Lika-Liku Menyusui (2)

21:44

Sesuai janji, maka saya akan melanjutkan kisah dibalik relaktasi selama ASI eksklusif Kristal. Mantap banget, terhitung sejak diagnosis tidak menyedot hindmilk di usia dua bulan lebih maka di situ pula perjuangan saya dimulai. Sampai kapan? Sampai terkejar berat badan normal sesuai usia selama ASI eksklusif. 





Jujur ini adalah sebuah pengalaman yang sangat amat menguji mental. Gimana enggak, sejak awal niat ASIx enggak pernah terbayang bakal tersandung kasus seperti ini udah gitu saya juga kan bukan ibu bekerja yang sudah siap dengan peralatan tempur ASI perah. Botol kaca, pompa ASI dan alat-alat lainnya dadakan disiapkan. Saya pun dadakan belajar cara memerah ASI dengan teknik Marmet (perah manual pakai tangan sendiri) yang hhmmm... gak bohong deh pegelnya jemari ini ibu-ibu haha...




Sempet terpikir beli pompa ASI aja deh ya, tapi gimana juga kalau enggak cocok? Dilema lagi, sampai saya menemukan tempat penyewaan pompa ASI yang tanpa pakai uang jaminan wkwkw rejeki emang sih. 


Memerah ASI ketika anak tertidur atau sedang tidak menyusu saya lakukan lebih dari enam kali sehari di luar waktu menyusui langsung yang suka-suka atau sebutuhnya anak serta sesering mungkin (kalau pas anak pilek). Enggak usah dibayangin bu, saat itu rasanya saya mau nangis kalau melihat tetes demi tetes ASI perah yang kok rasanya enggak bertambah, kok kayaknya seret amat. Sedih, ngumpulin awal-awal pake marmet sepuluh menit dapet cuma 3 cc kali ya, boro-boro ada 10 cc apalagi full satu strip botol kaca. 


Pompa ASI yang pertama saya coba itu Unimom Mezzo Manual Breast Pump. Saya sampai bingung ini salah pompanya atau salah saya yang sudah mompa lebih dari 30 menit tapi cuma penuh menutup dasar botol. Pompa manual pun kekurangannya bisa bikin pegel juga ternyata, wkwkw.. Ujung-ujungnya saya mesti balik lagi marmet juga buat menghabiskan sisa ASI yang belum terperah.

Unimom Mezzo


Pompa berikutnya saya direkomendasikan teman yang juga pakai yaitu, Medela Harmony Manual. Pompa manual dari Medela ini lebih ringan saat diengkol dan hasilnya lumayan ada peningkatan sedikit meski tetap saya penasaran setiap habis mompa dilanjutkan dengan marmet lagi, haha.



Selanjutnya, saya mencoba Unimom Allegro Electric, nah kalau ini lumayan banget naikin hasil ASI perah. Selain itu, model elektriknya yang pakai baterai hanya dengan di-charge dan suara mesinnya gak berisik, memudahkan banget. Saya suka banget sama Allegro-lah. Sekali mompa alhamdulillah bisa nambah 30 cc per 30 menit. Memang ya, teknologi ini sangat amat membantu ibu menyusui. Saya termasuk dalam #TeamPompaElektrik dong ya kalau begitu haha. Habisnya, begitu efektif dan sangat membantu meningkatkan suplai perahan bagi ibu yang ASInya pas-pasan seperti saya ini.




Pompa terakhir yang saya coba adalah Medela Swing Electric. Ini lebih mantap lagi ternyata ibu-ibu sekalian. Suara mesin enggak terlalu halus tapi daya hisap maksimal. Sehingga let-down refleks sangat cepat dan ASI pun lancar jaya terkumpul. Medela Swing ini berhasil memfasilitasi saya mengumpulkan lebih dari 50 cc sehari, alhamdulillah.

Medela Swing


Begitu ceritanya pertarungan dengan pompa ASI. Selanjutnya, apakah benar pekerjaan relaktasi ASI yang saya lakukan ini sungguh berhasil meningkatkan berat Kristal? Jawabannya adalah ya, benar bahwa dengan merelaktasi berat Kristal meningkat signifikan. Saat usia tiga bulan beratnya 4.4 kg sebelumnya hanya 3.8 kg ini menunjukkan peningkatan walau masih sedikit.

Bulan berikutnya, naik sampai satu kilogram menjadi 5.4 kg. Alhamdulillah, girang bangetlah saya rasanya. Tentu ini menjadi pemicu semangat saya dalam menjalani proses relaktasi. Genjot teruuusss JANGAN KASIH KENDOR hahahaa. Bulan berikutnya, usia lima bulan beratnya mencapai 6.1 kg dan semakin naik di bulan keenam menjadi 6.6 kg. Bayangkan, betapa berharganya nilai satu strip dari 100 gram serta sesuainya kenaikan dengan kenaikan berat badan minimal di Kartu Menuju Sehat (KMS).


Jadi, saya tidak peduli mau anak saya lebih kurus, kurang gemuk atau kalah gemuk dari anak ibu-ibu lain. Yang penting saya sudah berusaha dan itu hasilnya. Ingat betul saya, betapa bapernya dulu kalau nimbang badan anak, dibandingin berat anak laen kok ya, anak saya rasanya kecil amat. Tapi, sudahlah intinya beratnya lebih baik setiap bulan, alhamdulillah.





Rasa haru tidak terbendung lagi, saya merasa puas dan bersyukur dapat memberikan ASI eksklusif yang penuh perjuangan. Walau lelah, saya rasa cintalah yang menggerakkan saya untuk terus berusaha. Ini ya, rasanya cinta ibu ke anak, sungguh indah banget. Jikalau saya tidak kuat maka saya sudah pastikan Kristal diberikan susu formula saja. Akan tetapi, karena dukungan suami dan keluarga besar juga (setelah diedukasi, aha yang awalnya udah menyarankan kasih sufor) saya bisa memperjuangkan ASI eksklusif ini. Duh, apa banget udah kayak pidato ucapan terima kasih dah, wkwkw.


Dalam pikiran saya saat itu, saya enggak peduli mau capek ngumpulin ASIP tambahan, yang penting saya bisa memberikan apa yang dibutuhkan Kristal bayi saat itu yang saya tahu hanyalah ASI. Mengingatkan lagi salah satu ayat dalam surah di Al-Quran tentang perintah menyusui anak dalam Surat AlBaqarah ayat 233:

Artinya:
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

Menyusui bagi saya adalah kewajiban setelah menjadi ibu. Memberikan air susu ibu yang sudah terbukti secara ilmiah sangat aman dan mengandung jutaan sel darah putih untuk meningkatkan imunitas bayi. 

Masalah saya dalam menyusui bagi yang tidak mengerti (seperti orang tua, keluarga besar) pastilah sangat dirasa menyusahkan. Ini juga menjadi konflik bagi saya. Saat saya bertekad menyusui ternyata ada masalah yang pastinya akan sangat terbantu bahkan selesai oleh susu formula membuat betapa menggodanya susu formula kala itu. Akan tetapi, sungguh saya juga berdoa supaya saya mampu memberikan ASI pada Kristal sampai dua tahun. Adapun pengalaman yang kurang menyenangkan mengenai menyusui ini saya tuliskan agar menjadi pengikat masa-masa perjuangan menyusui dan mengingatkan betapa nikmat menyusui ini harus disyukuri. Tanpa izin Allah saya mungkin gagal memberikan ASI bagi Kristal.

Alhamdulillah, saya berhasil memberikan ASI eksklusif selama enam bulan disertai juga dengan adanya peningkatan berat badan yang signifikan sesuai usia anak. Jadi, dapat disimpulkan cerita relaktasi Kristal sukses membawanya pada berat badan yang ideal sesuai grafik pertumbuhan. 




Apapun yang terjadi saat menyusui pastilah membuat seorang ibu belajar banyak. Oleh sebab itu, janganlah bingung atau takut bertanya pada ahlinya (dalam hal menyusui) seperti konselor laktasi ataupun konsultan laktasi. Cari tahu masalahnya, konsultasikan dan tetap bersemangat memberikan ASI bagi orang tua yang paham ASI-lah yang terbaik. 

When a mother gives birth, her body is not only able to provide nourishment to her baby, but is also designed to be its own personal medicine cabinet. Breast milk is the best and most natural food you can give a child, and applying it sparingly on a baby's head, eye or skin will eliminate cradle cap, acne, rashes, dryness, and even eye infections.
 (Suzy Kassem) 



2 comments on "Lika-Liku Menyusui (2)"
  1. Menyusui emang perjuangan banget. Saya juga merasakannya.belum lagi ditambah omongan kanan kiri.
    Alhamdulilah sekarang byk alat bantu utk memerah asi. Bisa memudahkan ibu bekerja.

    ReplyDelete
    Replies
    1. benerr mbak, ceritan perjuangan yang unik karena tiap ibu-anak beda-beda kasusnya.. humhum, iyes banget komentar kanan kiri klo ga berfaedah mah tinggalkan saja...
      bener banget, pompa asi adalah bukti manfaat kemajuan teknologi alhamdulillah...

      Delete

Hi! Thanks for reading! Please give your comment here..

Mohon maaf link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya