Perang Tiada Akhir: Perang Ibu

23:56
Jauh sebelum saya menjadi ibu, ada ekspektasi-ekspektasi yang hendak diwujudkan dengan kalimat "jika nanti saya punya anak saya mau... *blablabla isi sendiri hal-hal nan indah membahagiakan* Sepertinya menenangkan jiwa gitu ya, berbagai rencana indah begitu sempurna dipetakan oleh otak kita.


Setelah jadi ibu ternyata, dunia tidak seramah dulu, hahaha.. Seketika ibu-ibu menjadi penyinyir handal, komentator ahli layaknya komentator pertandingan sepak bola dan juga pematik api pertengkaran.


Bayangkan, saya lagi update status soal pentingnya memberikan ASI eksklusif bagi anak usia kurang dari enam bulan. Eh, dikomentari ibu-ibu lain begini:

"Emang semua ibu punya ASI yang cukup, gak bisa disamaratakan dong?"


"Ah, lebay, anak gue minum susu formula sehat-sehat aja tuh sampai sekarang"



Taraaammmmm.... dan peperangan dimulai.....








Inilah yang disebut Perang Ibu alias Mommy War. Isu ini bukan hanya terjadi di Indonesia saja lho, tetapi juga di seluruh dunia. Lihat, betapa powerful-nya ibu-ibu bisa membuat perang di setiap titik di dunia. 

Mengapa disebut Perang Ibu?

Sebenarnya ini berawal dari hal minimalis, biasa kok obrolan ringan seputar anak dari ibu-ibu biasa. Akan tetapi, ketika ada salah satu pihak atau kedua pihak tersebut menganggap way of parenting-nya lebih baik/ lebih benar/ superior daripada cara ibu lain merawat anaknya maka tersulutlah api peperangan tersebut.


Apa saja yang ada dalam Perang Ibu?

Isu yang memang tiada hentinya dibahas menyebabkan perang ini pun seolah tiada akhirnya. Isu-isu berikut ini yang menjadi penyebab perang ibu:

Memberikan ASI VS Susu Formula
Seluruh dunia pun tahu manusia adalah mamalia yang memiliki kemampuan menyusui anaknya. Iya,, anak SD kelas enam juga belajar itu kan? Tapi eh tapi, tidak semua sama kondisinya. Ada sebagian yang mampu menjadi penghasil Air Susu Ibu (ASI) dengan melimpah ruah, sampai penuh satu freezer dalam jumlah yang fantastis! Ada juga sebagian lain yang kondisinya berbeda tidak bisa menghasilkan ASI dalam jumlah memadai bagi anak serta indikasi yang pada akhirnya mengharuskan pemberian tambahan Susu Formula (Sufor).

Para ibu menjadi makin sensitif perkara ASI. Seolah tema ini menjadi pemicu perang disadari atau tidak. Ada yang bangga penuh mampu memberikan ASI bagi anaknya dan tidak lupa meghakimi mereka yang memberikan sufor adalah yang tidak sayang anak, tidak peduli kesehatan anak dan lainnya. Padahal belum tentu juga yang dihakimi seperti itu. Di sisi satunya lagi, ibu sufor dengan bangga mengatakan dirinya memiliki dana lebih sehingga mampu membelikan sufor bermerk terkenal buat anaknya, ditambah juga penghakiman bagi ibu menyusui sebagai ibu pelit, ogah rugi menghabiskan uang untuk beli sufor.

Source: positively smitten


Melahirkan normal VS Operasi Caesar
Melahirkan itu sakit! Mau normal ataupun operasi caesar sama-sama sakit. Akan tetapi, rasa sakit itu telah dilupakan dan justru dijadikan materi penghakiman. 
Ibu yang melahirkan normal berkata, "Eh, kalau belum melahirkan normal mah, belum merasakan sakit yang beneran". Ealah, dikira sakit operasi sakit bohongan?

Hellauuw... Iya deh, semua yang melahirkan normal syuci... kami yang caesar penuh dosya yah. Padahal kan bukan begitu juga kali. Semua juga inginnya mah melahirkan nomal-normal aja tapi apa daya kehendak Allah mesti operasi, aku kudu piye? Tetep ngotot lahiran normal meski bahaya buatku dan bayiku?
Hemmm.. sorry to say, menghakimi yang lahiran caesar bukanlah cara yang baik. Bagaimanapun ibu-ibu sudah berjuang demi keselamatan diri dan anaknya ya (tolong dicatat) dan kamu tak berhak menyinyiri usaha itu.

Ada lagi yang baru-baru semacam water birth, lotus birth dan birth-birth lainnya yang saya juga belum merasakan (lha wong aku lahiran baru sekali kok, wkwkw iyalah) yang juga membuat nyiyir kepada ibu-ibu yang lahiran normal dengan rasa mulas yang luar biasa. Seolah seluruh dunia mesti mengikuti the new evidence based-nya water-home-gentle birth. Eh, ya bu enggak usah maksa-maksa banget gitulah, seolah diri kamu yang paling benar sesuai dengan evidence based kekinian. Halah, itu semua kan juga syaratnya tidak cuma satu, ada serentetan syarat yang harus terpenuhi supaya bisa sepertimu lahiran tanpa rasa sakit haha. 

Tolong ya, tidak perlu generalisasi setiap ibu beda kondisi dan pilihan mereka adalah hak mereka, tak perlu menghakimi.


Ibu Bekerja VS Ibu Rumah Tangga
Ibu bekerja disebut sebagai ibu yang tega meninggalkan anaknya demi segepok uang jajan. Mereka menitipkan anaknya dengan bantuan asisten, orang tua atau daycare. Mereka dihakimi sebagai ibu yang tidak total dalam merawat dan mendidik anak. Menyiakan waktu bersama anak dan menjadi ibu bekerja itu seolah perkara mereka yang kekurangan dana dari suami.

Padahal tidaklah demikian, ibu bekerja harus menyiapkan mental meninggalkan anak padahal jiwa rasanya ingin di rumah saja. Mereka yang bekerja pun memiliki kompetensi yang memang dibutuhkan umat. Jadi, tidaklah anggun hanya menilai ibu bekerja sebelah mata.

Adalagi cerita ibu sudah kuliah tinggi-tinggi tetapi hanya tinggal di rumah saja. Mereka ini kelompok yang paling disayang. 

Disayangkan sekolah tingginya tidak menjadikan mereka punya posisi tinggi dalam pekerjaan.

Disayangkan dulunya adalah mahasiswa cerdas dan berprestasi sekarang kerjanya menjadi perawat bayi-balita.

Disayangkan kenapa tidak bekerja lagi supaya bisa punya dana pribadi tak melulu minta suami.

Duh ya, berpikirlah lebih jernih bahwa hidup tidaklah melulu soal materi. 
Bahwa keberadaan diri menjadi yang pertama bagi anak-anaknya adalah lebih dari dunia dan seisinya. *berkaca-kaca

Selain isu di atas ya, masih banyak lagi hal-hal yang menjadi penyebab perang ibu seperti, 
  1. Pakai popok disposable VS Cloth Diaper, 
  2. Tidur Bareng Anak VS Anak Tidur sendiri
  3. Keluarga Banyak Anak VS Keluarga Anak Satu
  4. Sekolah umum VS Homeschooling

Bahkan di Amerika Serikat ada komunitas ibu CT Working Moms yang mengadakan perdamaian untuk mengakhiri perang Ibu. Foto-foto ini adalah hasil kegiatan tersebut.











 






Ketika kondisi setiap ibu berbeda menjadikan beberapa hal penting tidak bisa dipukul rata. Maka, respeklah terhadap pilihan-pilihan berbeda dalam parenting style setiap ibu.


#MemesonaItu ketika saya yang telah menjadi ibu mampu menghormati pilihan berbeda dari ibu-ibu lain.


#MemesonaItu adalah saat saya mau dan mampu berdamai bahwa adanya perbedaan bukannya memicu peperangan tetapi sebaliknya, menjadi penguat.



#MemesonaItu ketika setiap ibu mau berdamai dan mengakhiri penghakiman terhadap ibu lainnya.


#MemesonaItu terlihat saat setiap ibu memahami bahwa dirinya adalah ibu terbaik bagi anak-anaknya.


Dalam perang ibu tidak ada juara, tidak ada kemenangan karena yang ada hanya rasa jumawa.


Masing-masing merasa paling benar, paling baik, paling suci dan yang lainnya pendosa. Hhaha.. begitulah sekelumit perang ibu yang pada akhirnya tidak akan bermanfaat juga jika diteruskan.


Oleh sebab itu, marilah kita berdamai dan mengakhiri penghakiman sepihak ini. Berhenti menghakimi ibu lain yang memilih berbeda cara dalam perawatan anak-anaknya. Kita tidak pernah tahu posisi ibu lain sebab kita tidak pernah berada diposisinya sekarang ini.

Maka yuk, jadi ibu yang memesona dengan menghormati pilihan dan berdamai dengan perbedaan.




#MemesonaItu Menurut Kamu?


*Disclaimer: Artikel ini dilombakan pada Lomba Blog #MemesonaItu
4 comments on "Perang Tiada Akhir: Perang Ibu "
  1. Setuju...perdebatan tiada akhir ya kalo soal ibu2..mending nonton sambil ngemil cireng kalo saya..he he..because every mom has their own battle..tak usah lagi saling serang.

    Tatat

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyes kak Tatat, pusing kepala kalau nurutin perang emak mah.

      Delete
  2. Wah., sigitunya ternyata ya! Aku sih belum jadi ibu, jadi belum ngerasain giman perang ibu tu, cuman tahu2 gitu2 aja. Ternyata complicated

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehee... iya kalo udh jadi ibu hal kecil bisa makin rumit juga, gapapa belum jadi ibu mudah-mudahan bisa persiapan mental dan bekal ilmu yaakk.. makasih udah berkunjung

      Delete

Hi! Thanks for reading! Please give your comment here..

Mohon maaf link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya