Behind The Perfect Mom, There's an Imperfect One

16:22
Sejak ada yang namanya media sosial bernama instagram inilah dimulai pula pengaruh para ibu selebriti memasuki pikiran ibu-ibu biasa ((yang bukan seleb)). Mulai dari stimulus sensori untuk bayi dan anak toddler hingga cara makan pun diikuti oleh ibu biasa. Saya sih tidak merisaukan hal-hal demikian sebab saya enggak follow ibu selebgram tersebut, hahaha.. Jadi, tidak perlu makan hati berulam jantung yhaaa kalau realita dunia peribuan (motherhood) begitu melewati ekspektasi feed IG selebgram. Saya mah woles ae…
Photo by carole smile on Unsplash

Terlalu berat jika kita menginginkan segalanya sempurna, sedang sumber daya baik tenaga, waktu serta  dana yang kita miliki terbatas. Tidak perlu memaksakan diri menjadi yang ideal, menjadi ibu bukan untuk jadi sempurna. Alangkah baiknya kita menjadi ibu yang mencintai diri hingga dapat mengasuh anak dengan bahagia.

Kesempurnaan Ibu itu sejenis camilan apa yha?


Duh! Sepertinya saya bukan termasuk golongan tipe orang perfectionist. Saya lebih cenderung santai dan yaudalah kalau gak bisa seideal gitu, ya udah gapapa. Itulah kebanyakan lintasan di pikiran saya. Tapi semua berubah sejak jadi ibu, haha, andaikan ada camilan bernama kesempurnaan mungkin dulu saya sering makan camilan itu saat Kristal masih bayi.

                                                       Baca juga: Lika-liku Menyusui

Saya memberikan MPASI homemade, bermain sensori dan memberikan segalanya yang terbaik buat anak bayi ini. Setelah setahun, saya lelah mengejar kesempurnaan yang demikian hingga akhirnya saya dan lebih santai terhadap target tumbuh kembang anak. Apalagi dulu jelang usia setahun Kristal belum bisa jalan sendiri, wkwk… awalnya panik eh, akhirnya santai pas tahu patokan normal bisa jalan lancar 18 bulan, ya kan.


 Seiring berkurangnya tekanan dalam pengasuhan, saya makin melihat berbagai ketidaksempurnaan yang saya miliki. Memang benar bahwa manusia makhluk yang diciptakan dengan ketidaksempurnaan. Nah, dengan adanya ketidaksempurnaan inilah yang menunjukkan bahwa kita benar-benar manusia.

Some kind of my imperfection

Salah satu diantaranya kitdaksempurnaan saya menjadi ibu adalah membacakan buku sambil terkantuk-kantuk sampai berubah jalan ceritanya. Hahaha, beneran deh ini sering terjadi dan lagi-lagi anaknya yang mengoreksi “Kok begitu sih ceritanya” sebab dia sudah tahu dan hafal isi buku yang dibacakan. Selain itu, ditambah dengan ucapan “Bunda mah tidur”. Duh, ini sungguh lawak banget sih emang. Apalagi kalau suami ngeliat adegan ini sambil ketawain saya, sungguh senang hatinya.


“Anak-anak kalau mau cepat besar harus makan sampai habis ya” Ucapan saya ke anak pas waktunya makan. Apakah dengan ini anak selalu menghabiskan makanannya? Yha, tentu tidak... Ada masa makanan yang disediakan habis (kalau dimasakin ayam bakar Taliwang) tapi sering juga makannya enggak habis dan berujung saya yang melanjutkan. Setidaknya anak sudah makan separuh dari porsi yang diberikan deh, sisanya biar saya yang habisin, wkwk… Namun, satu yang bikin saya heran ya, setelah makan yang tidak habis itu dan berkata kenyang. Anak masih bisa minta camilan yak… Itu apa namanya coba kalau bukan ironi gaes? Bilang kenyang tapi masih minta dan muat buat menghabiskan camilan. Sungguh sulit dipahami…


Ada beberapa ibu yang tidak memberikan makanan berupa mie instan dan keluarganya (seperti mie-mie yang dibungkus lalu rebus dan jadi makanan) pada anak balita. Berbeda dengan saya, saya termasuk yang memberikan makanan tersebut. Habisnya kadang kita kan bosan ya sama nasi, jadi bikin aja indom*e goreng atau rebus dengan tambahan sosis atau bakso juga sayuran macam sawi, wortel dan kol. Tapi tenang, saya tidak setiap hari masak mie goreng ini, seminggu sekali biasanya. Jika bosan dengan mie pun kadang saya siapin pasta-pasta-an seperti Fusilli, spageti dan makaroni dengan saus yang diracik sendiri dengan tambahan parutan wortel dan daging cincang didalamnya. Sempurna bagi anak yang kadang menolak sayuran, hahahaa… kena deh.
  
I Love My Imperfections

Bukan manusia namanya kalau sempurna, ye kan? Jadi, dengan penuh kesadaran atas segala ketidaksempurnaan yang saya miliki, saya memilih untuk mencintai ketidaksempurnaan tersebut (((walau banyak))) hee...

#IloveMyImperfections walau banyak ketidaksempurnaanya saya tetap bisa bahagia dengan meluangkan waktu #5MenitAja untuk memakai skin care, hahahaa… Sebuah penyesalan yang mendalam sebab dulu belum terpapar oleh produk perawatan wajah yang dibutuhkan. Akhirnya, diujung usia menuju 30 ini, saya baru sadar akan kekhilafan dan segera memilih skin care yang aman dan cocok di dompet, tsaah.. *KibasDollar




Efek samping jadi ibu adalah kantung mata yang melingkar hitam di bawah mata serta beberapa noda hitam dan juga beberapa kerut halus yang telah tampak di permukaan. Wajah yang segar memang lebih sedap dipandang tapi gimana mau segar kalau tidak dirawat? Tanaman aja layu sebab kekeringan. Nah. makanya saya memilih menyayangi diri dengan #5MenitAja memakai skincare tiap pagi dan malam hari. Menurut saya, merawat kesehatan wajah juga satu bentuk syukur atas nikmat sehat yang Allah berikan. Bukan berarti gegayaan atau apa ya, tapi saya berharap memberikan tampilan terbaik buat suami akan jadi ladang ibadah juga buat istri di rumah. *bantu aamiin-kan yes..




Me time positif lainnya yang bisa dilakukan #5MenitAja adalah berdoa dengan khusyu setelah salat. Saya banyak banget permintaan yang berharap dikabulkan, salah satunya mendoakan Kristal supaya jadi anak shalihah dan sehat. Saya ingin pada waktu-waktu spesial ini saya semakin kuat untuk menjalankan amanah di dunia setiap harinya dan berharap akhir yang baik di kehidupan nanti.

Kalau dulu pas kecil saya berebutan camilan sama adik-adik saya sedangkan sekarang berebutannya sama anak, hahaha… ampuuun… anak itu kalau udah punya makanan enak, bener-bener enggak mau berbagi ke siapapun yak. Sungguh sedih akutu! Jadi, supaya saya bisa makan camilan dengan tenang cukup dengan #5MenitAja makan diam-diam tanpa diketahui bocah membuat saya senang, haha. Yha, mau gimana lagi, terlebih kalau dia lagi dilarang makan camilan tertentu (semacam ciki, cokelat dan eskrim) daripada anaknya ngiler sampe tantrum mewek-mewek minta, kan mendingan diam-diam yha… Sebab apapun yang lagi dimakan ibu pasti akan dicicip anak dan akhirnya di hak milik oleh mereka. Begitulah kira-kira sepemantauan saya selama ini.

  


Pesan terakhir, *tsaaah… untuk para ibu, take it slow if you have some imperfections. Don’t be hard on yourself. Just love your imperfections the way you love your children with your altruistic love, because you need to be loved too. Menjadi ibu memang terbiasa membuat kita mendahulukan yang lain daripada diri sendiri. Namun, cobalah dengan #5MenitAja ambil porsi kita untuk menyayangi diri sendiri #IloveMyImperfections. Porsi dimana kita memilih melakukan sesuatu untuk diri kita yang lebih bahagia and it's fine!





35 comments on "Behind The Perfect Mom, There's an Imperfect One"
  1. Sukaaa dengan pesan terakhirnya..iya santai aja harus Ada waktu buat diri biar bisa menxintai keluarga dg maksimal jg

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasiiih... bener banget, harus pintar-pintar siasati waktunya ya..

      Delete
  2. Aduh bicara kesempurnaan sebagai ibu mah buat saya berat. Saya mengakui banyak kurangnya tapi tetap berupaya maksimal buat anak-anak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya ya, berat lebih berat dari Dilan, hehee... tapi harus tetap semangat, sip...

      Delete
  3. Anakku baru jalan usia 2 tahun Mbk..
    Setuju banget sama endingnya^^

    ReplyDelete
  4. Duh jadi inget mama. Dulu waktu aku masih kecil, mama suka dongeng in aku tapi ya itu ceritanya nggak pernah selesai karena mama keburu tidur duluan, jadi diulang lagi deh besoknya hahaha.
    Aku juga suka kok bacain anak2 buku sebelum mereka tidur eh malah aku ketiduran, anakku masih cerah ceria :)

    ReplyDelete
  5. Malu saya kalo bicara kesempurnaan mah. Jauuuh banget.

    Jadi harus mencintai ketidaksempurnaan yah biar bisa damai. Hahaha...

    ReplyDelete
  6. Setuju! Sebetulnya kita harus menerima kekurangan masing-masing. Gak usah banding-bandingin sama lainnya. Membahagiakan diri sendiri aja

    ReplyDelete
  7. Ahahaha tos dulu ah...kadang imperfections bisa bikin ngerasa tetep waras. Yang penting anak senang ibu bahagia

    ReplyDelete
  8. kampanye yang seru nih. Iya, mbak, aku sih ga segitu perfect-nya rumah kudu rapi atau anak harus makan 4 sehat 5 sempurna (eh udah basi ya).

    ReplyDelete
  9. Dengan menyayangi diri sendiri, semuanya akan berjalan lancar dengan sendirinya.

    ReplyDelete
  10. Huhu, sukaaaaa banget mba sama tulisan ini.
    Saya juga pernah ada di fase parnoan dan ambisius soal tumbuh kembang anak. Tapi yg ada saya jd capek banget dan stress. Dan itu berimbas banget ke emosi anak. Jadi sekarang yawislah woles aja... Tapi sambil tetep memantau.

    ReplyDelete
  11. Kita ga perlu jadi sempurna sebagai ibu tapi kita berusaha menjadi ibu yang terbaik *quote yang pernah kubaca* dan aku suka sama pesan terakhirnya mba :) *lalu afirmasi positif

    ReplyDelete
  12. I even said to my kiddos that I am an imperfect mom...
    i just try to do my best but I won't deny for my imperfections

    ReplyDelete
  13. yeaaay...suka banget baca postingan iniii. memang deh ya...saya juga nggak kenal cemilan bernama ibu yang sempurna hihihi. yang pasti semua ibu pasti berusaha yang terbaik untuk keluarga yess

    ReplyDelete
  14. Aku kemarin baru aja ngedrama gara2 baca buku cerita buat ponakan dan lelah jadi nglantur ke mana-mana. Kudu siap balada drama dan memang rasanya senang bisa ngelakuin sesuatu diam2 tanpa dilihat bocah

    ReplyDelete
  15. Ahhh setuju banget kalo 5menit setelah shalat dengan berdoa merupakan me time yang efektif. Menjadi saat berbincang dengan Allah, curhat dan segala harapan untuk keluarga yaa

    ReplyDelete
  16. Setujuuu.. suka deh sama tulisannya mba. Hihi

    ReplyDelete
  17. Mie instant seminggu skali..huhuhu toss mba :). Soalnya kalau ga dibatesin gitu, anak2 bisa maunya tiap hari...woalaah..ini lg target manjangin periode jd 2 minggu skali. Yups..ini salah satu my imperfection dr skian banyak :D

    ReplyDelete
  18. Suka banget sama tulisannya. Tidak ada ibu yang sempurna. Cuma robot yang bisa disebut ibu yang sempurna.

    ReplyDelete
  19. Semua ibu itu membanggakan karena mereka memiliki cara masing-masing untuk memberikan yang terbaik bagi anaknya.

    ReplyDelete
  20. Kalau saya #5MenitAja bisa pegang hp tanpa diganggu anak itu seneng banget, haha. Karena kalau liat emaknya pegang hp, pasti hp nya diminta sama dia.

    ReplyDelete
  21. Dulu pas anak pertama aku pengen serba perfect terus cape sendiri karena sebenarnya aku ga gtu wkwk.. Skarang pas anak dua lebih nyantai n mau nikmati aja.

    ReplyDelete
  22. Iya ya... Terkadang lupa untuk peduli dengan diri sendiri... Baca ini jadi berusaha membahagiakan diri sejenak

    ReplyDelete
  23. Tiap ibu memang sudah dipilih jadi yang terbaik untuk anaknya ya Mba', jadi nggak usah susah-susah niru ibu lain dalam mengasuh anak. Thanks for sharing. :)

    ReplyDelete
  24. Aku juga bukan ibu yang sempurna mbaaa... Tapi aku yakin, cintaku pada anak-anakku ga ada yang nandingin, meskipun kadang kala masih kasih jajanan bermicin pada mereka ;)

    ReplyDelete
  25. Suka bacanya, mungkin aku jg bakal jadi ibu yg ngeslow. Krn smpi skrg aku masih ketergantungan pada micin dan i**mie pakai telor, hahahahaa

    ReplyDelete
  26. Aku termasuk yang cinta ketidaksempurnaan, nyatae waaeee
    Yang penting ga bablas malas hahaha

    ReplyDelete
  27. Menjadi Ibu sempurna kayaknya dambaan setiap perempuan yg punya anak ya, trus ada mom war deh trus sedih deh liat perkembangan anak trus trus gitu trus aja sampe pemilu 2019 hehehehe

    ReplyDelete
  28. Yes.. Karena kesempurnaan adalah milikNya. Tiap kita punya kesempurnaan menurut versi masing2.

    ReplyDelete
  29. Mencintai ketidaksempuranaan adalah hal paling sempurna dalam hidup, hehehe.
    Penutupnya suka, apapun kondisinya tetap luangkan waktu untuk diri sendiri demi memberikan yang terbaik bagi orang lain.

    ReplyDelete
  30. Idealis dan ingin jadi ibu sempurna mungkin karena pengalaman pertama punya anak yah, mba... Saya pun sedang hamil anak pertama dan lagi baca-baca tentang parenting yang begini dan begitu jadi membentuk mindset idealis, padahal kata temen-temen saya yang udah duluan punya anak (masih kicik-kicik juga) nanti idealisnya luntur dan jadi realistis, hehehe...

    Baca-baca pengalaman buibu yang lebih pengalaman jadi bikin saya lebih selow buat memasuki dunia baru, yaitu motherhood :D

    ReplyDelete
  31. semua punay cerita sendiri dalam pengasuhan anak ya

    ReplyDelete
  32. Gak harus sempurna..yang penting ibu-anak happy

    ReplyDelete
  33. Dulu aku juga pengen bngt jd mamak yg sempurna mba, keinginanku ini kemudian ambyar blaaas setelah negara api menyerang.
    Ga muluk2lah ya aku pengen ASI sampe 6 bulan dan Mpasi dari ilmuku sendiri, ndilalah emak+bapak ikut campur, duh gedeeeeeg bngt aku, pdhl sederhana bngt kan cma ASI ama Mpasi doang remeeeeh

    ReplyDelete

Hi! Thanks for reading! Please give your comment here..

Mohon maaf link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya