Showing posts with label relaktasi. Show all posts
Showing posts with label relaktasi. Show all posts

Sesuai janji, maka saya akan melanjutkan kisah dibalik relaktasi selama ASI eksklusif Kristal. Mantap banget, terhitung sejak diagnosis tidak menyedot hindmilk di usia dua bulan lebih maka di situ pula perjuangan saya dimulai. Sampai kapan? Sampai terkejar berat badan normal sesuai usia selama ASI eksklusif. 





Jujur ini adalah sebuah pengalaman yang sangat amat menguji mental. Gimana enggak, sejak awal niat ASIx enggak pernah terbayang bakal tersandung kasus seperti ini udah gitu saya juga kan bukan ibu bekerja yang sudah siap dengan peralatan tempur ASI perah. Botol kaca, pompa ASI dan alat-alat lainnya dadakan disiapkan. Saya pun dadakan belajar cara memerah ASI dengan teknik Marmet (perah manual pakai tangan sendiri) yang hhmmm... gak bohong deh pegelnya jemari ini ibu-ibu haha...




Sempet terpikir beli pompa ASI aja deh ya, tapi gimana juga kalau enggak cocok? Dilema lagi, sampai saya menemukan tempat penyewaan pompa ASI yang tanpa pakai uang jaminan wkwkw rejeki emang sih. 


Memerah ASI ketika anak tertidur atau sedang tidak menyusu saya lakukan lebih dari enam kali sehari di luar waktu menyusui langsung yang suka-suka atau sebutuhnya anak serta sesering mungkin (kalau pas anak pilek). Enggak usah dibayangin bu, saat itu rasanya saya mau nangis kalau melihat tetes demi tetes ASI perah yang kok rasanya enggak bertambah, kok kayaknya seret amat. Sedih, ngumpulin awal-awal pake marmet sepuluh menit dapet cuma 3 cc kali ya, boro-boro ada 10 cc apalagi full satu strip botol kaca. 


Pompa ASI yang pertama saya coba itu Unimom Mezzo Manual Breast Pump. Saya sampai bingung ini salah pompanya atau salah saya yang sudah mompa lebih dari 30 menit tapi cuma penuh menutup dasar botol. Pompa manual pun kekurangannya bisa bikin pegel juga ternyata, wkwkw.. Ujung-ujungnya saya mesti balik lagi marmet juga buat menghabiskan sisa ASI yang belum terperah.

Unimom Mezzo


Pompa berikutnya saya direkomendasikan teman yang juga pakai yaitu, Medela Harmony Manual. Pompa manual dari Medela ini lebih ringan saat diengkol dan hasilnya lumayan ada peningkatan sedikit meski tetap saya penasaran setiap habis mompa dilanjutkan dengan marmet lagi, haha.



Selanjutnya, saya mencoba Unimom Allegro Electric, nah kalau ini lumayan banget naikin hasil ASI perah. Selain itu, model elektriknya yang pakai baterai hanya dengan di-charge dan suara mesinnya gak berisik, memudahkan banget. Saya suka banget sama Allegro-lah. Sekali mompa alhamdulillah bisa nambah 30 cc per 30 menit. Memang ya, teknologi ini sangat amat membantu ibu menyusui. Saya termasuk dalam #TeamPompaElektrik dong ya kalau begitu haha. Habisnya, begitu efektif dan sangat membantu meningkatkan suplai perahan bagi ibu yang ASInya pas-pasan seperti saya ini.




Pompa terakhir yang saya coba adalah Medela Swing Electric. Ini lebih mantap lagi ternyata ibu-ibu sekalian. Suara mesin enggak terlalu halus tapi daya hisap maksimal. Sehingga let-down refleks sangat cepat dan ASI pun lancar jaya terkumpul. Medela Swing ini berhasil memfasilitasi saya mengumpulkan lebih dari 50 cc sehari, alhamdulillah.

Medela Swing


Begitu ceritanya pertarungan dengan pompa ASI. Selanjutnya, apakah benar pekerjaan relaktasi ASI yang saya lakukan ini sungguh berhasil meningkatkan berat Kristal? Jawabannya adalah ya, benar bahwa dengan merelaktasi berat Kristal meningkat signifikan. Saat usia tiga bulan beratnya 4.4 kg sebelumnya hanya 3.8 kg ini menunjukkan peningkatan walau masih sedikit.

Bulan berikutnya, naik sampai satu kilogram menjadi 5.4 kg. Alhamdulillah, girang bangetlah saya rasanya. Tentu ini menjadi pemicu semangat saya dalam menjalani proses relaktasi. Genjot teruuusss JANGAN KASIH KENDOR hahahaa. Bulan berikutnya, usia lima bulan beratnya mencapai 6.1 kg dan semakin naik di bulan keenam menjadi 6.6 kg. Bayangkan, betapa berharganya nilai satu strip dari 100 gram serta sesuainya kenaikan dengan kenaikan berat badan minimal di Kartu Menuju Sehat (KMS).


Jadi, saya tidak peduli mau anak saya lebih kurus, kurang gemuk atau kalah gemuk dari anak ibu-ibu lain. Yang penting saya sudah berusaha dan itu hasilnya. Ingat betul saya, betapa bapernya dulu kalau nimbang badan anak, dibandingin berat anak laen kok ya, anak saya rasanya kecil amat. Tapi, sudahlah intinya beratnya lebih baik setiap bulan, alhamdulillah.





Rasa haru tidak terbendung lagi, saya merasa puas dan bersyukur dapat memberikan ASI eksklusif yang penuh perjuangan. Walau lelah, saya rasa cintalah yang menggerakkan saya untuk terus berusaha. Ini ya, rasanya cinta ibu ke anak, sungguh indah banget. Jikalau saya tidak kuat maka saya sudah pastikan Kristal diberikan susu formula saja. Akan tetapi, karena dukungan suami dan keluarga besar juga (setelah diedukasi, aha yang awalnya udah menyarankan kasih sufor) saya bisa memperjuangkan ASI eksklusif ini. Duh, apa banget udah kayak pidato ucapan terima kasih dah, wkwkw.


Dalam pikiran saya saat itu, saya enggak peduli mau capek ngumpulin ASIP tambahan, yang penting saya bisa memberikan apa yang dibutuhkan Kristal bayi saat itu yang saya tahu hanyalah ASI. Mengingatkan lagi salah satu ayat dalam surah di Al-Quran tentang perintah menyusui anak dalam Surat AlBaqarah ayat 233:

Artinya:
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

Menyusui bagi saya adalah kewajiban setelah menjadi ibu. Memberikan air susu ibu yang sudah terbukti secara ilmiah sangat aman dan mengandung jutaan sel darah putih untuk meningkatkan imunitas bayi. 

Masalah saya dalam menyusui bagi yang tidak mengerti (seperti orang tua, keluarga besar) pastilah sangat dirasa menyusahkan. Ini juga menjadi konflik bagi saya. Saat saya bertekad menyusui ternyata ada masalah yang pastinya akan sangat terbantu bahkan selesai oleh susu formula membuat betapa menggodanya susu formula kala itu. Akan tetapi, sungguh saya juga berdoa supaya saya mampu memberikan ASI pada Kristal sampai dua tahun. Adapun pengalaman yang kurang menyenangkan mengenai menyusui ini saya tuliskan agar menjadi pengikat masa-masa perjuangan menyusui dan mengingatkan betapa nikmat menyusui ini harus disyukuri. Tanpa izin Allah saya mungkin gagal memberikan ASI bagi Kristal.

Alhamdulillah, saya berhasil memberikan ASI eksklusif selama enam bulan disertai juga dengan adanya peningkatan berat badan yang signifikan sesuai usia anak. Jadi, dapat disimpulkan cerita relaktasi Kristal sukses membawanya pada berat badan yang ideal sesuai grafik pertumbuhan. 




Apapun yang terjadi saat menyusui pastilah membuat seorang ibu belajar banyak. Oleh sebab itu, janganlah bingung atau takut bertanya pada ahlinya (dalam hal menyusui) seperti konselor laktasi ataupun konsultan laktasi. Cari tahu masalahnya, konsultasikan dan tetap bersemangat memberikan ASI bagi orang tua yang paham ASI-lah yang terbaik. 

When a mother gives birth, her body is not only able to provide nourishment to her baby, but is also designed to be its own personal medicine cabinet. Breast milk is the best and most natural food you can give a child, and applying it sparingly on a baby's head, eye or skin will eliminate cradle cap, acne, rashes, dryness, and even eye infections.
 (Suzy Kassem) 



Sejak awal kehamilan saya sudah meniatkan sepenuh hati untuk memberika air susu ibu (ASI) ekslusif untuk buah hati saya. Berbagai hal terkait proses pasca melahirkan seperi inisiasi menyusu dini (IMD), ASI kolostrum dan ASI eksklusif sampai anak usia dua tahun sudah saya cari informasinya. Selain itu, saya juga menyiapkan mental bersama suami untuk saling mendukung selama proses memberikan ASI.



Bayangannya mah indah saja gitu ya. menyusui cara begini seperti di tutorial buku kuliah Maternity Nursing yang saya baca, wkwkw.. 





Di balik itu semua ternyata....



Ada usaha dan perjuangan yang besar dari seorang ibu demi menyusui anaknya.

Nah, disinilah saya akan membagi pengalaman saya selama menyusui Kristal dari sejak lahir hingga saat ini. Jadi, selama hamil saya dan suami tinggal di Bandung. Sebenarnya pun niat dan persiapan melahirkan di Bandung pun ada. Akan tetapi, berhubung kekhawatiran suami yang begitu mencintai istrinya *cieeh ini amatlah besar maka diputuskan saya akan melahirkan di Jakarta supaya ada keluarga yang menemani. 

Rabu, 21 Januari 2015 pukul 21.40 WIB Kristal lahir. Sejak lahir sampai sebulan setelahnya itu saya tidak menemui masalah dalam proses menyusui. Sebulan usia Kristal beratnya naik 300 gram saja, seharusnya dari sini saya curiga tapi karena masih dalam batas hijau grafik berat badan per umur, saya tenang. Selama menyusui saya tidak kesakitan (kalau salah posisi itu terasa nyeri) dan juga anak selalu tidur nyenyak karena kenyang. 

Barulah pada bulan kedua, berat badan Kristal hanya naik 200 gram dari sebulan sebelumnya yang 3600 gram. Setelah dilihat pada grafik sudah masuk kategori garis kuning. Duh, ada masalah apa ini? Saya bertanya-tanya sendiri sampai saya kepikiran mompa ASI supaya bisa mengukur jumlah ASI yang diminum Kristal coba. Suami yang saat itu masih kerja di Bandung juga have no idea kenapa naik BB cuma sedikit, soalnya tidak ada bengkak payudara dan lainnya. Akhirnya, saya berinisiatif menghubungi Fitri, teman saya yang juga sedang kuliah magister ilmu keperawatan anak siapa tahu ada diantara teman mahasiswanya terdapat seorang konsultan laktasi.


"Coba hubungi bu Fajar dosen kita aja Shiva, beliau konsultan laktasi internasional" balas Fitri dari pertanyaan saya yang mengenai adakah teman kuliahnya yang seorang konsultan laktasi. Saat itu juga eike masih belum ngerti hal-hal mengenai konsultan laktasi, hehee..


"Wah, boleh deh, kalau gitu aku minta kontaknya ya ibu Fajar" balas saya sambil deg-degan. Deg-degan karena cemas kalau-kalau tidak bisa memberi ASIx. 


Segeralah saya coba hubungi ibu dosen saya waktu kuliah ibu Fajar Tri Waluyati, M. Kep., Sp. An., IBCLC. Perasaan saya antara bersyukur tapi masih berdebar karena khawatir ada hal-hal yang tak terduga. Alhasil, setelah saya menghubungi beliau pun membalas dengan ramah. Duh, alhamdulillah semoga bisa diatasi masalah ASI ini. Akhirnya, ibu Fajar mengajak untuk bertemu di Kampus Fakultas Ilmu Keperawatan UI Depok, di ruangan dosen pada hari Senin. 

Suami saya ambil cuti kerja karena saya meminta untuk ditemani saat konsultasi ke ibu Fajar. Senin sore saya bertemu dengan ibu Fajar di kampus dimulai dengan cerita Kristal yang BBnya enggak naik  optimal dan masuk garis kuning.

"Pas menyusui sakit gak?" tanya bu Fajar

"Enggak bu, gak pernah sakit" jawab saya

"Berapa lama sekali menyusui sampai berhenti sendiri"

"Bisa setengah sampe satu jam bu dan selalu tidur setelah menyusu"

"Coba dicek lidahnya yuk, apakah ada tongue tie, bisa kelihatan lidahnya seperti love gitu karena ada yang menahan di bawah lidahnya"

dan ternyata.....


Tidak ada tongue tie atau nama latinnya ankyloglossia


Terus anak ini sebenarnya kenapaaa????





Akhirnya diagnosis yang diberikan untuk Kristal adalah dia tidak menyedot ASI bagian hindmilk (ASI akhir setelah menyusu lebih dari 5-10 menit) yang lebih banyak lemaknya. Jadi, solusi untuk menaikkan BBnya adalah dengan RELAKTASI. 


Relaktasi secara definisi sebenarnya adalah menyusui kembali setelah beberapa waktu berhenti (tidak menyusui sama sekali). Akan tetapi, dalam definisi kasus saya relaktasi bermakna memberikan lagi ASI yang telah diperah melalui feeding tube saat sedang menyusui. Jadi, pada selang dialirkan ASI perah hindmilk yang disisipkan ke dalam mulut. Selang disambungkan ke spuit sebagai tempat menampung dan mengukur jumlah ASI yang diberikan.


KEBAYANG GAK BU IBU?


Saya juga awalnya juga bingung, gak percaya kenapa begini...




Beginilah kira-kira gambarannya, tapi kalau saya tabung yang gantung di leher itu gak ada karena pakai spuit yang dipegang sendiri dengan tangan yang bebas.


Feeding tube yang berukuran khusus pediatrik (anak)


Spuit 50cc sebagai penampung ASI yang akan disalurkan

Dalam kasus saya, cara memperoleh hindmilk adalah dengan memisahkan hasil perahan pada lima menit pertama (yang hasilnya awal-awal hanya 10cc). Setelah itu melanjutkan memerah ASI lagi sampai sebanyak-banyaknya. Rasanya benar-benar tak terduga, saya yang tidak berencana memerah dan menyimpan ASI tiba-tiba harus mempersiapkan botol kaca, belajar lagi cara memerah dengan tangan karena memang belum punya pompa ASI dan juga menghitung tiap tetesan ASI serta memberikannya lagi. 

Jadilah setiap Kristal tertidur setelah menyusu saya segera bersiap memerah ASI. Tengah malam ketika terbangun saya kembali mengumpulkan ASI. Sebulan sudah saya relaktasi Kristal dan syukur pada Allah berat badannya naik cukup signifikan. Usia tiga bulan bobotnya 4.4 kg walaupun masih dalam garis kuning saya sudah bahagia. Hasil konsultasi berikutnya relaktasi tetap dilanjutkan. Saya pun coba meminjam pompa ASI manual dari kak Mia dan mencari pompa ASI elektrik di penyewaan online.

Rasa senang dan syukur itu ketika melihat ASI relaktasi yang diminum sehari lebih dari 30cc. Oiya, saya juga diresepkan obat galaktogog oleh ibu Fajar untuk merangsang hormon oksitosin dan tidak lupa pijat oksitosin juga. 


Apakah saya berhasil meningkatkan BB hanya dengan ASI saja?


Ternyata panjang juga ya kalau satu postingan mah, wkwkwk.. Baiklah nanti akan saya lanjutkan ceritanya di bagian kedua yaaa... hehehee....

Oiya, jika ada yang butuh konsultan laktasi bisa hubungi Ibu Fajar di kampus FIK UI Depok Gedung Rumpun Kesehatan. Di FIK ada klinik konsultasi khusus anak baik masalah ASI atau pun tumbuh kembang jadi siapa saja yang membutuhkan dapat langsung kontak ke kampus ya.