Yihaaa, kembali lagi ngisi blog, parah ini parah, seharusnya
bisa nyetor lebih awal tetapi apa daya, kemalasan hampir menang atas diriku :p
Baiklah, baiklah.. sekarang mau bahas tentang pak Ajip
Rosidi dan satu puisi karya beliau yang saya temukan. Pak Ajip ini pemuda Sunda
asli, haduh saya lupa angkatan mananya. Yang pasti beliau merupakan satu dari
sastrawan Sunda yang turut mengembangkan Sastra Sunda. Pak Ajip ini ya, saya
baru lihat foto wajahnya di sampul belakang buku Surat Tjinta Endaj Rasidin. Ya
ampuuun, itu foto jaman mudanya, ya Allah ganteeeeng sungguh, hahaa (menurut
saya sih emang ganteng). Andai nih ya ada lelaki ganteng semacam gantengnya pak
Ajip jaman muda mesti deh enak banget kalo dijadiin pasangan #eh. Okelah, nih
saya beri fotonya.. hhaha kan ganteng kan?
Sebenernya di buku kumpulan sajak Surat Tjinta Endaj Rasidin
itu ada banyak puisi, ya temanya sesuai judulnya yang surat cinta, berarti
tidak jauh dari teman tjinta (baca: cinta). Oh iya, karena masih pakai ejaan
lama judul bukunya kalau dieja pakai EYD sekarang dibaca Surat Cinta Enday
Rasidin. Nah, ini salah satu puisi yang saya suka dalam buku sajak tersebut.
Judulnya Begini aku sekarang, ditulis tahun 1959 (bahkaaan umur puisi ini lebih
tua dari umur mamah saya, hahaay :P)
Begini aku sekarang
Oleh: Ajip Rosidi
Begini aku sekarang: pendiam dan murung
Merenung gunung berselubung mendung
Makin mengerti tentang adjaib tali djiwa
Antara kita
Begini aku sekarang: pendiam dan murung
Kian djauh sadja dari keriahan kota
Dan makin mengerti akan arti tjinta
Jang tak diterjemahkan dalam kata
Karena kata hanja basa
Tak mendukung sepenuh rasa
Karena kata hanja antara
Dua djiwa belum satu
Karena kata hanja kata
Jang lain-lain kandungan arti
1959
Nah, itu kalo pakai ejaan lama ya, ini saya edit ulang kalo
pakai bahasa Indonesia dengan ejaan yang disempurnakan (EYD). Biar lebih enak
membacanya dan membahasnya, hehe.
Begini aku sekarang: pendiam dan murungMerenung gunung berselubung mendungMakin mengerti tentang ajaib tali jiwaAntara kitaBegini aku sekarang: pendiam dan murungKian jauh saja dari keriahan kotaDan makin mengerti akan arti cintaYang tak diterjemahkan dalam kataKarena kata hanya basaTak mendukung sepenuh rasaKarena kata hanya antaraDua jiwa belum satuKarena kata hanya kataYang lain-lain kandungan arti1959
Kan, kan, kan, kandaaaaa *halaah apa ini? #salahfokus. Bukan,
bukan manggil kanda kok, haha.. kan bener puisinya mengandung tema cinta. Saya bukan
lulusan sekolah sastra Indonesia. Tidak terlalu paham akan makna tiap frasa
puisi. Tetapi saya suka tiap untaian kata yang dipilih pak Ajip untuk menggambarkan
makna kesendirian, jauh dari yang dicinta. Yang dicinta disini sih sepertinya
lebih fokus ke kekasih hati pujaan jiwa ya, hahay. Ah, saya suka inilah, titik.
Di bagian “karena kata hanya antara, dua jiwa belum satu” sepertinya
menyiratkan masih belum bertemu dengan yang diharapkan. Tetapi, si penulis
merasakan memang kesendirian itu membuat lebih banyak diam, terlebih jauh dari
yang dicinta karena emang beluman ketemu, hoho *itu mah saya #curcol.
Be First to Post Comment !
Post a Comment
Hi! Thanks for reading! Please give your comment here..
Mohon maaf link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya