Berlindung dari jejak matahari yang meninggi, mereka menunggu. Untungnya tidak sampai lima menit, datanglah yang sudah dinanti. Wanita itu bangkit dan mendorong kereta bayi bersamanya. Tak ada kesulitan memasukkan kereta bayi ke dalam kendaraan yang hendak ditumpangi. Pintu bus yang lebar dan dekatnya jarak antara jalan dengan pijakan bus memudahkan ia membawa anak. Bepergian bersama bayi kecilnya begitu mudah, cukup dengan menggunakan transportasi umum ia bisa kemana saja.
Bus Listrik Transjakarta (sumber: IG Transjakarta) |
Pemandangan transportasi publik yang demikian tentunya begitu menyejukkan kepala. Seorang ibu tidak lagi kesulitan bepergian sendiri sambil membawa anak menggunakan sarana transportasi umum. Tak ada lagi kerepotan ketika keluar atau masuk bus. Hal ini menjadi satu harapan saya sebagai seorang ibu yang kadang bepergian bersama anak. Semoga nantinya ada kesempatan merasakan keramahan sarana transportasi umum di negeri ini.
Keselamatan, keamanan dan kenyamanan dalam menggunakan sarana transpor umum ketika bepergian merupakan hal yang sangat dipertimbangkan dalam memilih jenis angkutan. Pemerintah telah menyediakan berbagai moda angkutan bagi rakyat yang sesuai kebutuhan. Di bawah naungan Kementrian Perhubungan (Kemenhub) realisasi mimpi yang menghubungkan transpor tiap pulau, kota dan daerah di Indonesia diwujudkan.
Keselamatan berkendara diutamakan, keamanan perjalanan pun ditingkatkan dan kenyamanan terus diperbarui sesuai tren kebutuhan masyarakat. Ini semua adalah upaya Kemenhub meningkatkan pencapaian pembangunan sarana dan prasarana transportasi.
Tanpa tebang pilih Kemenhub menyentuh seluruh area baik darat, laut dan udara dari Sabang sampai Merauke. Selain itu, pengelolaan transpor ibu kota dan sekitarnya juga mendapat perhatian khusus. Urusan perkeretaapian pun tidak luput dari reformasi Kemenhub.
Halte Transjakarta (sumber: IG Transjakarta) |
Saya sendiri cukup merasakan perubahan yang lebih baik ini. Tinggal di salah satu kota satelit yang tidak jauh dari ibu kota membuat saya harus tepat memilih sarana angkutan umum ketika bepergian ke pusat kota. Salah satu yang biasa digunakan adalah bus rapid transit (BRT) atau dikenal sebagai bus TransJakarta.
Kehadiran TransJakarta di kota satelit memberikan alternatif solusi yang aman dan nyaman bagi ibu yang bepergian bersama anaknya seperti saya. Inilah perubahan positif yang terasa cukup berhasil dicapai Kemenhub selama lima tahun terakhir. Selain itu, kehadiran sarana transpor umum massal terintegrasi juga memudahkan pengguna dalam menentukan pilihan moda transpor. Saat ini tidak perlu bingung memilih kendaraan umum, kita bahkan bisa berkeliling Jakarta hingga kota sekitarnya cukup dengan transportasi umum massal. Jadi, mau kemana saja bisa!
MRT Jakarta (sumber: IG MRTJakarta) |
Stasiun MRT Fatmawati (sumber: dok. pribadi) |
Pengembangan transportasi umum massal di sektor darat berupa hadirnya Mass Rapid Transit (MRT) menjadi angin segar dunia transportasi. Kemenhub terbukti mengutamakan keamanan, kenyamanan serta efisiensi dalam menyediakan layanan transpor. Saya begitu mudah berpindah moda transpor dari BRT ke MRT di stasiun transit lalu melanjutkan perjalanan lagi. Kemudahan seperti ini yang membuat pengguna merasa nyaman serta aman memakai transportasi massal.
Dalam laporan capaian lima tahun kinerja, Kemenhub memaparkan telah membangun dan mengembangkan infrastruktur transportasi darat, laut, udara dan perkeretaapian. Indonesia adalah negara dengan kondisi geografis yang unik dan beragam. Hal ini bukanlah hambatan, justru inilah peluang yang sukses membuat Kemenhub menyejahterakan rakyat. Transportasi terhubung dengan mudah sehingga percepatan pembangunan di daerah lain pun meningkat.
Inilah program pembangunan fasilitas perhubungan darat, laut, udara serta kereta api di berbagai daerah di Indonesia yang telah dicapai Kemenhub lima tahun terakhir.
Capaian Kinerja 5 tahun Kemenhub (sumber: Kemehub RI) |
Era media sosial kini membuat kita mudah menyampaikan saran dan kritik bagi negara. Segala keluhan yang dirasakan bisa disampaikan dengan mudah melalui media sosial Kemenhub serta berbagai penyedia jasa perhubungan lain. Misalnya, pengguna kereta yang pernah merasakan keterlambatan jadwal kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek hingga membuat penumpukan penumpang tidak perlu ragu menyampaikan kritiknya.
Halte Transjakarta CSW (sumber: poskotanews) |
Kemacetan yang tidak terurai di rute BRT hingga waktu tunggu bus yang begitu lama menghabiskan waktu banyak hingga mengurangi efisiensinya. Selain itu, beragam sarana pendukung transportasi massal yang kurang ramah golongan rentan (ibu hamil, lansia, ibu dengan balita serta kaum difabel) harus menjadi catatan penting bagi Kemenhub bahwa pembuat kebijakan dan keputusan harus ikut menggunakan sarana yang telah dibuat dan dikelola.
Berdasarkan temuan Tempo, hanya tersedia tangga yang menghubungkan stasiun MRT dan halte Transjakarta di Bundaran HI. Ini menyebabkan penumpang hendak transit dari stasiun ke halte atau sebaliknya, harus naik tangga. Kemenhub harus melihat bagaimana jika kaum difabel menggunakan moda transpor ini? Apa saja kesulitan yang dirasakan para ibu dengan balita ketika memasuki halte BRT dengan tangga yang begitu tinggi? Bagaimana kaum lansia menaiki tangga? Terkadang untuk berjalan saja cukup sulit. Pengalaman pengguna ini dapat dijadikan Kemenhub sebagai perbaikan fitur transportasi kedepannya.
Bahwa besar harapan saya Kemenhub terus berupaya meningkatkan keselamatan, keamanan dan kenyamanan transportasi. Peningkatan layanan yang tentunya tidak terbatas hanya bagi kaum sehat namun juga bagi golongan rentan. Kemudahan akses bagi golongan rentan dapat menjadi salah satu tolak ukur suksesnya Kemenhub menghubungkan tiap jiwa di tanah Indonesia. Akses transpor selain sarana seperti petugas jaga hingga layanan konsumen yang siap sedia juga memudahkan pengguna segala usia dalam memanfaatkan pelayanan Kemenhub. Mimpi saya bisa membawa kereta bayi tanpa kesulitan di transportasi umum semoga kelak bisa terwujud.
Referensi:
- Laporan Kinerja 5 tahun Pembangunan dan Pengembangan Transportasi Indonesia. Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. 2019