"sebuah Refleksi dari proses pembelajaran"

19:01
Jurnal Refleksi
Shiva Devy, 0706271185


Pengalaman saya semakin kaya setelah mengikuti mata ajar keperawatan jiwa II ini. Berbagai pengalaman baru saya rasakan melalui kunjungan yang dilakukan, mulai dari kelurahan Balumbang di Bogor, IPK Napza RSMM dan Lapas anak pria Tangerang. Saya merasa sangat senang dapat merasakan dan melihat berbagai pengalaman nyata orang lain secara langsung. Meskipun, emang gak bisa dipungkiri bahwa semua kunjungan alias jalan-jalan ini tidaklah gratis, tetep aja menghabiskan uang lebih besar dari kebutuhan biasa selama di kampus (hehe…).

Saat ke Bogor naik kereta bersama-sama, udah bener-bener serasa jadi bocah petualang aja dah. Sama juga halnya waktu ke Lapas, naik bikun rame-rame, ditambah juga kebingungan nyari-nyari jalanan sampai hampir kesasar. Di lapas anak, saya berinteraksi dengan seorang anak pelaku pencurian motor (curanmor). Hal ini tentu membuat saya berempati dengan anak itu sebab setelah anak itu masuk lapas meskipun masih dalam proses putusan ia masih memiliki harapan besar untuk hidupnya setelah keluar dari lapas.

Anak-anak lapas lainnya pun suka melakukan kegiatan yang dapat melatih kreativitas mereka seperti melukis, menggambar, membuat kerajinan tangan dan yang saya gak menyangka yaitu, mereka pun punya grup band. Dalam grup band itu mereka bermain gitar, bass, drum dan bernyanyi. Saya benar-benar merasakan betapa hal-hal yang mereka lakukan dapat membuat mereka lebih nyaman selama di lapas. Mereka juga enggak malu-malu buat menampilkan band-nya. Kami dihibur juga dengan nyanyian-nyanyian yang sebenernya sih, saya juga enggak ngerti itu lagu apa (karena emang gak pernah denger di tv). Biarpun begitu, kita semua ngerasain seneng bareng-bareng dan menggila bersama dengan teriakan-teriakan, sorak-sorai dan tepuk tangan meriah hahaha.. bener-bener seru deh di lapas anak ini. Tentulah ini semua cukup membuat saya kaget karena hal-hal yang saya temukan di sini benar-benar berbeda dengan bayangan saya selama ini. Pikiran saya menjadi semakin terbuka, setelah melihat hasil karya anak-anak lapas ini. Mereka juga orang-orang yang berharga bagi kemajuan bangsa ini. Oleh karena itu, mereka harus selalu mendapat bimbingan dari orang yang peduli dan selalu mendukung mereka.

Saat melihat mereka berkumpul bersama saya merasakan sedikit kesedihan karena menurut saya mereka pastilah berada di lapas karena melakukan sebuah kesalahan yaitu, melanggar hukum Negara. Suatu hal yang mungkin mereka lakukan tanpa mengetahui akibatnya, tanpa memahami baik atau burukkah yang mereka lakukan. Di sini saya merasakan betul bagaimana besarnya peran dan pengaruh orang tua terhadap anaknya. Jika orang tua selalu memperhatikan anaknya dan memberikan bimbingan pada anaknya maka anak-anak tentu akan menjadi anak yang tetap pada aturan, mereka akan paham hal mana yang baik dan buruk. Akan tetapi, saya tidak menyalahkan orang tua yang kurang baik dalam mendidik anak. Biarlah hal yang sudah terjadi gak perlu disesali, yang terpenting adalah mengubah yang buruk menjadi lebih baik.

Kalau yang saya pelajari di kuliah bahwa kita perlu memberikan hiburan bagi diri kita sendiri baik itu buat menghilangkan stress atau apapun yang membuat kita capek fisik maupun jiwa. Ya, memang itu perlu dilakukan karena itu kan juga merupakan kebutuhan dasar kita sebagai manusia. Kalau enggak begitu, bisa-bisa jadi sakit manusia itu. Selain itu, melalui pengalaman yang saya alami sendiri dapat mengasah rasa peduli saya terhadap orang lain. Banyak manusia yang kurang memahami bagaimana kehidupan orang lain, pengalaman orang lain dan hubungan kita dengan orang lain dapat memperkaya batin kita untuk makin sadar bahwa manusia hidup tidaklah sendiri di dunia ini. Manusia akan selalu membutuhkan orang lain. Hal inilah yang menguatkan bahwa manusia merupakan makhluk sosial. Mungkin ada waktu tertentu kita perlu menyendiri agar bisa mengevaluasi hidup yang kita jalani. Semua aspek dalam satu individu baik biologis, psikologis, sosiologi dan spiritual menjadi hal penting untuk diperhatikan agar hidup manusia itu dapat sejahtera.

Selama melakukan berbagai praktik di lapangan, dengan jujur banget saya mengakui banyak mendapatkan hal-hal positif yang semakin membangun wawasan dan konsep diri saya sebagai mahasiswa keperawatan. Saya melihat betapa banyak orang di luar sana yang membutuhkan berbagai intervensi untuk membuat dirinya tetap sehat. Saya juga semakin bersemangat untuk belajar dengan baik agar saya bisa melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi orang lain setelah saya menjadi perawat nantinya. Saya merasa percaya bahwa berbagai pengetahuan, ilmu dan keterampilan yang saya pelajari selama perkuliahan ini akan membawa manfaat bagi orang-orang di sekitar saya. Oleh karena itu, saya harus selalu memotivasi diri untuk mengembangkan potensi diri agar dapat memberikan kontribusi terbaik saya pada masyarakat.

Adapun harapan saya bahwa profesi perawat di Indonesia akan bernilai mulia di mata masyarakat. Hal ini karena profesi perawat merupakan profesi yang paling memahami bagaimana menghadapi manusia dengan berbagai keunikannya. Perawat mengetahui bagaimana cara berinteraksi dengan baik dan selalu mengutamakan kebutuhan kliennya. Semakin besar ladang yang dimiliki perawat hanya saja tinggal bagaimana perawat dapat memanfaatkannya dengan maksimal. Hal ini dimulai dari saya dan semua teman-teman mahasiswa keperawatan yang harus tetap teguh memegang idealisme saat nantinya menjadi perawat yang sesungguhnya. Bahkan jika perlu perawat bisa jadi pemimpin-pemimpin besar di pemerintahan yang memiliki kemampuan mengatur agar dapat memberikan pelayanan terbaik sesuai prosedur yang dipelajari.

Semangaaat Perawaaat!!

I'M proud to be a nurse
Be First to Post Comment !
Post a Comment

Hi! Thanks for reading! Please give your comment here..

Mohon maaf link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya