Perempuan, Ayo Lawan Kanker Serviks!

21:18
"Laporan kejadian pagi itu membuat saya kaget setengah mati. Saya menerima laporan bahwa Ibu K pasien kanker kanker leher rahim (serviks) stadium empat telah meninggal dunia. Padahal dua hari sebelumnya, saya memberikan terapi pada Ibu K. Kondisinya masih stabil, bisa saya ajak bercanda walau Ibu K hanya membalasnya dengan senyuman."
Itu adalah sepenggal cerita dari pengalaman seorang teman saya yang bekerja sebagai perawat di sebuah rumah sakit. Teman saya juga mengatakan, pasien kanker serviks yang dirawat di rumah sakit memang kebanyakan kondisinya sudah parah. Kondisi parah ini dalam istilah medis disebut kondisi terminal yang bermakna tidak ada harapan bagi penderita untuk sembuh. 

Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar 2013, Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI ternyata penyakit kanker serviks dan payudara merupakan penyakit kanker dengan jumlah kasus tertinggi di Indonesia pada tahun 2013, yaitu kanker serviks sebesar 0,8‰ dan kanker payudara sebesar 0,5‰.1

Angka ini bermakna terdapat delapan orang menderita kanker serviks dari sepuluhribu orang penduduk.



Selama tahun 2010-2013, kanker payudara, kanker serviks dan kanker paru merupakan tiga penyakit terbanyak di RS Kanker Dharmais, dan jumlah kasus baru serta jumlah kematian akibat kanker tersebut terus meningkat.

Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), tingginya angka kematian akibat kanker serviks ini dapat diturunkan dengan melakukan pencegahan, diagnosis dini, serta program skrining dan perawatan yang efektif.3

Apa itu Kanker Serviks?

Kanker serviks merupakan keganasan yang berada di serviks atau leher rahim. Posisinya terdapat pada sepertiga bagian bawah rahim.4
Kanker serviks diawali dengan adanya perubahan pada sel normal menjadi lesi prakanker. Perubahan lesi prakanker menjadi kanker ini biasanya membutuhkan waku yang lama hingga tetapi pada sebagian orang bisa terjadi dalam kurun waktu kurang dari setahun.

Sumber: Mayo Clinic website

Deteksi Dini Kanker Serviks

Deteksi lesi pra kanker terdiri dari berbagai metode, diantaranya :
  1. Papsmear (konvensional atau liquid-base cytology/LBC)Papsmear merupakan metode deteksi kanker serviks yang sederhana. Pemeriksaannya pun kurang dari sepuluh menit. Caranya dengan menyapu cairan dari selaput serviks. Lalu, cairan inilah yang diperiksa di laboratorium.

Tips agar hasil Papsmear lebih akurat

  • Jadwalkan waktu 5 hari setelah menstruasi selesai.
  • Tidak menggunakan tampon, krim vagina atau obat melalui vagina 2-3 hari sebelum Papsmear.
  • Tidak melakukan cuci vagina (vaginal douche) 2-3 hari sebelum Papsmear.
  • Tidak melakukan hubungan seksual 2 hari sebelum Papsmear

  1. Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)
    ini lebih sederhana dan mudah dilakukan daripada Papsmear. Serviks dipulas dengan asam asetat 3-5%, selama 1 menit. Pemberian ini tidak menyakitkan dan hasilnya pun langsung diperoleh saat itu juga. Pemeriksaan IVA memang lebih murah sebab tidak membutuhkan alat khusus di laboratorium.
    Hasil positif pada lesi prakanker terlihat warna bercak putih yang disebut Aceto White Epitelium. Jika hasil IVA positif maka diperlukan biopsi (pengambilan contoh jaringan) sebagai pemeriksaan lanjutan
  2. Inspeksi Visual Lugoliodin (VILI)
    Tes ini mirip dengan IVA hanya saja larutan yang dipulaskan adalah Lugo Yodium. Di Indonesia sendiri tes VILI jarang dilakukan di layanan kesehatan.
  3. Test DNA HPV (genotyping/hybrid capture)
    Faktor risiko dari berkembangnya kanker serviks adalah infeksi HPV (Human Papilloma Virus). Tes DNA HPV berarti mendeteksi adanya DNA virus HPV pada sel serviks.
    American Cancer Society merekomendasikan pemeriksaan ini untuk wanita berusia di atas 30 tahun. Sedangkan, bagi wanita di bawah 30 tahun belum perlu memeriksakan DNA HPV sebab wanita pada rentang usia tersebut dan aktif secara seksual kadang terinfeksi HPV dan sembuh dengan sendirinya.
    Pemeriksaan DNA HPV dapat dilakukan pada waktu yang bersamaan dengan Papsmear.

Saya pernah mendengar beberapa wanita mengatakan takut melakukan pemeriksaan Papsmear. Para wanita ini merasa takut jika ketahuan memiliki penyakit. Wah, ini merupakan kesalahpahaman yang terjadi di masyarakat awam. Pemeriksaan awal bertujuan agar penyakit diketahui sedini mungkin dan menghindari keterlambatan penanganan.
Deteksi dini kanker serviks dilakukan bagi wanita yang sudah menikah atau belum menikah tetapi aktif secara seksual. Jadi, seorang wanita yang usianya kurang dari 20 tahun dan belum menikah masuk kategori deteksi bila ia aktif secara seksual. Terlebih lagi rentang usia 30-50 tahun, kelompok usia ini wajib melakukan deteksi dini.
Dulu saya bingung mencari tempat pemeriksaan Papsmear yang nyaman. Namanya juga wanita ya inginnya pasti yang nyaman apalagi terkait bagian dalam. Nah, sekarang tidak perlu pusing lagi mencari tempat yang enak karena ada layanan khusus wanita dari Prodia yaitu, Prodia Women's Health Center (PWHC). PWHC merupakan klinik layanan kesehatan khusus perempuan berbasis Women-Wellness yang pertama di Indonesia.
Saya sebagai wanita merasa beruntung dengan keberadaan PWHC. Totalitas pelayanan Prodia melalui PWHC terlihat dari lengkapnya pemeriksaan khusus wanita seperti Advanced Ultrasonography, Histeroskopi dan Kolposkopi. Semua pemeriksaan ini dilakukan oleh tim dokter ahli obstetri ginekologi.

Jadi, kaum wanita tidak perlu khawatir mengenai kesehatannya sebab Prodia Women's Health Center (PWHC) telah hadir di jalan Wolter Mongisidi No. 77, Jakarta Selatan atau dapat juga mengunjungi websitenya. Mulai hari ini hilangkan kekhawatiranmu wahai perempuan dan jadilah lebih sehat dengan berani deteksi dini kanker serviks.
Jika kita melakukan deteksi dini maka kita sudah melakukan perlawanan terhadap kanker serviks. Jadi, para perempuan, penyakit tidak perlu ditakuti justru harus dilawan dengan mencegahnya sebelum datang.

The power of community to create health is far greater than any physician, clinic or hospital.

-Mark Hyman

Referensi:  
  1. Data Riset Kesehatan Dasar 2013, Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI dan Data Penduduk Sasaran, Pusdatin Kementerian Kesehatan RI. Diakses 29 September 2017 dari http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-kanker.pdf 
  2. Instalasi Deteksi Dini dan Promosi Kesehatan RS Kanker Dharmais, 2010-2013. Diakses 29 September 2017 dari http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-kanker.pdf 
  3. WHO Programm on Cancer diakses 29 September 2017 dari http://www.who.int/cancer/prevention/diagnosis-screening/cervical-cancer/en/ 
  4. Panduan Penatalaksanaan Kanker Serviks, Kementerian Kesehatan RI diakses 29 September 2017 dari http://kanker.kemkes.go.id/guidelines/PPKServiks.pdf
Be First to Post Comment !
Post a Comment

Hi! Thanks for reading! Please give your comment here..

Mohon maaf link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya