Konsumtif: Gaya Hidup atau Kebutuhan?

12:18


Berbicara mengenai konsumtif maka tidak bisa terlepas dari yang namanya berbelanja. Benar apa betul? Ya, melalui belanja inilah kita mendapatkan barang yang kita konsumsi baik dengan belanja online ataupun belanja langsung.













Nah, sekarang pertanyaannya adalah seberapa sering kamu belanja online? HAHAHA.


Saya sih, Kadang. Slow, kalau sering juga gapapa kok, di sini akuh enggak nge-judge. Lol


Iya, serius kadang-kadang kalau ada baju dan diskon yang lucu di-favorite dululah.




Kadang kalau memang lagi butuh perkakas rumah tangga tandain dulu deh. Beli ya, kapan-kapan, hahay.





Iya, saya bukan termasuk orang yang hobi belanja wkwkw. Kecuali memang ada yang benar-benar dibutuhkan dan mesti beli karena enggak bisa bikin sendiri. Misalnya, sepatu, sendal, meja tulisnya Kristal dan juga beberapa mainan. Kalau mainan sih pakai yang ada dan bikin aja yang belum ada. Toh, selama masih ada pinterest maka selama itu juga kamu bisa bikin-bikinan, we dasar emak-emak pinterest.




Baca Juga: Mainan DIY Kelapa Parut dan Mainan DIY Cat air




Setelah berkeluarga, otomatis ada perubahan dalam hal konsumsi ya. Ada plot konsumsi yang dasar (makan harian, jajan, kebutuhan hidup dasar), ada juga konsumsi yang kalau enggak dilakuin sih ya enggak apa-apa juga, gak bikin mati weks. Sejak ini juga saya membagi dua kebutuhan konsumsi dasar dan senang-senang.







Perlu diingat ya, keinginan dan kebutuhan itu beda banget.


Kebutuhan: Sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan (noun, KBBI)


Keinginan: Barang apa yang diingini (diinginkan) (noun, KBBI)




Nah, berangkat dari dua definisi berbeda ini maka muncullah aktivitas konsumsi yang disebut standar hidup (atau gaya hidup) atau dalam istilah Inggrisnya living standard/ lifestyle goals. Ini bermakna memuaskan kebutuhan dasar dan sekaligus mendapatkan kesenangan melalui barang-barang dan pelayanan.


living standard (or lifestyle) goals: goals related to satisfying basic needs and getting pleasure through use of goods and services


Manusia semuanya punya keinginan pastinya. Namun, sayangnya ya enggak semua bisa mencapai keinginan dalam waktu dekat.



Gue pengen jalan-jalan ke luar negeri.





Pengen belanja baju-baju import di Mall ini.







Gue mau makan-makan di resto yang pake model fine dining.






dan lainnya dsb.





Ya kan, bener keinginan banyak macamnya. Tetapi apakah benar keinginan itu bener-bener dibutuhkan? Hal inilah yang menjadi bibit ketimpangan dalam konsumsi. Pada akhirnya, sebagian yang belum mampu mencapai keinginan ini rela melakukan hal-hal konyol seperti minjem uang tapi alasannya ngibul seperti seorang yang viral ituh. Haha, ini bener-bener bikin ngakak banget. Sebegitunya ngebohong demi memuaskan gaya hidup.


Jebakan banget sih ya gaya hidup mah. Ya itu buktinya.


Maka, barangsiapa yang tidak mau terjebak dalam gaya hidup sesaat haruslah pandai-pandai mengelola konsumsi kebutuhan dan keinginannya. (Shiva)




Kembali lagi ke perilaku konsumtif, bahwa sebesar-besarnya pengeluaran itu bisa ditahan oleh diri kita sendiri. Pengeluaran yang berlebihan tentu bikin kantong enggak sehat. Kalau begini, nanti diri sendiri juga yang repot.


Ada kalimat yang bilang, tapi saya lupa darimana, bahwa hidup itu sebenernya enggak mahal tetapi gaya hidup yang mahal. 


Relevan ya kalau dihubungkan dengan kaum kelas menengah yang dibilang hidup pas-pasan enggak juga tapi hidup mewah sih enggak bisa juga. Yah, itulah jebakan gaya hidup. Kalau enggak hati-hati bisa bahaya.


Pada akhirnya, tulisan ini makin gak jelas mau bahas apa, wkwk.


Saya hanya bisa mengingatkan ke pembaca, bahwa harta yang kita keluarkan sesungguhnya hanya yang kita sedekahkan. Ini yang akan menjadi penolong saat di akhirat nantinya. Jadi, jangan sampai besar pengeluaran di dunia tapi rugi di akhirat ya.

Berhubung Ramadhan juga, jadi jangan cuma ingat beli baju Lebaran yaah.. Keluarkan juga zakat dan sedekahnya. Semoga semua kebaikan dilipatgandakan untuk tabungan di akhirat. aamiin.





Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda:

Dari Amr bin Syu'aib, dari bapaknya, dari kakeknya, ia berkata: "Rasulullah - shallallahu 'alaihi wa sallam – bersabda: 'Makanlah, bersedekahlah dan berpakaianlah tanpa berlebihan dan tanpa kesombongan'". (Hadits hasan, diriwayatkan oleh Al-Nasâ-î).













4 comments on "Konsumtif: Gaya Hidup atau Kebutuhan?"
  1. Aku kadang-kadang masih tergoda sama sale-sale online yang sebenarnya itu teknik marketing. Tapi gimana ya, kadang hasil akhirnya ya tetap aja gitu tahu-tahu ada paket ke rumah, dan suami cuma tanya, "Beli apaan emang?"

    XD

    ReplyDelete
    Replies
    1. HAHAHAH *ketawa dulu *TOSS wkwwk
      memang keberadaan online shopping bikin kita mesti pintar milah kebutuhan dan keinginan yaah...
      jangan lupa investasi jug yu...

      Delete
    2. Iya sih Kak. Biasanya di awal bulan sehabis gajian, langsung dipindahin ke tabungan 30% (setelah dipotong yang wajib macem zakat maal dan bayar ini itu). Jadi, sisanya dicukupkan buat keseharian dan kalau ada sisanyaaa baru deh buat cari yang lucu-lucu. :))

      Delete
  2. Aku suka kaget kalau tiba2 banyak kiriman dari JNE ternyata belanjaan online istri tercinta

    ReplyDelete

Hi! Thanks for reading! Please give your comment here..

Mohon maaf link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya