saat giginya mulai muncul, gosokkan gusinya perlahan. Kita hanya perlu membasahi sikat gigi dengan air dan belum perlu menggunakan pasta gigi. Penggunaan pasta gigi disarankan bagi anak usia satu tahun ke atas. 



4. Pilih Media Belajar yang Cocok


Teknologi yang sudah berkembang membuat sarana belajar semakin banyak. Salah satu diantaranya adalah keberadaan video dan permainan yang mudah diakses melalui gawai. Saya sendiri menggunakan video saat mengajarkan Kristal sikat gigi. Video ini berupa lagu dengan animasi anak-anak menyikat gigi. Video ini cukup ampuh untuk membuat anak tertarik menyikat gigi. Ajak anak nonton bersama dan beri penekanan sikat gigi itu penting supaya sehat.





Pilih video yang terdapat anak sedang menyikat gigi. Lebih bagus lagi jika ada animasi kuman sebagai gambaran jika tidak sikat gigi kuman akan merusak gigi anak. Jika menggunakan permainan dapat memilih yang berbentuk prosedural seperti membersihkan gigi tokoh permainan tersebut. Intinya, menggunakan media untuk membantu anak memahami cara menyikat gigi dan pentingnya menyikat gigi. 


5. Contohkan dengan Cara yang Menyenangkan


Sebagai ibu saya juga gemas jika anak enggan menyikat gigi. Padahal sudah diberi sikat gigi yang lucu dan menarik. Tapi apa daya kalau anak malah mengemut bulu sikat? Haha.. Pengen maksa aja rasanya supaya cepet. Godaan memaksa ini bisa menjadi bumerang loh, karena anak nanti bukan suka sikat gigi malah jadi takut. Jadi, kita harus sabar membuat pengalaman menyikat gigi menyenangkan bagi anak. Enggak mudah, tapi setelah berhasil akan puas melihat anak yang tiap lihat sikat gigi meminta menyikat gigi, haha... 





Saya kutip dari laman IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) bahwa efek gigi yang rusak mengganggu anak dalam memperoleh gizi yang cukup. Selain itu, ternyata 90,05%  penduduk Indonesia mengalami masalah kerusakan gigi yang paling banyak disebabkan karies gigi atau gigi berlubang. Jadi terbayang dong ya, betapa pentingnya melatih anak untuk mau menyikat gigi. Jika anak memiliki gigi sehat maka asupan gizinya pun mudah terpenuhi. Anak yang giginya sehat lebih mudah makan dibanding anak yang giginya gampang sakit karena sudah karies.

Selamat berjuang untuk semua orang tua yang sayang sama anaknya. Dengan membiasakan anak menyikat gigi berarti kita sudah berinvestasi jangka panjang. Insya Allah, mencegah penyakit jauh lebih baik daripada mengobati dan tentu akan meningkatkan kualitas hidup anak jadi lebih baik.
















"Memangnya kamu pikir memaafkan itu gampang?"
"Enggak, memaafkan enggak segampang minta maaf."


Dua kalimat yang sering terdengar dari lisan-lisan manusia yang merasa disakiti. 

Angkuh? Sempit pikir? Tapi apa benar orang yang tidak mau memberi maaf begitu angkuhnya mereka?


Maaf, sebuah kata yang penuh makna. Jika diberikan imbuhan me-kan maka memaafkan merupakan sebuah hal yang kadang masih terasa berat. Jika ditambahkan imbuhan di-kan maka dimaafkan adalah sebuah hal besar yang memerlukan dada lapang melakukannya. Sungguh memberi dan meminta maaf merupakan hal berat kecuali untuk orang-orang yang sungguh lapang dadanya.

Siapa yang tidak pernah terluka hatinya? Wah, pertanyaan yang kurang tepat jika ditanyakan kepada manusia sepertinya. Manusia dengan emosi dan karakteristik yang berbeda tentunya sangatlah berisiko terluka hati. Entah sebab ucapan atau perilaku selama berinteraksi.


Memaafkan mengapa terasa begitu berat? Ah, kamu tidak merasakan sakit hati yang saya rasakan. Sudah, tak perlu komentar kamu. Asal kamu tahu, sakitnya tuh disini! *tunjuk dada 

Eits, saya manusia yang juga pernah merasa sakit hati. Dalam batas wajar, ada hal-hal yang membuat saya sebel, kesel dan dongkol sama ucapan atau perilaku orang lain loh. Dan itu wajar. Namun, bagi yang pernah disakiti sebegitu dalamnya secara langsung ataupun tidak dan benar-benar sulit sekali memaafkan. Siapapun orang itu, mestilah sulit membuka pintu maaf.

Kita marah, besar banget. Tak termaafkan, sungguh. 

Saya pikir, memaafkan adalah yang yang harus kita selesaikan untuk bisa melanjutkan hidup. Kalau kita tetap menyimpan luka lama, membawa-bawanya terus maka kita hanya akan melukai diri sendiri. 



Sebenarnya sih, kita tidak akan menyakiti orang lain dengan menolak memaafkan (bahkan sebagian besar sudah tidak peduli lagi mungkin pada kesalahannya), tetapi kita hanya akan menyakiti diri sendiri.

Nah, supaya bisa move on dan melanjutkan hidup memaafkan sebenarnya merupakan hal yang perlu kita terima dan lakukan. Sebab kita akan berisiko terjebak pada masa lalu terus menerus, tidak mampu menjadi diri yang kita mau atau mencapai hal yang kita ingin capai.

Memaafkan tidak bermakna bahwa kita "baik-baik saja" dengan yang telah si pelaku lakukan atau memaklumkannya. Memaafkan tidak ada hubungannya dengan orang yang menyakiti kita karena ini tentang diri kita di masa depan.

Jadi, seperti yang dikatakan Mr. Borysenko benalah bahwa memaafkan itu menyelesaikan bisnis lama agar bisa bebas dari kontaminasi atau cemaran masa lalu. Melelahkan memang jika kita hanya berkutat dengan rasa sakit yang itu-itu lagi. Faedahnya tidak didapat hanya saja makan hati terus menerus. Bebaskan jiwa, pikiran dan raga dengan memberikan maaf sebab dirimulah yang membutuhkannya.





Sejak usia Kristal deket-deket dua tahun, saya sudah niatkan untuk membuat cat air sendiri. Ngapain sih pake repot banget bebikinan gitu? Eits, buat yang memang ada hobinya sih menyenangkan dan memuaskan aja bisa bikinin mainan untuk anak sendiri, ya kan. Nah, Saya ini model-model emak yang begitu deh, haha...





Kelebihan bikin cat air sendiri buat saya:

HEMAT
Bahan yang dipakai untuk membuat cat mudah didapatkan dan termasuk dalam harga yang terjangkau. Bayangkan saja kalau beli di toko bahan seni agak cukup menguras kantong yah. Saya sempat cari di katalog online ada yang selusin sekitar Rp 100.000,00 dan ada juga yang satuan dengan harga Rp 50.000,00 per warna. Mayan yaks. iye mayan bisa buat bikin ayam panggang madu wkkwk makan melulu. Inilah sebabnya saya getol dan niat sungguh-sungguh bikin cat air sendiri, puas deh mau bikin sepanci juga bisa kok.



AMAN
Bahan cat dari benda-benda yang tidak berbahaya karena berasal dari produk yang dipakai kita sendiri. Misalnya, tepung maizena (sudah jelas ini mah bisa buat masak kan, jadi AMAN!). Ada lagi Body Lotion (ini sih yang make emaknya ya, haha) AMAN! Terakhir, Bedak bayi sebenernya eksperimen saya sendiri. Iseng lihat komposisi bedak bayi eh, nemu corn flour (tepung jagung) nah, ini mah sama aja kayak maizena dong ya. Berarti bisa dipake buat nambahin adonan cat-lah ya. Berhubung juga bedak bayi masih banyak dan sudah mendekati masa kadaluarsa ya jadilah saya masukkan dalam ramuan cat air. Ini salah satu pengamalan ilmu dibuang sayang, wkwkw.


Alat dan bahan:
  1. Tepung Maizena/ Tepung Jagung (2 sdm)
  2. Body Lotion (Secukupnya) *bagi anak alergian bisa diganti dengan losion bayi yaa.. 
  3. Bedak Bayi (Secukupnya)
  4. Baby Oil (Beberapa tetes)
  5. Pewarna Makanan (Pakai warna primer aja merah, kuning, biru)
  6. Wadah Muffin
  7. Stik Pengaduk
  8. Sendok
  9. Mangkok Pencampur




Cara Membuat:
  1. Campurkan tepung maizena dengan bedak dan body lotion
  2. Aduk rata ketiga bahan. Takarannya sampai adonan cat cukup kalis tercampur seperti pasta.
  3. Pisahkan beberapa sendok adonan ke dalam wadah muffin. Wadah muffin ini saya pake karena ada aja di rumah dan sudah menganggur jadi difungsikan kembali. Pakai wadah sisa-sisa botol plastik biasa juga bisa yang ada tutupnya lebih baik.
  4. Berikan lima tetes pewarna merah, biru dan kuning masing-masing. Lalu aduk rata hingga tercampur ke semua adonan. Jika warna yang diinginkan masih belum pas, silakan tambah lagi beberapa tetes. Nah, warna primer bisa dicampur. Ambil lagi adonan, campur warna merah dan kuning untuk mendapatkan oranye, warna biru dan kuning untuk jadi hijau serta warna biru dan merah untuk jadi ungu. 
  5. Bentuk adonan akan seperti pasta, agar menambah cerah tambahkan baby oil ke masing-masing adonan warna cukup dua atau tiga tetes saja. Aduk lagi.
  6. Penggunaannya gampang, cukup ambil beberapa bagian dari cat air. Lalu, dicampur lagi dengan sedikit air (cukup kental seperti cat) dan bisa langsung untuk melukis. Jangan lupa siapkan kertas dan kuas.
Setelah semua dicampur





Manfaaat Aktivitas bagi anak: 
  • Merangsang kemampuan motorik halus. Melukis dengan kuas melatih koordinasi jari-jari untuk bergerak membentuk lukisan. 
  • Belajar mengenal warna, bentuk-bentuk yang dilukis.
  • Mendukung koordinasi mata dan tangan anak. 
  • Merangsang kreativitas


Pas melukis saya ajak Kristal buat bikin cap tangan dan kaki dari cat air ini. Awalnya dia geli-geli jijik gitu tapi akhirnya malah suka main ceplak cap tangan di kertas.

Judul Buku: Play and Learn ABC
Penulis: Roger Priddy
Penerbit: St. Martin's Press by Priddy Books
Batasan usia: 2+
Tahun Terbit: 2013
Tebal: 10 halaman Board books 
ISBN: 9780312516383




What a good book! Itu kalimat pertama saya untuk buku ini. Tampilan luarnya sangat menarik selain itu juga terdapat keterangan pembatas di setiap halaman berbeda. Sebenarnya isi dari buku anak ini diantaranya huruf alfabet dari A sampai Z, gambar nyata (bukan ilustrasi) serta nama dari benda tersebut (dalam bahasa Inggris tentunya). Agaknya karena jumlah benda begitu banyak seakan sampai 100 buah benda maka penerbit menyebutkan first 100 words pada sampul depan. Pendapat saya, ini merupakan penarik perhatian bagi konsumen. Coba bayangkan saja satu buku dengan tampilan menarik berisi seratus kata. Siapa yang tak tergoda. Padahal sih siapa juga yang mau menghitung isi kata di buku ini ya?



Pada halaman pertama, para orang tua pasti akan jatuh suka dengan model slide and find dari buku ini. Dengan jujur saya akui, bentuk slide ini sangan menarik. Ketika ditutup berupa huruf dan saat dibuka ada gambar dan nama bendanya. Duh, anak-anak sudah pasti sangat dibuat penasaran. Hasil cetakan dan tampilan bagian slide and find juga rapi tidak terlihat menumpuk.



Lanjut lagi ke halaman lift the flap, anda akan disuguhkan dengan tampilan apik dari sebuah benda yang ketika dibuka lipatannya berisi gambar dan satu kalimat. Ini sebenarnya cukup menarik, tetapi menjadi kekurangan jika pembaca adalah anak di bawah dua tahun (seperti anak saya) karena dia malah tertarik untuk merobek bagian lift the flap dan iya robeklah satu bagian buku itu sekarang, huhhu.. sedih. Oleh sebab itu, benarlah adanya keterangan target pembaca pada buku ini adalah untuk dua tahun ke atas. Kalau saya sih, karena kebetulan BBW di BSD nemu ini maka saya beli aja padahal usia anak masih setahun lebih dikit waktu itu jadi ya belum sesuai banget. *Emang emaknye gatell belanjain buku anaknya, heheh.



Pada halaman touch and feel kita akan menemukan gambar yang menstimulasi sensori anak. Ada cermin, ada kulit jeruk dan bulu kelinci yang akan membuat anak terkesan. Pengemasan bulu kelinci palsu begitu rapi sehingga tidak meninggalkan kesan menggembung karena diisi bulu. Penuh warna yang cerah dan ceria sangat menarik bagi anak-anak. 


Kelebihan buku ini adalah tampilan yang menarik, apik dan cocok untuk anak usia dua tahun atau lebih. Gambar nyata yang dipilih penulis cocok untuk memberikan kesan kepada anak yang masih belajar mengenal benda dan menyebut nama benda. Bentuk board book yang tidak bersudut tajam sangat aman bagi anak. Jadi, orang tua tidak perlu khawatir meninggalkan anaknya membaca sendirian. Hanya saja ukuran yang terlalu besar bagi para toddler membuat buku ini agak sulit dibawa sendiri oleh anak. Perlu usaha dan kekuatan lebih agar mampu membawa buku ini sendirian. Anak saya pun terlihat keberatan saat membawa dan memindahkan buku ini sendirian. 

Dibandingkan kekurangan, buku ini lebih banyak bagusnya. Selain itu, juga terdapat keterangan batas usia pembaca buku pada bagian sampul belakang. Ini yang menurut saya sangat penting bagi calon konsumen yang akan membeli buku. Sebagai orang tua yang membelikan anaknya buku pasti tidak mau salah membeli buku kan. Oleh sebab itu, keberadaan keterangan usia ini sangatlah membantu.

Saya sebagai orang tua sangat terbantu mengenalkan nama benda. Sekarang si Kakak sudah bisa menyebutkan nama benda jika saya tanya ini apa sambil menunjuk, juga sudah lancar menunjukkan benda mana yang saya tanyakan. Overall untuk buku yang banyak manfaatnya ini saya berikan bintang lima dari lima.