Orang tua Bijak Ajak Anak Cerdas Menggunakan Media Sosial

23:54
“Eh, kamu sudah follow selebgram ini?” tanya remaja perempuan berbalut seragam putih biru pada teman disebelahnya.
“Siapa itu? Wah, kayaknya belum deh” jawab temannya yang juga berpakaian senada.
Follow dong, bagus-bagus deh isi IG-nya”
“Oh, coba kulihat, wah iya.. jalan-jalan ke luar negeri ya, enak banget” ujarnya sambil menyentuh layar following selebgram itu.



Percakapan demikian berlatar di sekolah memang sudah tidak asing lagi di kalangan siswa-siswi remaja berseragam putih merah, putih biru atau abu-abu. Gegap gempita revolusi industri digital begitu mewabah ke semua kalangan hampir tanpa batas usia. Mulai dari  mahasiswa, pekerja serta orang tua bahkan balita yang sudah lancar bicara saja begitu fasih mengucapkan Youtube pada ibunya.

Saat ini internet sudah menjadi kebutuhan sehari-hari setiap individu. Kebutuhan akan berkomunikasi dengan cepat sudah difasilitasi oleh media sosial. Menurut Ellison (2007), bahwa sebagian besar situs media sosial dapat membantu orang-orang untuk dapat berkomunikasi, mengenal dan dapat terhubung dengan orang lain berdasarkan ketertarikan yang sama. Beberapa orang juga senang berbagi mengenai aktivitas dirinya dan keluarganya di media sosial. Oleh sebab itu, tidak jarang kita temukan foto atau video wisata keluarga, anak remaja berswafoto (selfie) dengan temannya serta informasi lain yang bersifat personal.

Merebaknya penggunaan media sosial yang hampir tak terbatas usia ini membuat keberadaannya bagai pedang bermata dua, khususnya bagi anak-anak. Media sosial yang biasa digunakan anak diantaranya, Facebook, Youtube, Instagram dan Line. Berdasarkan riset PUSKAKOM FISIP UI tahun 2017, anak dan remaja memilih media sosial tersebut karena teman-teman sekitar pun memakainya, fitur dalam media sosial lengkap seperti berkomentar, berbagi informasi (foto, video) dan berkomunikasi (chatting) serta media sosial mudah digunakan dalam aplikasi smartphone (telepon pintar).

Presentase Media Sosial yang diakses. sumber: hootsuite


Pengguna Internet Indonesia.  sumber: hootsuite


Dalam survei penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) tahun 2017 yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dengan responden sebanyak 9.419 Rumah Tangga dan individu dari 34 provinsi ditemukan bahwa lebih dari setengah masyarakat Indonesia sudah memiliki telepon pintar atau smartphone. Adapun kepemilikan telepon pintar ini akan memudahkan akses terhubung dalam internet sehingga lebih mudah pula akses menuju media sosial. Hasil riset we are social bersama hootsuite menunjukkan bahwa dari 132.7 juta pengguna internet di Indonesia, sebanyak 130 juta-nya adalah pengguna sosial media dengan dominan mengakses internet dari telepon pintar.

Akses internet Indonesia. sumber: hootsuite


Pengguna media sosial. sumber: survei Kominfo 2017
Hasil ini tentunya bukan hal yang mengagetkan bagi kita, mengingat setiap harinya dimanapun kita berada semua orang memiliki smartphone pribadi yang selalu digunakan setiap harinya. Kemudahan berkomunikasi ini juga yang menjadi motivasi orang tua memberikan anak-anaknya telepon pintar. Inilah yang akhirnya menjadi pintu masuk bagi anak ke dalam media sosial. Meskipun Facebook, Instagram, Youtube dan media sosial lainnya sudah membuat aturan minimal 13 tahun bagi pengguna, faktanya masih dapat kita temukan pengguna media sosial berusia kurang dari 13 tahun. Peraturan ini seolah diacuhkan. Ini menunjukkan pentingnya literasi digital bagi anak maupun orang tua dan guru di sekolah.

Dalam penelitian Candra (2013) ditemukan hasil interaksi anak-anak dalam usia 3 hingga 12 tahun dengan internet secara umum dimediasi oleh orang-orang disekitarnya. Orang-orang yang memiliki peran memperkenalkan internet untuk pertama kalinya pada anak-anak, antara lain: orangtuanya (45%), anggota keluarga lain selain orangtua seperti kakak, sepupu atau paman, dan bibi (29%), guru (11%), dan teman (2%). Anak-anak yang menyatakan belajar sendiri secara autodidak sebanyak 10%. Penelitian ini semakin menegaskan bahwa pengaruh orang tua terhadap anak dalam menggunakan media sosial begitu besar.

Anak-anak yang menggunakan media sosial secara bebas dikhawatirkan akan terkena dampak negatif dari penggunaan media sosial tersebut. Faktanya, beberapa kasus penculikan anak perempuan usia belasan di Gorontalo dan Batang diawali dengan pertemanan dengan orang asing di media sosial Facebook. Pelaku berpura-pura menjadi teman korban dengan identitas palsu. Lalu, sering berkomunikasi lewat fitur pesan instan dan akhirnya mengaku jatuh hati pada korban. Pelaku pun merayu korban untuk menjadi teman perempuannya lalu mengajak bertemu.



Hal inilah yang menjadikan keamanan dalam menggunakan media sosial bagi anak perlu diperhatikan orang tua. Mengingat dalam anak merupakan tanggung jawab orang tua dan disinilah pentingnya ada diskusi antara anak dan orang tua mengenai hal positif dan negatif dari penggunaan media sosial. Ini sejalan dengan riset dari Leung dan Lee (2011) yang mengungkapkan bahwa anak atau remaja yang mengakses internet mempunyai beberapa potensi risiko karena mereka bertemu dengan orang yang mungkin bisa membahayakan dirinya, terpapar dengan konten penyimpangan sosial, terhubung dengan pedophilia, terpapar dengan konten pornografi/kekerasan/kebencian, tereksploitasi secara komersial, terganggu privasinya, dan terhubung dengan orang yang tidak dikehendaki.

Sebagai orang tua pastinya kita tidak ingin anak mengalami hal-hal buruk selama berkomunikasi lewat sosial media. Bukankah cukup kasus Bowo Tiktok yang dipenuhi dengan perundungan (bullying) dari warganet se-Indonesia menjadi pelajaran bagi kita semua? Seorang remaja menjadi terkenal lalu dirundung oleh seluruh warganet di sosial media sampai-sampai sang ibu harus merelakan keluar dari pekerjaannya karena tak sanggup menahan perundungan terhadap anaknya. Dampak negatif ini tentu tidak diharapkan oleh orang tua namun ketika anak sudah mengenal media sosial maka ia akan berisiko mengalami hal negatif.

Orang tua sebagai pelindung anak, bertanggung jawab untuk mengawasi penggunaan sosial media bagi anak. Oleh sebab itulah, diperlukan pengasuhan yang berkualitas, berwawasan, keterampilan dan pemahaman yang komprehensif dalam pemenuhan hak dan perlindungan anak. Sebagaimana pesan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Yohana Yembise dalam rangka Hari Anak Nasional bulan Juli lalu bahwa Keluarga mempunyai peran untuk melindungi anak dengan memberikan pola asuh yang sesuai dengan prinsip yang digunakan dalam pembangunan Anak Indonesia, yang mengacu pada KHA (Konvensi Hak Anak). Hak-hak tersebut diantaranya, Non Diskriminasi; Kepentingan Terbaik bagi Anak; Hak Hidup, Kelangsungan Hidup, dan Perkembangan; dan Menghargai Pandangan Anak. Pesan lengkapnya dapat dibaca di sini Peringati Hari Anak Nasional, ini pesan Ibu Menteri PPPA.

Di era yang serba digital ini semua dapat diperoleh cukup dengan satu sentuhan jari. Internet dengan kecanggihannya mampu membuat kita tidak perlu pergi jauh untuk berbelanja, mudah berkomunikasi dengan keluarga dan kerabat yang jauh sekalipun berbeda benua sampai mendapatkan informasi terbaru. Berbagai kemudahan ini hendaknya tidak menjadikan kita lalai sebagai orang tua yang tetap perlu menemani anak-anak kita belajar tentang kehidupan di era digital. Oleh sebab itu, diperlukan keterlibatan seluruh anggota keluarga baik Ayah, Ibu, Kakek, Nenek serta Om dan Tante dalam mengawal anak-anak menggunakan media sosial.

Kerjasama ini sangat penting, mengingat konsistensi dalam mendidik perlu diterapkan agar anak memiliki pendirian yang kuat. Ketika ada aturan dari orang tua, maka dari anggota keluarga yang lain pun aturan yang sama tetap berlaku. Sehingga anak tahu cara mengendalikan diri dalam menggunakan media sosial. Oleh sebab itu, penting bagi orang tua menyiapkan anak pemahaman mendasar mengenai penggunaan media sosial. Berikut ini hal-hal yang dapat dilakukan orang tua dalam mendidik anak-anak untuk cerdas bermedia sosial:
  1. Fokus pada aspek positif media sosial dengan menjelaskan dapat mengikuti teman-teman atau tokoh yang memberikan contoh yang baik.
  2. Membuat jadwal daring saat di rumah sehingga anak dapat mengendalikan dan tahu batasan mengakses media sosial.
  3. Bersama anak mencoba aktivitas lainnya seperti olahraga luar ruang atau hobi berjalan-jalan yang tidak melulu berhubungan dengan media sosial.
  4. Diskusikan dengan anak bagaimana menggunakan media sosial agar bisa berbagi informasi dan ilmu, misalnya dengan membuat tutorial atau diskusi materi belajar.



Menjadi orang tua akan selalu menghadapi tantangan dalam mendidik anak. Di era digital saat ini orang tua ditantang untuk selalu terlibat mendidik di dunia nyata dan maya. Berbagai aspek positif dan negatif dari media sosial pastinya harus didiskusikan dengan anak. Dengan begitu, anak akan memilki dasar pendirian yang baik dan bijak dalam menggunakan media sosial. Ayo jadi #sahabatKeluarga yang bijak ajak anak cerdas bermedia sosial.






What is interesting is the power and the impact of social media... So we must try to use social media in a good way. 
-Malala Yousafzai
 #sahabatKeluarga


Referensi:
Ellison, N. B., Steinfield, C., & Lampe, C. (2007). The benefits of facebook "friends: " Social capital and college students' use of online social network sites. Journal of Computer-Mediated Communication, 12(4), 1143-1168. DOI: 10.1111/j.1083-6101.2007.00367.x

Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. (2017). Survei Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Leung, Loius&  Paul S.N. Lee. (2011).The influences of information literacy, internet addiction and parenting styles on internet risks. New Media & Society Vol 14, Issue 1, pp. 117 - 136 https://doi.org/10.1177/1461444811410406

Puspita Adiyani Candra, 2009 (2013) PENGGUNAAN INTERNET PADA ANAK-ANAK Studi Deskriptif tentang Penggunaan Internet pada Anak - Anak Sekolah Usia 6-12 Tahun di Kota Surabaya. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.



Be First to Post Comment !
Post a Comment

Hi! Thanks for reading! Please give your comment here..

Mohon maaf link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya