Mengenal Lebih Dekat Gangguan Ginjal Anak

08:51
“Kok, kita bisa pipis?”

“Karena kita diberi satu bagian tubuh yang bekerja mengeluarkan pipis, namanya ginjal”

“Ginjal itu kayak apa?”

Sang ibu pun mengambil kertas lalu menggambar dua buah benda yang berbentuk seperti kacang.

“Seperti kacang ini, besarnya seukuran kepalan tangan kita. Nanti jika kamu mau belajar lagi kita bisa pergi ke museum tubuh manusia ya”



Ginjal memang hanya sekepalan tangan (sekitar 10 cm) besarnya. Di balik ukurannya yang begitu kecil terdapat jutaan sel yang bekerja menyaring darah menjadi urin. Selain itu, ginjal juga menjaga keseimbangan garam dan mineral dalam darah serta mengatur tekanan darah dan memproduksi sel darah merah.¹


Fungsi Ginjal sumber: p2ptmkemenkes

Lalu, apa yang terjadi jika sang buah pinggang ini mengalami gangguan?

Gangguan pada ginjal akan menyebabkan timbulnya masalah pada proses pengeluaran cairan (urin) serta turut mengganggu kerja organ tubuh lainnya. Gangguan ginjal menjadi masalah kesehatan yang cukup berat sebab dapat menurunkan kualitas hidup seorang manusia.

Gangguan Ginjal pada Anak

Jika dilihat dari permulaan serangannya terdapat dua jenis gangguan ginjal yaitu, gangguan ginjal akut dan kronis. Gangguan ginjal akut biasanya timbul mendadak dan terjadi dalam waktu singkat. Berbeda dengan akut, gangguan ginjal kronik disebabkan adanya gangguan struktur atau fungsi ginjal dalam waktu lebih dari tiga bulan. Itulah pemaparan dr. Eka Laksmi Hidayati, Sp. A(K) yang merupakan dokter spesialis Anak divisi Nefrologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) RSCM.

Penjelasan selanjutnya dari dokter Eka membuat saya tercengang. Ternyata gangguan ginjal yang lebih banyak dialami oleh orang dewasa pun dapat menyerang anak-anak. Ah, sungguh tidak terbayang bagaimana beratnya tubuh-tubuh kecil itu harus menjalani pengobatan berupa cuci darah dengan menggunakan mesin.

Mesin Hemodialisis


Di Amerika Serikat, sebanyak 9.800 anak mengalami gangguan ginjal kronik pada tahun 2017. Angka ini menunjukkan peningkatan yang signifikan padahal sebelumnya pada tahun 2015 tercatat ada 1.399 anak mengalami gagal ginjal.²

 Lalu, bagaimana kondisi di Indonesia? Sayangnya, belum terdapat data nasional yang menyeluruh mengenai kejadian gangguan ginjal anak. Meskipun begitu, dari 14 Rumah Sakit Pendidikan yang memiliki Konsultan Nefrologi ditemukan sebanyak 212 anak mengalami gangguan ginjal dan menjalani terapi pengganti ginjal.

Begitu berbahayanya gangguan ginjal pada anak sampai-sampai mereka harus menjalani terapi pengganti ginjal baik berupa hemodialisis ataupun transplantasi ginjal. Di Indonesia sendiri, perawatan hemodialisis anak dengan gangguan ginjal baru terdapat di RSCM, Jakarta. Sepanjang tahun 2007 sampai 2009 sebanyak 150 pasien anak mengalami gangguan ginjal kronik yang mengharuskan mereka menjalani hemodialisis.

Penyebab Gangguan Ginjal Anak

Lantas, apa sajakah penyebab gangguan ginjal anak? Secara anatomi, penyebab gangguan ginjal dapat terjadi ketika darah sebelum masuk ke ginjal (fase pra-renal), saat darah diproses dalam ginjal (fase renal) dan saat urin akan dikeluarkan dari ginjal (fase pasca-renal). Ketiganya menyebabkan gangguan proses penyaringan darah menjadi urin yang dikerjakan ginjal.


Anatomi Ginjal
Dehidrasi dan infeksi menjadi penyebab gangguan pra-renal yang sering terjadi. Sedangkan, glomerulonefritis (peradangan pembuluh nefron), kelainan pada pembuluh darah ginjal serta kerusakan pada struktur ginjal termasuk dalam penyebab masalah pada fase renal. Kelainan bawaan lahir pada saluran kemih dan adanya sumbatan pada saluran kemih merupakan penyebab gangguan ginjal fase pasca renal.

Kedua ginjal menyaring sebanyak 120-150 liter darah selama 24 jam dan menghasilkan sekitar 1-1.5 liter urin per hari. Lalu, bagaimana kita tahu tanda adanya masalah penyaringan sebanyak 180 liter darah ini? Tanda awal adanya gangguan ginjal yang masih ringan memang belum begitu terlihat. Biasanya jika dilakukan pemeriksaan laboratorium akan ditemukan peningkatan jumlah sel darah putih dan protein pada urin serta adanya darah pada urin. Sedangkan secara fisik akan timbul penurunan produksi urin (BAK sedikit), bengkak pada kedua kaki, anemia, demam, sesak nafas, serta adanya kelainan tulang dan pertumbuhan.

Mendengar uraian ini membuat hati saya diliputi awan mendung. Tak terbayang bagaimana tubuh-tubuh kecil itu merasakan sakit sambil bolak-balik ke rumah sakit untuk melakukan berbagai pemeriksaan. Tak cukup sampai di situ, mereka pun harus menghadapi hari bersama mesin hemodialisis dua kali seminggu.

Oleh sebab itu, tak heran gangguan ginjal pada anak akan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan si anak. Selain itu, masalah kesehatan lainnya pun dapat muncul seperti anemia, hipertensi serta gangguan hormon dan elektrolit. Ketika seorang anak sakit, maka kedua orangtuanya pun terkena dampak dari penyakit tersebut. Kecemasan terhadap proses pengobatan dan kondisi finansial keluarga seringkali menghinggapi para orang tua yang memiliki anak dengan gangguan ginjal.

Pada kesempatan ini saya juga bertemu dengan keluarga penyintas (survivor) gangguan ginjal, yang memiliki seorang putri bernama Viara Hikmatunnisa. Keluarga Viara berasal dari Situbondo. Ketika didiagnosis mengalami gagal ginjal dan harus melakukan hemodialisis, keluarga ini jauh-jauh pergi ke sebuah RS di Surabaya. Beberapa kali proses hemodialisis ternyata mesinnya memang kurang cocok untuk anak-anak. Sang Ayah pun mencari tahu lagi tempat hemodialisis khusus pasien anak hingga akhirnya keluarga ini menyambangi ibukota menuju fasilitas rujukan utama nasional di RSCM.

Viara dan keluarga

Kondisi Viara berangsur membaik selama proses perawatan di RSCM. Ia pun tetap memiliki semangat yang begitu tinggi untuk sehat. Viara bahkan berani memulai bisnis online-nya walau kondisinya memerlukan hemodialisis.

Viara sedang hemodialisis sambil menggambar

Mendengar langsung kondisi Viara dari cerita Ayahnya sudah cukup membuat saya cemas. Masalahnya gangguan ginjal anak bisa menyerang siapapun yang berisiko. Walaupun tidak selalu dapat dicegah, kita masih bisa mengupayakan beberapa hal untuk menurunkan risiko terjadinya gangguan ginjal pada anak-anak kita. Beberapa hal ini dapat kita upayakan untuk mencegahnya:

1. Cegah dehidrasi pada anak, terutama saat diare atau muntah.
2. Hindari risiko penularan infeksi, termasuk saat kehamilan
3. Orang tua dapat melakukan konseling genetik untuk mencegah penyakit ginjal keturunan
4. Deteksi dini hipertensi dan diabetes pada anak

Kurangi Risiko Penyakit ginjal sumber: P2ptmkemenkes

Adapun bagi anak-anak yang sudah didiagnosis mengalami gangguan ginjal, pencegahan dilakukan untuk menghindari komplikasi dari proses penyakit ginjal yang telah dialami. Hal ini patutnya menjadikan para orang tua untuk lebih waspada terhadap kondisi anak. Terlebih anak balita yang agak sulit diajak minum air putih. Kebutuhan cairan anak di atas 1 tahun adalah sekitar 80-90cc/ Kg BB, misalnya berat anak 3 tahun 14 kg maka kebutuhan cairan adalah sekitar 1210-1260 cc per hari.

Kementerian Kesehatan RI juga semakin giat mengadakan rangkaian kegiatan promotif dan preventif. Kegiatan ini meliputi sosialisasi informasi tentang gangguan ginjal pada anak; serta pencanangan Gerakan Ayo Minum Air (AMIR). Mengingat kita juga tinggal di negara tropis yang selalu bertemu matahari sepanjang tahun dengan melaksanakan Gerakan Ayo Minum Air kita dapat mencegah risiko gangguan ginjal.

AMIR Ayo Minum Air

“Peningkatan gaya hidup sehat juga perlu dilakukan untuk siapapun baik dewasa maupun anak. Bagi mereka yang sehat Kemenkes mengajak untuk berperilaku CERDIK, sedangkan bagi yang sudah terkena penyakit tidak menular untuk berperilaku PATUH.” terang dokter Cut Putri Arianie, MH.Kes, selaku direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2PTM) yang juga menutup diskusi siang itu.

CERDIK PATUH

Sebagai orang tua, saya yakin kita selalu menginginkan yang terbaik bagi anak-anak kita. Ketika mereka sakit kadang kita ingin sakitnya itu diberikan pada orang tuanya saja. Pengalaman Viara dan keluarganya ini memberikan pandangan baru bagi saya, bahwa kondisi sakit tidak boleh membuat kita putus asa. Terima kasih Viara dan keluarga.
Narasumber

Blogger with Viara






Referensi:
1. Hall JE. Bab 26. The urinary system: functional anatomy and urine formation by the kidneys. Dalam: Hall JE. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. Edisi ke-13. PA: Elsevier; 2016.

2. CDC. Chronic kidney disease surveillance system: almost 10.000 chldren and adolescents in United States are living with end-stage renal disease [internet] 2017 Jul. Available from: https://nccd.cdc.gov/ckd/AreYouAware.aspx?emailDate=July_2017.

Gambar:
1. Anatomi Ginjal dari Hall JE. Bab 26. The urinary system: functional anatomy and urine formation by the kidneys. Dalam: Hall JE. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. Edisi ke-13. PA: Elsevier; 2016.

2. Mesin Dialisis dari  https://www.freseniusmedicalcare.com/en/media/news/details/detail/News/fresenius-medical-care-launches-6008-caresystem-a-new-hemodialysis-therapy-system-enabling-better-care-for-chronic-patients/


26 comments on "Mengenal Lebih Dekat Gangguan Ginjal Anak"
  1. Gangguan ginjal ini gak kenal usia ya mba. Bahkan anak-anak pun bisa kena. Duhh, harus lebih telaten lagi nih jaga kesehatan. Dan tentunya harus banyak minum air putih :)

    ReplyDelete
  2. Wah... ternyata ginjal bisa ngenai anak juga ya Mbak. Kirain cuma yang sepuh aja tu yang bisa kena. Harua ketat ini ngejaga anak.

    ReplyDelete
  3. Makasih sharingnya mba,kasian masih kecl suda gagal ginjal

    ReplyDelete
  4. Duh gak kebayang deh kalau masih anak-anak harus terkena gangguan ginjal.
    Makanya ku cerewet ma anak-anak supaya bekal minum yang cukup saat ke sekolah. Supaya nggak dehidrasi.

    ReplyDelete
  5. Papah saya beberapa kali operasi ginjal. Kebayang bagaimana rasanya kalau sejak kecil udha kena sakit ginjal. Semoga angka penderita sakit ginjal di Indonesia semakin kecil

    ReplyDelete
  6. Ya Allah ngga tega bayangin anak-anak kena penyakit berat begini. Peringatan buatku supaya lebih aware menjaga kesehatan organ2 dalam anak2ku. Thx ya mba :)

    ReplyDelete
  7. Viara semoga lekas sembuh ya. Sedih aku kalau lihat ada anak kecil yang sakit seperti Viara. Makasih sudah sosialisasi tentang gangguan ginjal ya mba. MOga kita sehat selalu

    ReplyDelete
  8. Mesti aware juga dengan minuman yang diminum anak ya..kadang jajanan minuman bewarna itu mengkhawatirkan juga.

    ReplyDelete
  9. Hua.. Bener banget masalah ginjal ini udah aware banget. Kadang suka miris sm anak2 yg dibiarin minum minuman sembarangan, padahal itu minuman jelek banget efeknya. Huhu.

    ReplyDelete
  10. Ngeri ya mba, ginjal juga dapat menyerang anak2. Harus lebih perhatikan pola makan anak.

    ReplyDelete
  11. Semoga kita bisa selalu menjaga nikmat sehat yang diberikan oleh Allah. Dan bagi mereka yang sedang jatuh sakit dkberikan kesabaran olehNy

    ReplyDelete
  12. Viara gambarnya bagus banget itu, pengen peluk jadinya. Penyakit itu gak kenal usia ya mbak, ternyata anak-anak pun juga bisa mengalami gangguan pada ginjal. Mesti ekstra hati-hati sekarang ini ya.

    ReplyDelete
  13. Semoga Viara lekas sembuh, begitupun anak lain yg mengalami kasus serupa.semoga dengan edukasi ini banyak ibu kadi lebih aware terhadap ginjal anak

    ReplyDelete
  14. Setuju banget sama AMIR.
    Gerakan Minum Air.

    Karena aku sering banget lupa kalau belum minum.
    Alasannya siih simple, males bolak-balik kamar mandi.

    Hiiks~

    ReplyDelete
  15. Duh kasian bgt kalau anak kecil udah kena gangguan ginjal. Itu sakit bgt lho. Hiks ��

    ReplyDelete
  16. Semoga viara cepat sembuh dan selalu semangat menjalani hidup nya. Amin. Ayo banyak banyak minum air putih

    ReplyDelete
  17. Masya Allah. Semoga Viara dan keluarganya selalu sabar. Sedih membacanya tapi salut luar biasa dengan perjuangan Viara dan keluarganya. Mereka orang2 luar biasa.

    ReplyDelete
  18. Duh sedih bacanya, harus banyak minum air putih ya..semoga Dek Viara sehat dan bahagia selalu aamiin

    ReplyDelete
  19. Sedih banget kalau ada anak kecil udah kena penyakit ginjal :(
    Ini bener2 peringatak buat ortu supaya memperhatikan asupan cairan buat anak2 ya mbak TFS

    ReplyDelete
  20. Suatu peringatan bagi kita para orang tua untuk memperhatikan asupan air dalam tubuh anak ya sejak dini. Kadang anak2 tuh suka malas kalau diminta untuk minum air putih banyak2. Semoga dengan informasi ini jadi makin aware untuk terus mengingatkan anak2 kita agar tetap aktif dan tidak mengalami dehidrasi.

    ReplyDelete
  21. Kukira sakit ginjal cuma nyerang dewasa, ternyata anak2 bisa kena juga. Emang mesti minum air putih yang cukup nih, ga boleh kurang sedikitpun

    ReplyDelete
  22. Aku kalau ngomongin ginjal jadi parno sendiri, ginjalku pernah bocor.

    ReplyDelete
  23. Saya pernah punya tetangga penderita gangguan ginjal. Beliau harus cuci darah sampai akhir hayatnya. Pas njenguk, jadi banyak dapet pengetahuan baru. Gimana penyebab awalnya dan gimana cara menjaga kesehatan agar jangan sampai terkena penyakit yang serupa :(
    Semoga kita bisa menjaga tubuh kita dengan baik ya Mba, dan diberikan kesehatan terus sama Allah. Aamiin :)

    ReplyDelete
  24. yg saya tahu gangguan ginjal biasanya menyerang orang dewasa, baru tau anak2 pun bisa terkena gangguan ginjal :( tipsnya saya noted nih, jaga2 buat kesehatan anak

    ReplyDelete
  25. Jadi inget kalau pola minumku masih belum bener nih. By the way aku tau fungsi ginjal yang nomor 3-5 lho. Jadi ginjal juga berperan dalam pembentukan darah, ya? Makasih sharingnya, Mak

    ReplyDelete
  26. Selama ini taunya penyakit ginjal hanya menyerang orang dewasa, ternyata bisa menyerang anak-anak juga ya. Sebagai pengingat bahwa saya harus berhati-hati.

    ReplyDelete

Hi! Thanks for reading! Please give your comment here..

Mohon maaf link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya