Jelajah Sastra #2

14:57


Yihaaa, kembali lagi ngisi blog, parah ini parah, seharusnya bisa nyetor lebih awal tetapi apa daya, kemalasan hampir menang atas diriku :p

Baiklah, baiklah.. sekarang mau bahas tentang pak Ajip Rosidi dan satu puisi karya beliau yang saya temukan. Pak Ajip ini pemuda Sunda asli, haduh saya lupa angkatan mananya. Yang pasti beliau merupakan satu dari sastrawan Sunda yang turut mengembangkan Sastra Sunda. Pak Ajip ini ya, saya baru lihat foto wajahnya di sampul belakang buku Surat Tjinta Endaj Rasidin. Ya ampuuun, itu foto jaman mudanya, ya Allah ganteeeeng sungguh, hahaa (menurut saya sih emang ganteng). Andai nih ya ada lelaki ganteng semacam gantengnya pak Ajip jaman muda mesti deh enak banget kalo dijadiin pasangan #eh. Okelah, nih saya beri fotonya.. hhaha kan ganteng kan?



Sebenernya di buku kumpulan sajak Surat Tjinta Endaj Rasidin itu ada banyak puisi, ya temanya sesuai judulnya yang surat cinta, berarti tidak jauh dari teman tjinta (baca: cinta). Oh iya, karena masih pakai ejaan lama judul bukunya kalau dieja pakai EYD sekarang dibaca Surat Cinta Enday Rasidin. Nah, ini salah satu puisi yang saya suka dalam buku sajak tersebut. Judulnya Begini aku sekarang, ditulis tahun 1959 (bahkaaan umur puisi ini lebih tua dari umur mamah saya, hahaay :P)

Begini aku sekarang
Oleh: Ajip Rosidi

Begini aku sekarang: pendiam dan murung
Merenung gunung berselubung mendung
Makin mengerti tentang adjaib tali djiwa
Antara kita
Begini aku sekarang: pendiam dan murung
Kian djauh sadja dari keriahan kota
Dan makin mengerti akan arti tjinta
Jang tak diterjemahkan dalam kata
Karena kata hanja basa
Tak mendukung sepenuh rasa
Karena kata hanja antara
Dua djiwa belum satu
Karena kata hanja kata
Jang lain-lain kandungan arti
1959
Nah, itu kalo pakai ejaan lama ya, ini saya edit ulang kalo pakai bahasa Indonesia dengan ejaan yang disempurnakan (EYD). Biar lebih enak membacanya dan membahasnya, hehe.

Begini aku sekarang: pendiam dan murung
Merenung gunung berselubung mendung
Makin mengerti tentang ajaib tali jiwa
Antara kita
Begini aku sekarang: pendiam dan murung
Kian jauh saja dari keriahan kota
Dan makin mengerti akan arti cinta
Yang tak diterjemahkan dalam kata
Karena kata hanya basa
Tak mendukung sepenuh rasa
Karena kata hanya antara
Dua jiwa belum satu
Karena kata hanya kata
Yang lain-lain kandungan arti
1959

Kan, kan, kan, kandaaaaa *halaah apa ini? #salahfokus. Bukan, bukan manggil kanda kok, haha.. kan bener puisinya mengandung tema cinta. Saya bukan lulusan sekolah sastra Indonesia. Tidak terlalu paham akan makna tiap frasa puisi. Tetapi saya suka tiap untaian kata yang dipilih pak Ajip untuk menggambarkan makna kesendirian, jauh dari yang dicinta. Yang dicinta disini sih sepertinya lebih fokus ke kekasih hati pujaan jiwa ya, hahay. Ah, saya suka inilah, titik. Di bagian “karena kata hanya antara, dua jiwa belum satu” sepertinya menyiratkan masih belum bertemu dengan yang diharapkan. Tetapi, si penulis merasakan memang kesendirian itu membuat lebih banyak diam, terlebih jauh dari yang dicinta karena emang beluman ketemu, hoho *itu mah saya #curcol.
Be First to Post Comment !
Post a Comment

Hi! Thanks for reading! Please give your comment here..

Mohon maaf link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya