Well, judulnya terkesan promotif sekali ya. Tetapi, promosi di sini saya rasa bakal lebih sedikit dibandingkan fakta yang ada. Sewaktu dulu masih kuliah, teman saya anak-anak teknik dapet satu artikel berbahasa Inggris yang membahas tentang alasan kenapa kamu harus nikahin Engineer. Hahaa, itu anak teknik bangga betul sama tulisannya, yah fakultas yang didominasi kaum adam itu memang sangat solid untuk urusan kecintaan fakultas. Heyhoo, karen itu pun saya tak mau kalah dari mereka. Nah, ini jadinya, saya bikin saingannya: things made you should marry nurse. Karena ya, saya kan lulusan Fakultas Ilmu Keperawatan UI *wow, bangga betul :D saya dengan bahagia akan membeberkan beberapa fakta yang tidak diketahui orang-orang luar. Fakta yang menjadikan seorang ners itu penyayang dan cerdas #eeaa tetep aje narsis.

Menikah, apa sih yang bakal ditemui didalamnya? Keluarga, pasangan hidup, anak, orang tua, sehat-sakit dan lainnya. Oke, di sini mari kita beberkan satu per satu alasan penting mengapa kamu harus menikah dengan seorang ners.

Nikahaaan!!! :D         




Pertama, sejak awal masuk kuliah kami sudah diracuni oleh prinsip “caring” yang bermakna peduli, perhatian, menyayangi. Jadi, kami sudah tentunya seorang yang akan care pada keluarga kami nantinya sehingga semua insya Allah terawatt dengan rapi, hehe.

Sepertinya yang kedua dan seterusnya saya akan tulis dalam format numbering, supaya terlihat banyaknya, hahaay :p


Kami belajar ilmu keperawatan anak, ilmu yang membahas pertumbuhan & perkembangan bio-psiko-sosio-spiritual anak sejak baru lahir sampe usia tidak lagi disebut anak. Jadi, untuk ilmu mengurus dan mendidik anak kami sudah paham betul agar nantinya kami pun menjadi ibu yang baik bagi anak-anak kami. Coba, mau nyari dimana calon ibu yang baik buat anak-anak anda jendral?
 




Selanjutnya, keperawatan gerontik. Ini ilmu yang bahasannya tentang proses menua (ageing) yang pasti terjadi pada semua orang jikalau usianya panjang. Ya, tua itu pasti kan namun, cara menghadapi dan membuat proses tua itu menyenangkan jelas kami paham harus bagaimana. Meminjam bahasan temen-temen, dengan ilmu ini kita belajar gimana cara jadi anak dan menantu yang baik, hehe. Bisa aja ya? Bisalah, karena nantinya kan kita juga yang mengurus orang tua kala lanjut usia. Nah, ini ilmunya udah punya, tinggal diaplikasikan aja kan? 


Ini yang mesti dipahami sama semua suami di dunia, sebuah proses besar dalam hidup istri mereka; hamil, melahirkan dan menyusui bayi mereka. Ilmu obstetri ginekologi terangkum dalam keperawatan maternitas. Ya, ituu, itu ilmu tentang gimana proses hamil melahirkan dan mengurus bayi baru lahir. Nah, kita punya lengkap semuanya. Ini biar para suami tidak bingung kalo istrinya lagi mules pas kontraksi rahim pra-persalinan dan juga bisa paham proses persalinan sampai pascapersalinan itu sendiri. So, aren’t us truly a good mom-wannabe? 






Memiliki pasangan hidup dan menikah itu merupakan satu dari tugas perkembangan manusia usia dewasa muda. Nah, dengan menikah kita akan memenuhi tugas perkembangan itu juga membangun sebuah keluarga baru. Keluarga ini pun nantinya punya tugas perkembangan di tiap jenjang usia penikahan. Itu semua kami pelajari dalam keperawatan keluarga. Ilmu ini membahas apa saja sih yang dialami keluarga dalam family life cyle. Siklus ini diawali sejak menjadi keluarga pasangan muda, hingga memasuki masa childbearing (anak pertama),anak pertama usia remaja dan juga memasuki usia pertengahan (middle age) dan usia senja. Pasti enggak ada yang tahu di tiap usia pernikahan punya tugas perkembangan masing-masing. Sebenernya sih ini teori tetapi menurut saya teori yang bermanfaat. Dan saya lagi-lagi merasa beruntung berkesempatan mempelajari ilmu ini, ilmu yang tak hanya bermanfaat untuk umat tetapi untuk kehidupan pribadi saya juga. Well, inilah ilmu yang tak dimiliki profesi lainnya, kecuali ners. Jadi, masih ragu atau merasa ada yang kurang dengan kami?



Dari sekian ilmu itu, masih banyak ilmu-ilmu lain yang kami pelajari diantaranya tentu keperawatan medikal bedah, penyakit dalam (gangguan fisik pada tubuh). Lantas, jika ada anggota keluarga yang sakit tentulah kami sudah paham bagaimana cara merawatnya, obat apa yang diberikan, serta bagaimana proses perjalanan penyakit. Intinya, tak akan mudah tertipulah sama rumah sakit atau klinik atau dokter yang meriksa keluarga kita, hehee.. Lainnya, masih ada ilmu keperawatan jiwa, ini nih yang paling saya suka. Manusia itu kan diciptakan dari unsur fisik dan jiwa, nah manusia yang sehat tentunya kedua hal ini mesti sehat dong dan kami lagi-lagi sangat mengerti bagaimana membuat jiwa manusia tetap sehat. 

Baiklah, tidak bermaksud sesumbar apalagi sombong ya, hohoo.. habis mau bagaimana lagi, itu ilmu-ilmu yang kami pelajari emang merupakan fakta di lapangan. Mungkin selama ini banyak yang gak tahu kan, apaan sih emang yang dipelajari perawat waktu sekolah? Bukannya sama aja ya kayak dokter? Wow, kami berbeda. Kami “caring for the sick” not “curing”. Kami mempelajari itu semua ilmu-ilmu penyakit dan fisiologis tubuh manusia sedalam lautan (haha ini hanya istilah saya saja). Kami pun mempelajari farmakologi (ilmu obat) dan yang paling penting dan utama kami mempelajari ilmu keperawatan itu sendiri sebagai keilmuan yang jauh terpisah dan berbeda dengan kedokteran. Kami merawat respon manusia terhadap penyakitnya. Perlu diketahui manusia itu unik dan berbeda, dua orang dengan penyakit yang sama tentu akan memiliki respon berbeda terhadap penyakitnya. Nah, inilah yang kami rawat, respon orang sakit yang berbeda ini yang membuat kami berdiri sendiri sebagai keilmuan. Tak hanya ilmu kedokteran yang kami dalami tetapi juga keilmuan keperawatan kami yang menjadi hal utama untuk diamalkan ke klien.

Ini menjadi panjang kali lebar yah penjelasannya, hahaay maklumlah terlalu cinta sih sama profesi perawat ini. Oh iyaa, satu lagi yang hampir terlupa (padahal ini cukup krusial). Jika kami bekerja di rumah sakit yang hidup 24 jam sehari, 7 hari sepekan maka tentunya para perawat ini memiliki kerja yang terbagi dalam tiga shift, pagi, sore, malam. Karena ituuu, penting ini, penting banget, jika anda-anda sekalian berniat untuk menjadikan seorang dari kami sebagai pasangan hidup maka perlu ditekankan bahwa anda dengan rela hati akan tetap mendukung karir untuk mengamalkan ilmu sebagai ners. Rela kami tinggalkan untuk jaga sore/ malam, rela untuk tidak memiliki waktu libur di akhir pekan, rela untuk (mungkin) tempat curhat kami (hehe, itu mah gue kali :p). Ya, karena kami anti mainstream untuk berlibur di akhir pekan seperti kebanyakan orang. Terus juga, rela kami merawat pasien dengan jenis kelamin yang berbeda (taulah maksudnya) kami kan udah disumpah gak boleh membedakan pelayanan ke siapapun. Jadi, kalo pasiennya lawan jenis ya mesti bakal ada adegan sentuhan fisik (tetapi sesuai etika lah yaaa). Misal mau pasang infus atau mau menyuntik di tangan kan mesti dipegang dulu dong bisa ditusuk/enggak pembuluh darahnya. Ya, jadi mesti rela hati tangan pasangannya gak hanya milik pribadi, hehe. 

Okelah, saya rasa cukup sekian deh alasan penting kenapa anda harus menikahi seorang perawat. Saya sih gak niat promosi (boong gak niat, tapi niat bangeeet, hahaa) tapi kan ini dari perspektif saya yang hampir 5 tahun lebih mendalami ilmu ini dan sudah tahu seluk beluknya. Mungkin ini akan bermanfaat untuk teman-teman yang belum terlalu paham mengenai profesi ners (perawat). Setidaknya ya cukup menambah wawasan barulah ya, mengenai profesi ini (yang kerap dibandingkan dengan satu profesi sejawatnya *baca dokter). Semoga tulisan ini dapat membuka mata dan membuat pembaca lebih respek dan tidak meng-underestimate profesi seorang perawat. Nurse is one of a very noble profession in the world. I do agree with that quote! I love Nursing and love being a nurse!

Di bawah langit berbintang Jakarta, 
February 28th 2013, 9: 07 PM