Setiap kali ketemu timbangan rasanya ketar ketir. Pikiran was-was memikirkan,
“Berapa kilo nih sekarang?”
“Naik gak ya?”
“Duh, kalau masih kurang gimana ni? Aih, kenapa segini-gini aja, padahal makan banyak.”
Walau emang sih, kadang gak doyan makan juga. Aduh mumetnya kepala rasanya...
Begitulah perasaan para ibu setiap kali mengajak anaknya pergi ke Posyandu untuk mengukur berat dan tinggi badan.



Merasakan hal yang sama? Tosss dulu yha.... Kita sama, senasib dalam memikirkan kenapa berat badan diri eh anak kita segitu aja dan minimalis banget naiknya.

Alhamdulillah, dalam peringatan Hari Gizi Nasional kemarin saya berkesempatan hadir untuk mengupas tuntas masalah berat badan anak. Nah, sekarang saya akan berbagi rahasia mengenai berat badan anak. Semoga setelah membaca ini dapat menghempas segala rasa cemas, penasaran dan berbagai alasan di balik misteri berat anak yang kadang sulit naik.

Salah satu indikator anak sehat adalah meningkatnya berat dan tinggi badan sesuai standar minimal. Sayangnya, merujuk pada hasil Riset Kesehatan Dasar  (RISKESDAS) tahun 2018 terdapat 17.7% balita yang mengalami berat badan kurang (underweight) dan berat badan sangat kurang (severe underweight). Ini menunjukkan bahwa berat badan kurang pada anak masih menjadi masalah bersama baik bagi orang tua maupun negara.



Lantas, kenapa jadi masalah negara juga? Anak-anak dengan berat badan yang kurang berpotensi memiliki gangguan tumbuh kembang hingga nanti pada saat dewasa dapat mengalami penurunan performa kerja, kecerdasan serta masalah kesehatan lainnya. Dampak jangka panjang yang begitu berpengaruh untuk kelangsungan sumber daya manusia di Indonesia.

Inilah alasan mengapa kebutuhan nutrisi seorang anak menjadi penting untuk dipenuhi. Anak membutuhkan nutrisi untuk aktivitas (energi), tumbuh kembang (menjadi dewasa), pemulihan serta menjalankan fungsin tubuhnya. Hal ini berbeda dengan orang dewasa yang tidak akan mengalami proses tumbuh kembang lagi. Oleh sebab itu, orang tua perlu memperhatikan kebutuhan nutrisi anak.

Kebutuhan nutrisi yang seimbang ditandai dengan adanya peningkatan berat dan tinggi badan. Pemantauan berat badan, tinggi badan serta lingkar kepala dapat dilakukan orang tua minimal 8 kali dalam setahun sebagai upaya deteksi dini masalah pertumbuhan. Hasil pemeriksaan dimasukkan ke dalam grafik standar sesuai WHO. Nah, dari hasil inilah kita dapat mengetahui status gizi anak, apakah baik, kurang atau berlebih.
Selama BB anak dalam grafik antara 2 dan -2 tandanya anak bergizi baik


Anak belum bisa memilih sendiri makanan mana yang baik untuk mereka makan. Nah, disinilah tugas  orang tua menjadi penentu untuk memilih asupan yang sehat dan pola makan yang baik bagi anak. Adapun komponen gizi yang harus ada pada makanan diantaranya, karbohidrat, protein hewani dan ikan, kacang-kacangan, buah dan sayuran serta lemak dan susu. Inilah asal dari menu empat bintang pada MPASI. Jadi, sejak dimulainya MPASI hingga anak makan makanan keluarga keempat komponen zat gizi ini harus selalu ada dalam satu piring makan.

Dokter Conny Tanjung Sp.A(K) juga mengungkapkan bahwa orang tua perlu memiliki kesadaran akan masalah berat badan kurang pada anak. Segeralah mencari bantuan dari tenaga kesehatan untuk memperbaiki status gizi anak. 

dr. Conny Sp.A(K)

Saya sendiri juga mengalami betapa pusingnya kepala ketika berat badan anak tidak bertambah. Ditambah pula menghadapi banyaknya trik beralasan tidak bisa menghabiskan makanan atau tidak mau makan. Ini sudah seperti masalah nasional seluruh ibu yaitu membuat anak mau makan hingga berat badan sesuai standar. Facing the same problems? Yes, we are.

Saat diskusi bersama kemarin, Psikolog Ajeng Raviando mengungkapkan bahwa menjadi orang tua baru pastinya akan mengalami perubahan. Perubahan-perubahan ini terjadi pada emosi dan hubungan sosial. Penyesuaian emosi seperti perasaan senang, cemas dan iri timbul saat melihat kondisi orang tua atau anak lain. Ini kadang menimbulkan rasa takut tidak bisa menjadi orangtua yang baik. Perubahan hubungan sosial misalnya frustrasi atas hilangnya kebebasan pribadi dan bertambahnya tanggung jawab baru serta adanya perasaan lebih menghargai orang tua.


Ajeng Raviando

Orang tua milenial membutuhkan banyak energi untuk mengasuh anak. Penting bagi orang tua memberikan makanan bergizi bagi anak-anak. Realitanya? Bhay… Perkara makan makanan bagi anak tidak semudah itu. Ada anak yang pemilih, ada yang tidak mau mencoba makanan baru, dan segudang alasan di balik penolakan terhadap makanan. Belum lagi kebutuhan finansial yang meningkat tentunya turut menambah daftar penyebab sakit kepala.


Pertanyaan-pertanyaan mengenai berat badan cenderung dihindari orang tua agar tidak menjadi beban psikologis. Padahal penting bagi orang tua berperan aktif untuk mencari solusi yang bijak terhadap masalah berat anak. Ada peran besar orang tua dalam memberikan teladan pola makan yang sehat dan baik di rumah.


Masalah berat badan yang kurang ideal biasanya disebabkan dari luar dan dalam tubuh anak. Penyebab dari luar misalnya makanan yang kurang disukai (picky eater), pemberian makanan yang kurang lengkap gizinya serta adanya infeksi. Sedangkan penyebab dari dalam biasanya disebabkan pengaruh genetik warisan orang tua dan kesehatan tubuh anak seperti ada masalah pada gigi, mulut dan saluran cerna.

Nah, orang tua harus jeli melihat kondisi anak. Apa yang menyebabkan anak tidak berminat makan? Makanankah atau kondisi tubuh anak? Orang tua dapat melakukan tips singkat ini untuk membuat anak  bahagia dengan aktivitas makan sehingga dapat meningkatkan berat anak.

  1. Jangan menyerah mengenalkan jenis makanan baru yang mungkin harus ditawarkan 10-15 kali sampai anak mau memakannya.
  2. Makan terjadwal dengan tidak memberikan makanan manis (baik minuman berupa jus, susu atau kue-kue) sebelum waktu makan.
  3. Berikan menu yang tinggi protein, kalori dan zat besi.
  4. Mematikan segala jenis gawai (TV, Ponsel, Komputer) yang bisa mengalihkan perhatian saat jam makan.
  5. Berikan contoh kebiasaan pola makan yang baik di rumah.
  6. Berikan kalimat-kalimat positif tentang makanan agar tertanam afirmasi yang baik pada anak.

Awalnya memang tidak mudah bagi orang tua membiasakan tips di atas. Seiring pembiasaan dan penjelasan yang diberikan pada anak, lama kelamaan anak bisa menyerap dan memahami bahwa makan yang sehat adalah untuk kebaikan dirinya.

 

Peringatan Hari Gizi Nasional menyadarkan kembali kita akan pentingnya memenuhi gizi anak yang sedang tumbuh dan berkembang. Dalam mendukung kampanye kesadaran gizi dalam keluarga, Danone menyediakan platform website www.cekberatanak.co.id. Dengan begitu, orang tua diharapkan lebih mudah untuk memantau berat badan anak dari mana saja dan kapan saja. Jadi, jangan takut konsultasi ke tenaga kesehatan untuk menyelesaikan masalah berat badan anak yang kurang. Tidak lain dan tidak bukan adalah demi masa depan anak-anak kita.

Apa harapan orang tua saat telah memiliki anak-(anak)? Tentunya kita mengharap apapun yang terbaik untuk anak. Perlahan tapi pasti dengan keberadaan anak membuat kita jadi lebih sering bercermin akan kemampuan kita mendidiknya, cukup baikkah kita? mampukah kita menjaganya? jadi anak seperti apa dia nanti?

Pertanyaan-pertanyaan demikian adalah lumrah. Pengalaman dan pengetahuan yang masih minimal membuat kecemasan berlipat-lipat rasanya. Seluruh orang tua di dunia mengalami fase-fase ini. Jadi, tetap tenang ya, kita samaaa gaes!

 

doa untuk anak
Photo by jim pave on Unsplash

Memang tiada yang lebih indah dari melihat anak tumbuh menjadi anak yang sehat dan berakhlak baik. Segala kebaikan anak mulai dari ketawanya yang lucu, kemauannya berusaha dan mencoba sesuatu membuat kita jadi selalu bersyukur. Tanpa sadar, sebenarnya kita kembali kepada fitrah hidup manusia yakni selalu cenderung pada kebaikan, mencintai kebenaran.

Sungguh menjadi orang tua mengingatkan kembali kita atas fitrah pada kebaikan. Kita ingin anak menjadi anak yang baik dan shalih. Hati mendadak basah ketika melihat anak berinisiatif sendiri ikut salat (walau nungging sujud duluan), melihat anak merapal doa untuk orang tua yang telah kita ajarkan, serta sejuknya jiwa ketika melihat mereka senang melakukan hal baik lainnya.

kecenderungan untuk menganggap) baik suatu kebenaran dan (menganggap) buruk segala yang batil.

Read more https://almanhaj.or.id/6970-kembalikan-hatimu-pada-fitrahnya.html
kecenderungan untuk menganggap) baik suatu kebenaran dan (menganggap) buruk segala yang batil.

Read more https://almanhaj.or.id/6970-kembalikan-hatimu-pada-fitrahnya.html
kecenderungan untuk menganggap) baik suatu kebenaran dan (menganggap) buruk segala yang batil.

Read more https://almanhaj.or.id/6970-kembalikan-hatimu-pada-fitrahnya.html
kecenderungan untuk menganggap) baik suatu kebenaran dan (menganggap) buruk segala yang batil.

Read more https://almanhaj.or.id/6970-kembalikan-hatimu-pada-fitrahnya.html

Cara terbaik menuangkan harapan-harapan kita untuk anak adalah dengan mendoakannya. Bahkan berdoa untuk keturunan sudah dicontohkan para Nabi dan orang shalih dahulu. Sebab doa termasuk dalam salah satu usaha yang baik dalam mendidik anak.

Alhamdulillah, pedoman hidup menjadi orang tua sudah tertuang dalam Al-Qur'an. Mulai dari kisah Luqman Al-Hakim, keluarga Imran hingga para Nabi yang mengharapkan kebaikan untuk keturunannya dunia akhirat. Sungguh, kita sudah punya teladan yang baik untuk menjadi orang tua jika kita menyediakan waktu memahami isi Al-Qur'an. 

Inilah beberapa doa yang dikhususkan untuk mendoakan anak-anak serta keturunan kita. Mulai dari anak, cucu, hingga seterusnya. Tentunya kita berharap keturunan kita terus berada dalam penjagaan Allah walau kita telah tiada. Insya Allah, doa-doa ini bisa menjadi bekal kebaikan dunia akhirat.


 Doa hamba-hamba Allah s.w.t.
 QS. Al Furqan: 74

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

"Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa!"

Doa Nabi Zakaria A.S
QS. Ali Imran: 38

رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۖ إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ

"Ya Tuhanku, berrikanlah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa."

Doa Nabi Ibrahim dan puteranya
QS. AlBaqarah: 128
رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ

"Ya Tuhan kami, jadikanlah kami dua orang yang berserah diri kepada-Mu dan (jadikanlah) dari keturunan (anak cucu) kami umat yang berserah diri pada-Mu!"


QS. Ash-Shaffat: 100
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ 
"Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (keturunan) yang termasuk orang-orang yang saleh!"

QS. Ibrahim: 35
وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ

"dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala!"

Ketika mencapai usia 40 tahun, Ibrahim a.s. berdoa,
رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي ۖ إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ 

"Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal saleh yang Engkau ridhai! Berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri
(QS. Al-Ahqaf: 15)


QS. Ibrahim: 40

رَبِّ ٱجْعَلْنِى مُقِيمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِى ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَآءِ

"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku."

 Photo by Annie Spratt on Unsplash

Semoga doa-doa yang kerap kita rapal menjadi penjagaan untuk anak-anak kita. Sebab tiada yang lebih menyejukkan daripada memiliki keturunan yang shalih.